00. PROLOG

539 50 4
                                    

"Ke rumah sakit buruan!" Teriak seseorang dibalik telepon. 

Pria yang tengah duduk di balkon rumah hanya diam tak merespons apapun. Diamnya semakin membuat pria di sebrang telepon murka.

"Tolong jangan egois! Falee nungguin lo disini!" Bentaknya lagi. Lagi-lagi, suara itu tak membuat dia beranjak dari duduk.  

"Gue mohon." Nada itu terdengar seperti putus asa. 

"Gue gak bisa rawat Falee," Balasnya. 

"Gue gak suruh lo rawat dia. Gue cuman minta lo disini nemenin dia!" ujar pria disebrang sana. Lagi-lagi dia yang sedang duduk di balkon hanya diam.

"Falee nggak mau pejamin mata sebelum lo ada di samping dia!" ujar sang penelpon. Suaranya bergetar menahan tangis. 

"Maksudnya?"

---

 "Maaf Faleesha. Hingga hari dimana waktumu selesai menetap di semesta, aku masih ragu untuk mengungkapkan bahwa aku mencintaimu."

-o0o-

Hai semua, Ara disini!

Makasih buat yang udah mampir di cerita ini.Jangan menyimpulkan sebuah cerita berdasarkan prolog ya!

Jangan lupa ikut PO Dear Chelsi! kira-kira bakal launching bulan Desember akhir.

  

Pelangi Terakhir Untuk FaleeshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang