Sampai kapan lo anggap perundungan hal wajar?---Fabian Jeff Gideon.
-o0o-
Aroma minyak kayu putih menyeruak masuk kedalam indra penciuman Falee. Wangi khas obat-obatan membuat kepalanya terasa pening. Matanya terasa berat untuk sekedar melihat sekitar. Hingga ia memaksa raganya bangun dari alam bawah sadar.
Wajah pertama yang dia lihat adalah sosok yang sangat ia cintai. Wajah kedua adalah sosok asing yang beberapa kali pernah dia jumpai. Sayup-sayup matanya menyapu pandang, sosok yang dia pikirkan tidak ada disini. Aksa belum kembali dari acara sekolah.
"Dia udah sadar Lang," ujar Jeff.
Jeff beranjak mencari anggota PMR atau dokter yang bertugas. Sedangkan Elang duduk mengamati adiknya dengan tatapan dingin. Lama sekali mereka saling bertukar pandang dalam diam. Tatapan yang dipancarkan pun masih sama, si gadis menatap sendu sedangkan si pria menatap datar.
"Gue bukan peduli sama lo, gue cuman pencitraan soalnya ada Jeff." Setelah mengatakan hal itu, Elang beranjak dari duduknya.
"Maaf udah ngerepotin kakak," lirih Falee.
Elang menghentikan langkahnya. Dia mengepalkan tangannya hingga kukunya memutih. Tiba-tiba sekali rasa sakit di kepalanya datang.
Di depan UKS Elang berpapasan dengan Jeff yang terlihat panik.
"Anak PMR gak guna semua! Gak ada yang mau ke UKS, katanya bukan jadwal mereka jaga UKS," ujar Jeff.
"Dia gak papa. Mungkin asmanya kambuh, dia cuman butuh inhaler sama suasana tenang," jawab Elang. Sebelum dia meninggalkan tempat, Jeff mencekal pergelangan tangannya.
"Kok lo bisa tau?" tanya Jeff.
"Dia udah siuman," jawab Elang.
"Lo mau kemana?" tanyanya lagi.
"Kepala gue sakit, gue duluan ya." Itu hanyalah sebuah alibi untuk menghindari interaksi dengan Falee.
Jeff pun masuk kedalam UKS. Dia mengetahui siapa Falee. Sudah menjadi rahasia umum bagi seluruh murid SMA Saturnus bahwa Falee adalah korban bully yang berprestasi. Diantara ribuan siswa, ada yang senang membully Falee dan ada merasa iba. Namun mereka yang masih memiliki hati nurani tak mampu melakukan apa-apa.
"Hai!" sapa Jeff. Gadis itu coba bangun dari duduk, kemudian bersandar di kepala ranjang.
"Hati-hati, kayaknya lo kesakitan," ujar Jeff seraya membantu Falee duduk. Rintihan dari bibir Falee terdengar seperti menahan sakit.
"Lo gapapa?" tanya Jeff. Respons Falee hanya menatap bingung, sesekali mendesis pelan karena nyeri di perutnya.
Menyadari hal itu Jeff mengulurkan tangan. Dia tersenyum bersiap memperkenalkan diri. "Gue Fabian Jeff Gideon, panggil aja Jeff," ujarnya ramah.
Falee membalas uluran tangan Jeff, bibirnya pun sangat ringan untuk tersenyum. "Faleesha Permata," jawab Falee.
"Udah kenal," ujar Jeff.
"Aku juga udah kenal," balas Falee. Pria blasteran Amerika Indonesia itu sangat ramah pada siapapun. Falee pikir, pita biru akan membuat Jeff bersifat arogan. Kenyataannya Jeff sangat ramah. Jeff lumayan terkenal di SMA Saturnus. Selain karena dia memegang pita biru, dia juga kapten voli yang memiliki pesona rupawan.
"Kok bisa kenal gue?" pancing Jeff.
"Ketua tim voli 'kan? Aku suka nonton dari pinggir lapangan kalo lagi males belajar," jawab Falee. Jeff terkekeh pelan, dia menatap Falee tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Terakhir Untuk Faleesha
Roman pour Adolescents"Terima kasih telah menjadi manusia baik, meski dunia tak sebaik yang diharapkan." Kecelakaan di bulan Februari menjadi awal mula kehancuran hidup Faleesha. Peristiwa itu merebut kebahagiaan sekaligus jiwa Kakaknya yang paling berharga. Gadis manis...