Kalo semesta nggak mengizinkan seseorang untuk hadir di samping kamu, maka aku akan jadi orang pertama yang menentang hukum semesta---Raden Lentera Aksa.
-o0o-
Sudah dua jam sejak Faleesha dilarikan kerumah sakit. Seorang wanita berjas putih keluar dari ruang IGD. Para asisten dokter masih sibuk merapikan alat medis disana. Aksa segera menghampiri sang dokter.
"Keluarga nona Faleesha?" tanya dokter ber-name tag Larasati.
"Saya temannya, Dok," jawab Aksa.
"Keluarganya ada dimana?" tanyanya lagi.
"Belum sampai, Dok," dusta Aksa.
"Nanti jika keluarga pasien sudah datang, tolong segera masuk ke ruangan saya. Ada di lantai dasar, ruangan dokter Larasati," pinta sang dokter.
"Apa tidak bisa saya yang mewakili keluarga? Karena keluarganya sedang berada di luar kota," dusta Aksa untuk yang kedua kalinya.
Dokter Laras menimang sejenak. Kemudian mengangguk setuju. Sebelum mengikuti langkah dokter Laras, Aksa menatap teman-temannya. Meminta mereka untuk menjaga Faleesha sebentar.
Mereka bertiga mengangguk setuju, kemudian masuk kedalam ruangan Falee.
Puluhan langkah akhirnya membawa Aksa masuk kedalam ruangan dokter Larasati. Tertera gelar spesialis penyakit dalam.
Aksa duduk menatap dokter yang mulai melepas maskernya. Suasana seketika menjadi dingin dan tegang.
"Jadi Falee kenapa ya, Dok?" tanya Aksa.
"Sebelumnya, apa nona Faleesha memiliki riwayat penyakit dalam?" tanya Dokter Laras.
"Saya kurang tau, Dok. Yang saya tau, Falee pernah cerita kalo punya asma," jawab Aksa. Dokter Laras mengangguk paham. Raut wajahnya terlihat berpikir.
"Setelah saya tangani, ternyata nona Faleesha menderita diabetes," ujar sang dokter.
Sejenak, ruangan menjadi hening. Aksa tak bisa menutupi ekspresi terkejutnya.
"Bukannya umur Falee terlalu dini untuk menderita penyakit tersebut?" tanya Aksa. Dia tak tahu banyak tentang dunia kesehatan karena kini mengambil jurusan IPS.
"Nona Falee menderita diabetes tipe satu. Penyakit ini bukan karena gaya hidup, tapi penyakit autoimun. Penyakit ini bisa dibilang cukup bahaya jika sang penderita tidak bisa menjaga pola makan." Penjelasan dokter Laras cukup membuat mata Aksa menatap sendu.
"Jadi apa yang harus dilakukan Falee, Dok?" tanya Aksa.
"Pankreas nona Faleesha sudah tidak bisa menghasilkan insulin, sebelum makan dia harus suntik insulin terlebih dahulu. Untuk mengetahui seberapa banyak dosis insulin yang diberikan, penderita harus sering-sering cek gula darah. Pola makan juga harus dijaga ketat, tidak boleh terlalu banyak gula atau makanan manis." cerca dokter Laras.
"Metode penyembuhannya bagaimana, Dok?" tanyanya lagi.
"Penyakit diabetes tidak bisa disembuhkan. Penderita harus bisa membiasakan diri dengan pola hidup baru." Penyataan itu mendatangkan sakit di hati Aksa. Dia tak bisa membayangkan jika berada di posisi Falee. Pasti sangat stress penuh tekanan.
"Untuk beradaptasi, saya sarankan nona Falee menginap disini selama tiga hari. Supaya para perawat bisa memberikan contoh untuk menyuntikkan insulin dan tes gula darah yang benar," ujar dokter Laras. Aksa hanya mengangguk setuju.
"Apa ada yang ingin ditanyakan?" tanya dokter Laras.
"Tidak Dok," jawab Aksa.
"Baik. Untuk sekarang, bisa segera urus biaya administrasi supaya nona Falee bisa segera dipindahkan ke ruang khusus," titah sang dokter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Terakhir Untuk Faleesha
Teen Fiction"Terima kasih telah menjadi manusia baik, meski dunia tak sebaik yang diharapkan." Kecelakaan di bulan Februari menjadi awal mula kehancuran hidup Faleesha. Peristiwa itu merebut kebahagiaan sekaligus jiwa Kakaknya yang paling berharga. Gadis manis...