Elkano Rogan Dirgantara
"Alasan paling masuk akal apa yang bikin gue harus peduli sama lo?" —Elkano, pelajar.
•
•02. Cewek Hulk
[]
Suaminya Mama
Papa udah di parkiran, ruang gurunya yang mana?Hampir tersedak makanan yang ada di dalam mulutnya, Elvano terbatuk, menutup kotak makan yang ada di pangkuannya, lantas segera berlari turun dari rooftop tanpa membalas pesan yang dikirimkan papanya.
Menyapu pandangannya di area parkiran, mata Elvano menyipit ketika melihat beberapa gadis tampak berbisik-bisik sambil senyam-senyum sendiri. Hingga akhirnya ia mendapati papanya tengah berdiri sembari celingukan mencari-cari keberadaannya.
"Pa!" seru Elvano, berlari menghampiri papanya, membuat atensi pria itu beralih. Seutas senyum terbit di wajah Raka, tangannya tergerak merangkul bahu Elvano yang mendekat padanya.
"Papa apasih, malu ah diliatin yang lain," ujar Elvano, melepaskan tangan Raka dari bahunya, sedang Raka hanya terkekeh melihat wajah masam putranya. "Sini, Vano anter ke ruang guru," ujar Elvano, berjalan lebih dulu menuju ruang guru.
"Wih, Om Raka! Ada apa nih, dapet panggilan orang tua ya lo, Tong?" sapa seorang gadis berambut pendek yang dikucir kuda, memegang bola basket dengan baju olahraga yang tampak basah oleh keringat.
"Kepo amat, Hulk," sahut Elvano.
"Iya, ini mau ke ruang guru. Nggak tau bikin ulah apa si Vano, jangan ditiruin ya, Vy," ujar Raka, mendapat tatapan sinis dari Elvano.
"Dih, Papa belum tau aja si Ivy lebih parah dari Vano, cuma lagi hoki makanya belum ketahuan," balas Elvano, mengundang tawa serta tonjokan pada lengan atasnya dari gadis bernama Ivy itu.
"Lo sih payah, lain kali berguru sama gue makanya! Gue balik ke lapangan dulu, hati-hati Om, guru konselingnya genit!" ujar Ivy, mengedipkan matanya pada Elvano dan Raka sebelum berlari kembali menuju lapangan.
Tak menghiraukan ucapan Ivy, Elvano kembali melanjutkan langkahnya membawa Raka ke ruang guru.
"Papa masuk aja, biar Vano tunggu di sini," ujar Elvano begitu sampai di depan ruang guru.
Raka hanya mengangguk, masuk ke dalam ruangan luas yang di isi meja serta kursi para guru. Menyadari kehadirannya, salah seorang guru angkat bicara untuk menyapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELVANO
Fiksi RemajaFOLLOW SEBELUM MEMBACA [SEQUEL "It Called Love" -- BISA DIBACA TERPISAH] *** Pada dasarnya, manusia tidak ada yang sempurna. Begitu pula dengan Elvano, orang yang selalu tertawa dan tak pernah menampakkan kesedihannya bukan berarti hidupnya baik-bai...