46 - Happy Ever After

12.1K 902 210
                                    

hai, nungguin ya?

beberapa hari nggak buka wattpad, rasanya udh kayak bertahun-tahun. aku kangen kalian, kalian kangen aku nggak? :((

btw, selamat membaca ya, ini last part, silakan dinikmati bacanya, sambil dengerin lagu.

***

46. Happy Ever After

[]

"Bisa nggak lo duduk diem aja? Gue itu bisa sendiri, tangan gue juga masih berfungsi," ujar Elvano terlanjur geram dan kesal karena sedari tadi Elkano terus-terusan mengambil alih apa yang ingin Elvano lakukan.

Dia itu bisa jalan, tangannya masih berfungsi, badannya juga nggak lemes-lemes amat, tapi di-treat terus kayak anak kecil begini. Tiap kali Elvano ingin mengambil sesuatu selalu ditahan oleh Elkano, pemuda itu yang mengambilkan untuknya, ketika Elvano ingin ke kamar mandi, Elkano memapahnya seolah Elvano itu nggak bisa jalan.

Gimana Elvano nggak kesel. Dia rasanya mau pulang aja, belum ada dua puluh empat jam dia bangun, udah capek banget di rumah sakit, pengen rebahan di kasur kamarnya yang lebih empuk.

"Nggak bisa," jawab Elkano seperti tanpa dosa, membuat Elvano gemes banget pengen nyakar mukanya.

"Lo nyebelin banget tau nggak, Kan, jangan bikin gue emosi deh," ujar Elvano, bersungut-sungut.

"Biarin," sahut Elkano tak peduli.

Elvano mendengkus. "Keluar sana kek lo, kemana gitu, jalan sama Ivy kek, jangan di sini mulu, nggak bosen apa?"

"Enggak," jawab Elkano.

Elvano menggeram pelan. "Sekolah sana lo, jangan bolos."

"Hari Sabtu."

"Kumpul OSIS."

"Nggak ada jadwal."

"Les, lo biasanya 'kan ikut les," usul Elvano lagi, masih belum menyerah untuk mengusir kembarannya itu.

"Nanti sore."

"Yaudah, jalan sama Ivy sana."

"Bukan siapa-siapa gue."

"Tembak dong," ujar Elvano, tersenyum menggoda.

"Mati," balas Elkano polos.

"Bukan tembak itu dodol, tembak jadian maksudnya, biar jadi siapa-siapa lo,"ujar Elvano, menaik-turunkan alisnya.

"Nggak mau," tolak Elkano.

Elvano tersenyum jahil. "Nggak mau, apa nggak mauu," godanya.

"Diem," balas Elkano menatap Elvano, tanda ia tidak suka dengan topik yang dibahas oleh kakak kembarnya itu.

Alih-alih mengganti topiknya, Elvano malah bertanya, "Tapi gue lihat kemarin Ivy nggak ada ngomong ke lo sama sekali, padahal biasanya dia mancing ribut mulu. Lo apain dia?" tanyanya, menatap Elkano curiga.

Mendengar pertanyaan itu, Elkano mengalihkan perhatiannya. "Nggak diapa-apain."

"Bener? Jujur aja, lo nggak ngomong yang aneh-aneh ke dia 'kan?" tanya Elvano lagi, namun Elkano hanya diam.

Melihat kembarannya hanya diam, Elvano kembali angkat bicara. "Dia itu emang nyebelin, gue juga kadang suka kesel sama dia, tapi mau gimana pun, dia itu temen kita—"

"Temen lo," sela Elkano, memotong pembicaraan Elvano.

"Iya, iya, temen gue, sampe mana tadi gue ngomong, ah lupa 'kan, elo sih nyela," sungut Elvano.

ELVANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang