FOLLOW SEBELUM MEMBACA
[SEQUEL "It Called Love" -- BISA DIBACA TERPISAH]
***
Pada dasarnya, manusia tidak ada yang sempurna. Begitu pula dengan Elvano, orang yang selalu tertawa dan tak pernah menampakkan kesedihannya bukan berarti hidupnya baik-bai...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
19. Cara Pendekatan?
[]
Atensi Elvano beralih sejenak ketika mendengar suara bel rumah yang ditekan, saat hendak beranjak membukakan pintu, niatnya terurungkan lantaran didahului oleh asisten rumah tangganya.
Mengendikkan bahu tak acuh, ia kembali bermain ponselnya, namun beberapa saat setelahnya, suara asisten rumah tangganya menginterupsi. "Mas, Nyonya kemana?" tanya perempuan itu, membuat Elvano menoleh.
"Mama? Masih di tempat les kayaknya, Mbak, belum pulang. Ada yang nyariin ya?" tebak Elvano.
Perempuan itu mengangguk, mengiyakan. Mau tak mau, Elvano bangkit, menuju ke depan untuk melihat siapa yang mencari mamanya. "Mama lagi— oh, Aunty Sekar?" sudut bibir Elvano otomatis naik ketika mengetahui siapa yang bertamu ke rumah.
"Hai, Mama kamu ada nggak?" tanya wanita itu, balas tersenyum pada Elvano.
"Mama masih di tempat les, Ty, masuk dulu aja, Vano telponin Mama," ujar Elvano, mempersilakan wanita seumuran mamanya itu untuk masuk. Sembari mengutak-atik ponselnya mencari nama kontak mamanya, Elvano mendudukkan diri di sofa ruang tamu.
Beberapa kali menelepon yang terdengar hanya suara operator, mencoba sekali lagi tiba-tiba Elvano terkejut ketika suara nada dering ponsel mamanya terdengar dekat, begitu menoleh ia mendapati Hugo yang mendekat dengan ponsel Ghea yang berada di tangannya.
"Pengang kuping gue denger hp Mama bunyi di dapur," ujar pemuda itu, membuat Elvano refleks menurunkan ponsel dari telinganya.
"Lah? Kok ponselnya nggak dibawa, tumben amat?"
"Ketinggalan kali," ujar Hugo, memberikan benda pipih milik mamanya itu pada Elvano, lantas berbalik kembali ke tempatnya.
Memandangi ponsel itu sejenak, Elvano menoleh pada Sekar, merasa tidak enak. "Ponselnya nggak dibawa lagi, Ty. Biar Vano samperin aja kalau gitu."
"Eh, nggak usah, Aunty pulang aja kalau gitu, ngerepotin kamu nanti kalau harus nyamperin segala," balas Sekar, hendak beranjak pulang.
"Nggak apa-apa, Ty, nggak jauh lagian tempatnya, Aunty tunggu dulu ya, nggak lama, kok," ujar pemuda itu, segera bangkit dan keluar mengambil motornya untuk menjemput sang mama.
Karena tempat dimana Ghea membuka kursus dan les privat bahasa inggris itu tidak jauh dari rumah, jadi Elvano tak perlu membuang banyak waktu untuk bisa sampai ke sana.
"Vano? Ada apa?" tanya seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah Ghea, sedikit terkejut dengan kedatangan putranya.
"Dicariin temen Mama tuh, Mama nih gimana sih, masa ponselnya ditinggal di rumah," ujar Elvano, mengulurkan benda pipih ber-casing polos milik mamanya.