FOLLOW SEBELUM MEMBACA
[SEQUEL "It Called Love" -- BISA DIBACA TERPISAH]
***
Pada dasarnya, manusia tidak ada yang sempurna. Begitu pula dengan Elvano, orang yang selalu tertawa dan tak pernah menampakkan kesedihannya bukan berarti hidupnya baik-bai...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
10. Gummy Bear
[]
"Mau kemana itu kok udah rapi?" tanya wanita, ibu dari empat anak itu ketika melihat putra sulungnya melewati ruang tengah, dengan penampilan yang sudah rapi, seperti hendak pergi keluar.
Mendengar suara mamanya yang menginterupsi, Elvano menoleh. "Keluar, ke rumahnya Ivy," ujarnya.
Mendengar nama Ivy disebut, Ghea langsung tersenyum menggoda. "Jadi bentar lagi Mama besanan sama Aunty Devi?"
Berjengit kaget, pemuda itu menggeleng cepat. "Nauzubillah, amit-amit, Ma, mending Vano jadi perjaka tua daripada harus nikah sama Ivy."
Ghea tertawa pelan. "Nggak boleh gitu, siapa tau 'kan awalnya musuhan akhirnya jadian," godanya.
"Tau ah, males. Vano keluar dulu, Assalamualaikum!" pamit Elvano, tak ingin mendengarkan godaan yang dilontarkan mamanya lagi.
"Nyebut, Ma, astagfirullah!" balas Elvano, tidak habis pikir dengan mamanya.
"Maksimal jam sepuluh, awas kalau keluyuran kemana-mana!" teriak papanya ikut menimpali.
"Iyaaa," sahut Elvano yang sudah berlalu lebih dulu. Mengeluarkan motor dari garasi, ia memanasinya sebentar di depan pintu masuk gerbang rumah, pemuda itu menyisir rambutnya dengan jari. Setelah dirasa cukup, ia menjalankan kendaraan beroda dua itu keluar dari pekarangan rumah.
Sebelum menuju ke tempat tujuan, ia tidak lupa untuk mampir sebentar ke indomaret buat beli gummy bear.
"Biar mabok sekalian tuh anak," gumamnya, menyapu habis gummy bear yang berjejer di rak snack, memasukkannya ke dalam keranjang.
Sudah muak dengan hal tidak masuk akal yang Ivy lakukan demi sebuah gummy bear. Memang apasih spesialnya snack ini? Rasanya asam, tidak enak. Elvano saja tidak suka. Dasar cewek Hulk, seleranya memang aneh.
Setelah membayarnya di kasir, pemuda itu menggantung kantung belanjaannya pada gantungan motor Honda Varionya.
"Eh? Elvano? Tumben banget, yuk masuk dulu," ujar seorang wanita yang membukakan pintu untuk Elvano, senyumnya mengembang ketika mendapati siapa yang bertamu ke rumah.
"Ivynya ada, Ty?" tanya Elvano, sopan.
"Ada kok, lagi ngebo di kamar, mau kamu samperin apa Aunty panggilin?" tawar wanita itu.
