38 - Reveal

3.4K 543 43
                                    

38. Reveal

[]

"Tari! Mentari!" Panggilan nyaring itu berhasil membuat sang empu pemilik nama tersentak dari lamunannya, menoleh dengan wajah kaget, ia mengerjap beberapa kali.

"H-hah? Apa, Son?" sahutnya, membuat Sonya mengerutkan dahi.

"Lo kenapa? Nggak biasanya, ngelamun mulu dari pagi, ada masalah?" tanya Sonya, merasa ada yang tidak beres dengan sahabatnya itu. Karena tak biasanya Mentari bersikap seperti ini.

"Aku? Nggak ada apa-apa kok," elak Mentari, tersenyum canggung.

Sebetulnya, sejak kemarin ia tak bisa berhenti memikirkan hal sama, yaitu tentang percakapannya dengan Elvano sore kemarin. Dan semakin Mentari memikirkannya, gadis itu semakin pula merasa bersalah. Segala jenis pertanyaan tentang, 'Bagaimana bisa?' terus saja berputar di benaknya, membuat ia tidak bisa fokus.

Menghela napas pelan, Sonya menggeser piring yang tadinya terisi batagor namun sudah habis ia makan. "Lo itu nggak bakat bohong, Mentari. Bilang sama gue, lo kenapa?" tanya Sonya, menatap Mentari dengan serius.

Menunduk, Mentari mengambil napas panjang lantas membuangnya pelan. "Son, emangnya kalau cowok deketin kita itu udah pasti dia suka sama kita, ya?" tanya Mentari tiba-tiba membuat dahi Sonya berkerut.

Dengan sedikit ragu, gadis itu mengangguk-angguk. "Y-ya, iya. Tergantung cowoknya sih, ada yang emang bener suka, ada juga yang cuma main-main karena penasaran— bentar dulu, lo ... lagi bahas cowok Lerbang itu ya? Duh siapa sih namanya, gue lupa." Sonya menggaruk-garuk rambutnya.

"Elvano," jawab Mentari dengan lesu. Untuk sekadar menyebut namanya saja ia merasa tidak enak. Iya, memang seperasa dan sepeduli itu Mentari pada perasaan orang lain.

"Nah iya itu! Tapi kalau menurut gue ya, Tar, dia itu beneran suka sama lo, tampangnya keliatan anak baik-baik kok," ujar Sonya.

Kembali menghela napas, kepala Mentari tertunduk dengan ekspresi lesu, lantas kembali menatap Sonya. "Kamu tau nggak, Son, kalau sebenernya dia itu punya kembaran?"

"Hm? Kembaran? Siapa yang punya kembar— oh, Elvano itu ya? Masa sih? Kok gue nggak tau?" Sonya bertanya balik. Ia juga sempat stalker kepoin Elvano beberapa waktu lalu saat pemuda itu mengajak Mentari berkenalan, namun Sonya tak menemukan apapun di akun sosial media pemuda itu.

Selain foto yang digunakan sebagai foto profil, biodatanya kosong, postingannya pun juga tidak ada.

"Iya, kembarannya waktu itu pernah ikut olimpiade di sini, makanya aku nanya kamu udah pernah liat dia juga nggak sebelumnya," ujar Mentari, membuat Sonya mengernyit.

"Gue nggak pernah lihat, lo pernah emangnya?" tanya Sonya balik.

Mentari mengangguk. "Udah, beberapa kali."

"Terus kok lo nggak pernah cerita sama gue sih, kalau lo sebelumnya pernah liat dia?" tanya Sonya lagi.

"Kamu ceritain Kak Bagas terus, masa mau aku sela?" ujar Mentari, membuat Sonya mengatupkan kembali bibirnya.

Gadis itu meringis, merasa tidak enak. "Ah iya ... maaf," ringisnya. "Terus kenapa emangnya kalau dia punya kembaran? Jangan bilang ... kalau lo suka sama kembarannya itu?" tanya Sonya, menatap Mentari dengan serius.

Mendapat pertanyaan seperti itu, Mentari lantas membuang muka, beberapa kali bibirnya terbuka dan tertutup kembali, tampak jika sedang gugup. Sonya yang sadar akan hal itu pun meraih tangan Mentari. "Tar, liat gue," ujarnya, mengarahkan Mentari untuk membalas tatapannya. "Cerita, jujur aja nggak apa-apa, siapa tau gue bisa bantu cari solusi," ujar Sonya lagi.

ELVANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang