15 - Ulang Tahun Papa

6.6K 1K 139
                                    

15. Ulang Tahun Papa

[]

Mengerjap pelan untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retina matanya, Elvano melenguh, lantas merenggangkan otot sebelum tangannya bergerak meraba nakas, mengambil benda pipih yang ia letakkan di sana.

Matanya refleks menyipit ketika cahaya ponsel mengenai wajahnya. Terlihat beberapa notifikasi tampak di layar kunci, salah satu notif dari grup yang berisikan anggota keluarganya menyita perhatian Elvano, menggeser ke atas layar kuncinya, ia membuka aplikasi chat yang menampilkan ruang percakapan grup keluarga.

Keluarga Cemara (5)

Ibu Negara telah mengeluarkan Suaminya Mama

Ibu Negara:
Selamat pagi anak-anaknya Mama yang paling ganteng, buat yang inget hari ini hari apa, di simpen dulu ya ucapannya, kita kasih kejutan nanti sore buat Papa, oke?

Kano:
Oke

Hugo:
Emang hari apa, Ma?
Kejutan apa?
Papa kegep selingkuh?

Ibu Negara:
Lemot, skip

Ibu Negara telah mengeluarkan Hugo

Elvano:
Sadis :(

Elvano tersenyum tipis ketika melihat mamanya pagi-pagi sudah sensi. "Emangnya ini hari apa?" gumamnya, tampak mengingat-ingat.

Ucapan. Kejutan. Buat papa.

Buru-buru ia mengecek kalender ponsel, yang ternyata ini adalah hari ulang tahun papanya.

"Lah iya, Papa ulang tahun hari ini, kok gue lupa?" monolognya lagi, kembali meletakkan benda pipih itu di atas nakas. Mulai berpikir kado apa yang cocok ia berikan untuk papanya.

"Ehe." Tersenyum setan, Elvano mengangguk-angguk begitu otaknya memproses sebuah ide yang sangat aesthetic.

***

Sore ini, seusai bertemu dengan teman-temannya sebentar, Elvano menyempatkan diri mampir ke toko untuk membelikan sesuatu sebagai kado papanya. Begitu sampai di rumah tak sengaja ia berpapasan dengan mamanya yang tampak buru-buru.

"Mau kemana, Ma?" tanya Elvano, menghentikkan langkah sang mama.

"Mau ke toko kue, sebelum Papa pulang. Kue yang Mama buat tadi gagal, jadi bantet nggak enak," jawab Ghea.

Elvano manggut-manggut paham. "Yaudah, biar Vano yang beliin kuenya, Mama di rumah aja," ujar Elvano, kembali berbalik hendak pergi.

"Bentar dulu! Cari kue yang biasa aja, nggak usah besar-besar, jangan lupa, suruh mbaknya kasih tulisan, terserah mau tulis gimana, identiknya orang ulang tahun itu gimana. Ini uangnya," urai Ghea, mengambil dompet miliknya, namun segera ditahan oleh Elvano.

"Nggak usah, pake uang Vano aja, nggak apa-apa. Vano berangkat dulu, Assalamualaikum!" pamit Elvano, sebelum akhirnya melenggang pergi kembali mengambil motornya.

"Waalaikumsalam, hati-hati di jalan, nggak usah ngebut, Papa pulangnya masih satu jam lagi!" pesan Ghea, diacungi jempol oleh Elvano.

Begitu sampai di toko kue, pemuda itu melihat-lihat kue yang terpajang di etalase, memilah dan memilih kira-kira kue mana enaknya yang harus ia beli, dan pilihannya jatuh pada kue tak terlalu besar juga tak terlalu kecil, berbentuk lingkaran seperti kue ulang tahun pada umumnya.

ELVANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang