Kanaya Jeovanna
***
16. Perempuan Hebat
[]
"Selamat Pagi, Om, Tante," sapa seorang gadis berambut pendek yang dikucir kuda, tersenyum manis pada pasangan suami istri yang tengah duduk di meja makan itu.
Membuat semua pasang mata yang berada di sana menoleh padanya. "Oh, Ivy? Pagi juga, tumben banget kamu pagi-pagi udah ke sini. Mau berangkat bareng Vano? Sini ikut sarapan dulu," ujar Ghea, balas tersenyum ramah.
Mendengar namanya disebut, membuat Elvano refleks tersedak makanan yang ada di mulutnya. "Uhuk! Uhuk!" Segera ia menuang air ke dalam gelas dan meneguknya.
"Pelan-pelan aja kenapa?" ujar Raka pada Elvano.
Namun tak dihiraukan oleh pemuda itu. "Mau ngapain lo ke sini? Gue nggak mau berangkat bareng lo ya, Hulk. Jangan ngarep," ujar Elvano menolak sebelum Ivy menawari.
Gadis itu tertawa, mendekat dan menepuk punggung Elvano. "Nggak apa-apa, Tan, aku udah sarapan tadi di rumah, udah kenyang," ujar gadis itu menjawab sapaan Ghea, sebelum beralih menatap Elvano.
"Berangkat bareng gue, atau nomor bokap lo gue sebarin?" bisik gadis itu tepat di samping telinga Elvano, membuat pemuda berhidung bangir itu merinding ketika suara halus Ivy menyapa gendang telinganya.
"Cih, nggak mempan. Kayak punya aja lo," balas Elvano, tak mudah percaya.
Ivy tersenyum miring, mengambil ponselnya dari saku jas seragam miliknya, lalu menunjukkan sebuah kontak dengan nama "Om Raka" pada Elvano. Membuat pemuda itu terkejut, hampir tersedak makanan yang tengah ia kunyah.
"Sini hp lo!" rebutnya, namun segera dijauhkan oleh Ivy, benda pipih itu dari Elvano.
"Gimana?" tanya gadis itu, tersenyum setan menatap Elvano.
Mendengkus pelan, mau tak mau Elvano menuruti kemauan Ivy. "Gue nggak mau ngomong kasar, tapi lo anjing," maki Elvano kesal.
"Bilang apa kamu tadi? Ulangi lagi coba," sapa Raka, menoleh garang pada Elvano ketika mendengar pemuda itu mengumpat di meja makan.
"Bukan salah Vano, Pa, Ivy yang mulai duluan," elak pemuda itu, membela diri.
"Orang yang ngumpat kamu, kok nyalahin orang lain. Bener playing fictim begitu?" ujar Raka lagi, membuat Elvano mengerucutkan bibirnya kesal.
Sedang Ivy mengulum bibir, menahan untuk tidak tertawa di atas penderitaan sahabatnya itu.
"Iyaudah iya, minta maaf ya, Hulk," ujar Elvano pada Ivy, setengah tidak ikhlas.
"Santai, kayak sama siapa aja lo, mah," balas Ivy, menepuk pelan pundak Elvano.
"Gih buruan makannya, ditungguin sama Ivy tuh," ujar Ghea menengahi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELVANO
Ficção AdolescenteFOLLOW SEBELUM MEMBACA [SEQUEL "It Called Love" -- BISA DIBACA TERPISAH] *** Pada dasarnya, manusia tidak ada yang sempurna. Begitu pula dengan Elvano, orang yang selalu tertawa dan tak pernah menampakkan kesedihannya bukan berarti hidupnya baik-bai...