Vote dan komentarnya jangan lupa, terimakasih. Selamat membaca.
Hati-hati, typonya banyak. 😅
***
"Kamu dari mana?"
Damar bertanya saat Gendis muncul di balik pintu. Sebenarnya Damar teramat sangat kesal pada Gendis yang tetap ingin berada dirumah sakit. Tidak mau pulang.
"Aku dari taman. Bosen di sini." Gendis menyahuti sembari melangkah masuk.
"Dokter sudah memeperbolehkan kamu pulang dari kemarin, Dis. Dan seharusnya kamu tidak kekanakan seperti ini," ucap Damar jengkel.
"Aku hanya ingin kamu peduli sama aku. Sekali ini saja, Dam."Gendis memohon.
Damar membuang nafas kasar. Dugaannya benar, karena pengakuan Gendis yang dia tolak beberapa hari lalu penyebabnya.
"Sudahlah, Dis. Jangan membuat semuanya rumit. Bukankah kita sudah sepakat, hanya berteman? Jika pun ingin lebih, aku hanya bisa menganggapmu sebagai adik." Damar menekankan. Berharap Gendis faham.
"Aku baru saja bertemu dengan Naya," ungkap Gendis, tidak mengindakan perkataan Damar. Ekor matanya melirik lelaki itu. Gendis tersenyum kecut melihat rahang Damar yang mengeras dan menatapnya tajam.
"Aku kira, dia sengaja datang kesini ingin menjengukku dan mengatakan kalau kalian sudah putus. Tapi, sepertinya aku salah," kekehnya.
Damar merutuki dirinya yang melupakan fakta, jika Fani melahirkan di rumah sakit yang sama dengan Gendis dirawat. Dan kemungkinan Naya kembali ke tempat ini sangat besar.
"Aku sudah mengatakan, apa yang ingin aku katakan pada Naya, Dam." ujar Gendis tenang. Namun, kedua tangannya saling meremas.
"Apa!? Gila kamu!" sentak Damar keras. "Aku sudah katakan sebelumnya, Dis! Kita tidak bisa lebih dari sekedar teman masa kecil!"
"Tapi, tante Utami sangat ingin aku jadi istri kamu, Dam."
Damar menyugar rambutnya kasar. Dia pun menyesalkan tindakan ibunya. "Benar-benar gila, kamu Dis!"
"IYA! Aku sudah Gila, karena mencintai kamu, tanpa balasan, Dam!" balas Gendis, tidak terendali.
"Kamu benar-benar sudah gila, Dis!" Tidak ingin mendengar lagi pengakuan Gendis, Damar memilih pergi dari tempat itu.
Bantingan pintu yang Damar tutup membuat Gendis teperanjat, penolakan Damar kali ini sangat menyakiti hatinya. Namun, ketika dia menyadari Damar akan mencari Naya, dia pun menysusul dengan tergesa.
"Dam!" saat pintu lift terbuka Gendis memaksa ikut masuk turun ke lobi. Dan saat pintu lift terbuka, ia langsung memblokir jalan Damar. Tetapi lelaki itu dengan mudah menyingkirkannya.
"Jangan pernah mencoba menahanku, Dis!" desis Damar tajam. Dia tidak ingin kehilangan jejak Naya.
Namun, detik berikutnya Damar mengerang dalam hati. Kedua orang tuanya beserta orang tua Gendis berada tepat di depan jalannya.
Damar terjebak.
Dia tidak bisa pergi kemanapun karena sudah berjanji akan membawa Gendis pulang dari rumah sakit saat itu juga.
Memejamkam matanya, Damar mengakui keputusan yang dia buat kali ini menjerumuskan dirinya pada keretakan hubungannya dengan Naya semakin besar.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/273007726-288-k381197.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
almost 30
ChickLit"Menikah sebelum memasuki usia tiga puluh, haruskah?" Naya, seorang staff salah satu wedding planner ternama di kota Bandung mempunyai target pencapaian sebelum usia 30 dengan menikah. Namun, kisah cintanya dan Damar menemukan ujian. Orang tua Damar...