3.

47 4 0
                                    

Pria bertubuh tegap itu berjalan dengan angkuh melewati karyawan yang menunduk hormat di samping nya. Pesona yang dia luapkan bisa membuat wanita menangis histeris.

Dia bernama darel, darel putra adiwijaya. Penerus sekaligus kepala direktur dari perusahaan adiwijaya's group.

"batalkan semua meeting hari ini, saya ada keperluan" ucap darel sekretaris nya.

"baik pak"

Darel membelokkan arah langkah nya ke area parkir dan masuk ke dalam mobil sport nya. Ia memacu mobil keluaran terbaru itu dengan kecepatan rata-rata membelah jalanan kota.

Setelah menempuh beberapa menit perjalanan, darel membelokkan stir mobil ke arah rumah berukuran besar dengan satpam yang berjaga di depan nya.

"pagi, pak" sapa satpam itu.

Dan darel hanya diam tanpa mengubah ekspresi wajah nya. Dia kembali memacu mobil nya dan memakirkan di area parkir khusus keluarga adiwijaya.

"darel, akhirnya kamu sudah datang" sambut kaila, bunda darel.

Darel yang baru keluar dari mobil langsung menyalimi kaila. Dia memegang tangan bunda nya lalu tersenyum tipis.

"ada apa bunda suruh aku pulang?" tanya darel to the point.

"ayo masuk, ayah udah nunggu" ujar kaila membuat darel bingung. Tumben sekali ayah nya itu berada di rumah. Darel yakin ada sesuatu yang penting untuk di bicarakan.

Sekarang meja makan sepanjang lima meter itu sudah terisi dengan darel dan kedua orang tua nya. Kini mereka semua makan dalam diam, ciri khas orang terpandang jika sedang makan.

"darel" panggil Samuel, ayah darel.

"hm?" sahut darel tanpa memberhentikan kegiatan makan nya.

"ayah sudah jodohkan kamu dengan anak sahabat ayah. Sekarang tinggal nunggu persetujuan dari kamu" ujar samuel.

Darel yang mendengar itu langsung memberhentikan gerak tangan nya. Lalu melempar tatapan tak berarti ke arah samuel.

"maksud ayah?"

"saat kamu kecil, ayah mengikat janji dengan sahabat ayah"

"ayah berjanji jika kamu sudah dewasa, kalian akan kami dijodohkan. Calon kamu anak yang baik dan cocok untuk jadi pendamping kamu" jawab samuel.

"darel bisa cari sendiri" jawab darel dingin.

"usia kamu sudah tiga puluh delapan darel! Setiap kali bunda kamu bertanya selalu jawaban kamu seperti itu. Ayah ragu kamu tidak bisa mendapat calon yang baik" ujar samuel mulai meninggikan nada bicara nya.

"ayah, jangan bentak darel" ucap kaila yang takut melihat emosi suami nya hendak meledak. Ini lah yang terjadi jika samuel dan darel di pertemukan, selalu ada pertikaian.

"usia kamu sudah sangat matang, perusahaan juga sudah ayah kasih ke kamu. Apa lagi yang kamu tunggu? Tunggu ayah mati?" tanya samuel dengan nada emosi.

"ayah..." ucap kaila berusaha menenangkan samuel.

Sedangkan darel hanya diam memandang makanan nya tanpa selera. Ntah apa yang dia pikirkan saat ini, dia hanya memasang wajah datar nya. Seperti biasa.

Sebenarnya beberapa wanita sudah ada yang mencoba mengambil hati darel. Tapi pria itu seakan mati rasa dengan semua wanita di luaran sana.

"kenapa harus tiba-tiba seperti ini.." ucap darel tanpa memandang kedua orang tua nya. Dia masih setia menatap makanan yang belum habis dia makan.

"demi kebaikan kamu" jawab samuel.

"terserah!!" sahut darel, dia bangkit dari duduk nya lalu langsung berlenggang pergi tanpa berkata pamit. Dan samuel hanya menghembuskan nafas gusar, dia sudah paham dengan watak anak nya itu. Sangat keras kepala.

"kita bicarakan saja nanti jika darel sudah menenangkan pikiran nya" ucap kaila.

"mau atau tidak darel harus menerima perjodohan itu, bun. Kita sudah terlanjur janji dengan harry" jawab samuel.

"harry tidak akan marah jika perjodohan ini di batalkan, keluarga mereka juga belum memberi tahu apa jawaban calon darel" ujar kaila.

"kita lihat saja nanti"

....

Keesokan harinya darel sudah siap dengan setelan rumahan nya. Di pagi yang cerah ini dia memutuskan untuk libur bekerja untuk menenangkan pikiran nya sejenak. Kejadian kemarin benar-benar membuat kepala nya pusing lima belas keliling.

Pria dengan balutan kaos putih itu berjalan menuju cafe dekat apartemen nya. Dia berniat akan sarapan disana.

Orang-orang berbaju kantoran mulai berlalu lalang mengejar waktu bekerja. Darel menatap jalanan yang mulai ramai dengan bus-bus kota.

"aduhh maaf om, saya ga sengaja"

Darel memutar pandangan kepada seorang gadis yang sibuk membersihkan noda kopi di kaos nya. Kini perut darel merasa dingin akibat tumpahan kopi gadis tadi.

"om?" tanya darel.

Gadis tadi mengangkat kepala nya. Memandang darel dengan intens. Lalu mendekatkan wajah nya ke wajah darel.

Ini cewe kenapa deketin muka nya sih!

"jadi saya harus panggil apa? Kalau panggil  bapak kan ketuaan, mending saya panggil om" ujar gadis itu dengan santai. Darel langsung menaikkan sebelah alis nya, dia memandang gadis pendek dengan rambut sebahu ini. Lalu pandangan nya mulai turun kebawah memperhatikan setelan kerja gadis itu.

Tapi tunggu, ada satu hal yang menarik pandangan darel. Nametag gadis itu terdapat logo beserta nama kantor adiwijaya's group. Berarti gadis ini bekerja di perusahaan nya sendiri.

Tapi kenapa dia tidak mengenal darel?

"kamu bekerja di adiwijaya's group?" tanya darel.

"iya om, emang nya kenapa?"

"jangan panggil saya om, saya ini bukan om kamu. Dan satu lagi, umur saya juga belum terlalu tua" ujar darel mulai geram melihat gadis di depan nya ini.

Baru kenal udah manggil om, ngajak berantem?

"okee, jadi kenapa anda bertanya saya bekerja di adiwijaya's group?" tanya dia.

"oh, gapapa" jawab darel.

"kamu tidak mengenal saya?" tanya darel lagi. Sangat keterlaluan jika karyawan nya tidak mengenal boss sendiri. Padahal dirinya sangat populer di kantor.

"tidak, saya tidak mengenal anda. Emang anda ini siapa?" tanya gadis itu.

Darel terkekeh. Lalu kembali memandang nametag gadis itu. Dan memasang wajah datar nya.

"oke, mbak... Neyza"

"kamu akan mengenal saya nanti" ujar darel lalu berjalan melenggang melewati gadis bernama neyza tadi.

"eh om!? Kaos nya basah loh! Saya kan belum tanggung jawab!" teriak neyza dan tak di gubris oleh darel.

Neyza memandang tubuh darel yang mulai menjauh. Dia sangat bingung saat ini, siapa pria tadi? Dan kenapa dia berbicara seperti itu.

"emang dia siapa sih, kenapa gue akan mengenal dia? Dasar orang stress!"

.
.

.
.

Dia boss lu neyza begoo😭😭

Gregett gue ih:v

Tapi author lebih greget sama readers yang jarang voment😬 gagaga deh canda, author tetep sayang kalian kok.
Tapi boong.

Jangan lupa voment woiii😘

69 days with my boss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang