Di pagi hari neyza sudah merasakan sakit yang luar biasa di punggung nya. Tidur di sofa selama berhari-hari membuat tubuh nya terasa hancur dan pegal menjadi satu.
Selama seminggu ini memang neyza memutuskan untuk tidur di ruang tengah dan berharap bisa menyambut darel jika dia pulang. Tapi nyata nya pria itu masih belum mau untuk kembali menginjakkan kaki ke rumah.
Neyza terlalu takut untuk datang ke kantor dan berbicara pada pria itu. Bahkan pekerjaan kantor nya selama seminggu ini neyza biarkan terbengkalai.
Berhari-hari dia hanya bisa mengandalkan varel yang setia memberi tahu kabar suami nya selama ini. Katakan neyza pengecut, tapi memang itu benar apa ada nya.
Neyza menyibakkan selimut nya lalu berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri. Dia masuk ke dalam kamar mandi dan memandang wajah nya di pantulan cermin.
Tubuh neyza sudah terlihat tidak terawat sekarang. Kantung hitam yang mulai terlihat, rambut panjang nya sudah mulai kering, dan badan nya semakin kurus.
Neyza menangisi diri nya sendiri. Menyedihkan sekali hidup nya sekarang.
Bahkan sebentar lagi hidup neyza akan semakin menyedihkan setelah status janda menempel pada dirinya. Setelah ini neyza harus memperkuat mental dari cacian orang-orang yang memandang nya.
Menjadi seorang janda di usia muda. Terdengar sangat menyakiti hati seorang neyza.
Neyza membuang pikiran yang melayang-layang di atas kepala nya dan memutuskan untuk segera mandi. Dia butuh sesuatu yang bisa menyegarkan pikiran.
.....
Handphone neyza berdering keras membuat gadis itu buru-buru keluar dari kamar mandi untuk mengangkat telepon nya. Dengan handuk yang masih menempel di kepala, neyza mengambil handphone nya lalu memandang nama varel yang tertera di layar.
"halo, rel?"
"ney, kamu ada di rumah? ada yg mau aku bicarakan"
"tentang darel?"
"aku on the way sekarang ya"
Neyza memandang layar handphone nya. Ntah kabar apalagi yang varel berikan tentang darel.
Dia akui memang dirinya lah yang bodoh. Terlalu takut dengan perpisahan yang sudah di depan mata. Padahal bisa saja neyza memperbaiki hubungannya dengan darel tanpa perlu takut perasaannya tidak terbalas.
Tapi apa boleh buat, neyza terlambat mengetahui isi hati nya.
Tak mau lagi bersedih, neyza memutuskan untuk membereskan rumah nya yang terlihat kacau. Dia sedikit merapikan sofa lalu menyapu lantai.
tok tok tok
"neyza??" Suara varel tadi membuat neyza langsung berlari untuk membukakan pintu.
Ketika pintu terbuka varel langsung memberikan senyum lebar nya. Berbeda dengan neyza yang tampak murung dan tak bersemangat.
"neyza, are you okey?" tanya varel setelah melihat neyza yang seperti sedang sakit.
"aku gapapa. oh ya duduk, rel" jawab neyza dan ikut duduk di kursi luar.
"jadi, ada apa" tanya neyza pada varel yang duduk di sebelah nya. Ada sebuah meja yang menjadi pembatas di antara kedua nya.
"kak darel pergi ke thailand hari ini ada urusan pekerjaan disana. Dia menyuruh ku untuk memberitahu mu" ujar varel.
Neyza hanya mengangguk. Ada perasaan lega karena darel masih memberitahu nya walau lewat perantara varel.
"bagaimana keadaan nya"
"dia jauh lebih pendiam, ney. Benar-benar bukan seperti seorang darel"
Neyza yang mendengar itu meringis. Rasa bersalah semakin menggerogoti hati nya.
"ini salah ku, rel. Aku terlalu takut untuk bicara dengan darel" ujar neyza yang tak bisa menahan air mata nya lagi. Selalu seperti ini jika mendengar kabar darel dari varel.
"stop, ney. Apa yg kau takuti?!"
"aku takut dengan perpisahan, rel. Jujur aku tak ingin hal itu terjadi"
"sudah ku katakan berapa kali, ney. Kalian hanya perlu berbicara. Disini masalah nya kalian kurang berkomunikasi" jawab varel yang sudah cukup frustasi melihat neyza selalu mengatakan hal yang sama.
Dia tahu rasanya seperti neyza. Takut akan berpisah dengan orang tersayang. Tapi jika tidak melakukan apa-apa toh sama saja bukan?
"apa aku harus bicara pada kakak mu?"
"yaa" jawab varel dengan cepat.
Neyza berpikir agak lama lalu mengangguk. Memang sudah saat nya dia mengalah. Dia tak bisa jika terus-terusan seperti ini. Menikah tapi seperti tidak menjalani kehidupan pernikahan. Neyza harus segera bicarakan dengan darel perihal kelanjutan rumah tangga nya ini.
Berpisah atau tetap bertahan?
"kapan dia pulang? aku ingin berbicara dengan nya" ujar neyza.
"ntah lah, mungkin besok. Apa kau mau aku tanyakan ke kak darel?" tawar varel.
"tidak, aku sudah terlalu banyak merepotkan mu" jawab neyza.
Varel hanya tersenyum hangat. Dia benar-benar tidak menyangka ada seorang gadis berhati lembut seperti neyza. Varel sangat menyayangkan kakaknya yang sama sekali tidak mau menoleh dan melihat sisi baik neyza.
"sebentar, aku angkat telepon dulu" ucap neyza dan langsung masuk ke dalam rumah untuk mengambil handphone nya yang berbunyi.
.....
"halo, yul?" ucap neyza setelah mengangkat telepon dari yuli. Ya, gadis itu lah yang menelpon neyza.
Tak ada sahutan dari seberang sana. Neyza keluar dari rumah berharap sambungan telepon nya tidak terganggu. Tapi sama saja, bukan karena jaringan nya yang sedang tidak bagus melainkan memang yuli yang tidak berbicara.
"halo yul? lo disana?" tanya neyza sekali lagi.
Varel yang mendengar itu pun memandang neyza dengan tatapan bingung. Dia beberapa kali mengkode neyza agar mengatakan siapa si penelepon.
"yulii!!!" teriak neyza ketika mendengar pecahan kaca yang cukup keras dari seberang sana.
Mata neyza melotot karena mendengar yuli yang tertawa dengan nada berat. Pikirannya melayang-layang. Ada apa dengan gadis itu?
"yulll!? jawab yul! lo kenapa?"
Neyza semakin panik ketika melihat sambungan telepon yang sudah mati. Dia langsung berlari ke dalam rumah untuk mengambil jaket dan bergegas ke apartment yuli.
Firasat neyza mengatakan ada yg tidak beres dengan yuli.
"ada apa ney!?"
"antar aku, rel"
Varel mengangguk dan langsung mengikuti neyza yang sudah masuk ke dalam mobil nya. Masih dengan ribuan pertanyaan di kepala nya, varel memacu mobil nya ke arah yang sudah ditunjukkan neyza.
.
.
.voment nya cantippp gantenk jgn lupa😘
KAMU SEDANG MEMBACA
69 days with my boss
RomanceBerkisah tentang perjalanan neyza dan darel dalam menumbuhkan cinta di dalam pernikahan nya. Di dalam rumah tangga yang tidak berdasarkan cinta, darel membuat perjanjian. Setelah 69 hari usia pernikahan maka mereka memutuskan berpisah. Tapi apakah...