4.

38 4 2
                                    

Sudah seminggu setelah kejadian kopi tumpah kemarin, neyza masih pusing dengan perkataan pria itu. Dan sekarang bertambah pusing karena tanggal pertunangan neyza akan di adakan sebentar lagi.

Siapa laki gue?

Jangan bilang kalau udah tua!

Plis gue gamau nikah sama aki aki!

Seperti itu lah isi pikiran neyza beberapa hari ini. Dan itu membuat santi geram melihat anak nya yang selalu melontarkan pertanyaan yang sama setiap hari.

Suami neyza siapa, bu? Neyza mau lihat fotonya.

Dan lagi dan lagi santi hanya bisa membalas, tunggu sampai hari pertunangan nanti juga ketemu.

Kembali lagi dengan neyza yang saat ini sedang melamun di meja kerja nya. Bahkan dari tadi yuli memperhatikan neyza yang menatap kosong ke depan.

"woii!!"

"monyet! Monyet, yuli monyet!" kaget neyza sambil mengangkat kedua tangan nya.

"ngapain lo ngelamun? Mikirin hutang?" tanya yuli. Kan bisa bahaya jika neyza kesurupan nyi roro kidul lalu menenggelamkan dirinya ke laut. Serem amat pikiran yuli.

"gue agak ngantuk aja" ujar neyza berbohong. Tidak mungkin dia mengatakan dia melamun karena pusing hendak di jodohkan dengan seseorang. Bisa bocor mulut yuli.

"tidur jam berapa lu tadi malem?"

"jam 2" jawab neyza. Kali ini dia benar-benar jujur, memang semalaman neyza tidak bisa tidur karena memikirkan hal pertunangan nya.

"ngapain lo tidur jam 2"

"nyari tuyul"

.........

"assalamualaikum..  " ucap neyza sambil membuka pintu rumah nya. Kosong, satu kata yang menggambarkan rumah nya sekarang.

Kemana santi? Apakah dia ke rumah sakit? Tapi kenapa tidak memberitahu neyza.

Dan pertanyaan neyza tadi langsung terjawab dengan secarik kertas yang tertempel di pintu kulkas.

Nak, ibu ke rumah sakit sebentar karena keluarga calon besan mau jenguk ayah. Kamu jangan lupa makan ya, ibu udah masakin semur jengkol.

Neyza menghembuskan nafas gusar. Orang tua nya benar-benar serius dalam perihal perjodohan ini. Membuat neyza pusing saja!

Neyza membuka lemari makanan dan melihat semur jengkol buatan ibu nya. Ntah kenapa makanan kesukaan neyza kali ini nampak tak berselera. Mungkin karena keadaan hati nya yang sedang galau.

Akhirnya neyza berjalan keluar rumah untuk mencari udara segar. Kaki nya melangkah membawa neyza ke sebuah taman dekat rumahnya. Karena sudah terlanjur kesini, neyza langsung menjumpai mang wawan. Penjual martabak langganan neyza.

"mang, pesen kaya biasa dong. Makan disini aja" ujar neyza kepada mang wawan.

"aduh neng, sebentar ya mamang sakit perut nih. Titip gerobak sebentar neng, kalau mau buat sendiri gapapa kok" jawab mang wawan yang terbirit-birit berlari ke arah wc umum. Neyza yang mendengar itu melongo, buat sendiri? Mana bisa gue.

Tapi apa salahnya mencoba?

"oke gays, mari kita coba!"

Neyza mulai mengaduk-aduk adonan martabak yang sering digunakan mang wawan di dalam baskom. Lalu dia menuangkan adonan itu di loyang yang sudah di olesin mentega.

"gila, ternyata gue juga ada bakat bikin martabak" ujar neyza saat melihat martabak bikinan nya sendiri yang mulai matang.

Sabi lah 2030 neyza jadi juragan martabak

Neyza mematikan kompor saat martabak nya sudah matang. Dengan bermodal nekat dia mengangkat martabak panas itu dengan hati-hati.

"adoh adoh, panas panas!!" jerit neyza.

Setelah itu neyza langsung menuangkan toping ke atas martabak nya. Dan tentunya sesuka hati neyza, dia tak peduli seberapa banyak dia menuangnya.

Siapa suruh mang wawan ninggalin gue sendiri.

"akhirnya jadi juga" ucap neyza setelah memotong martabak nya menjadi beberapa bagian. Dia pun memutuskan membawa martabak tadi ke atas meja, neyza akan langsung memakannya.

Tapi belum sempat neyza membalik tubuhnya, suara seseorang memberhentikan kegiatan nya.

"mba, pesen martabak nya empat porsi. Cepetan ya, saya lagi buru-buru" ujar nya. Neyza langsung memutar kepala nya untuk memandang siapa seseorang itu.

Eh, gue kaya kenal ni cowo

"lah om-om yang kemarin saya tumpahin kopi kan?" tanya neyza kepada darel. Ya, pria itu adalah darel.

"kamu jual martabak juga?" tanya darel.

"eh ngga, sembarangan banget. Yang jual lagi ke wc, saya cuman bikin untuk saya sendiri" jawab neyza panjang lebar. Enak aja gue di bilang penjual martabak.

"ya sudah kamu bikinin pesanan saya juga" suruh darel.

"lah kok jadi saya, kan bukan saya yang jual"

"tapi saya lagi buru-buru"

"gabisa gitu dong"

"udah buruan bikin!"

"apaan sih!"

"ehh stop! stop!!" teriak mang wawan yang baru datang.

"sudah stopp! Mas nya mau beli martabak?" sambung mang wawan saat melihat darel.

"saya pesen 4 porsi, rasanya bedain aja" jawab darel. Dan mang wawan langsung membuat pesanan nya.

Sementara itu neyza yang sedang memakan martabak nya menatap sinis pada darel yang duduk di depan nya. Dan darel membalas nya dengan tatapan bingung.

"om ikutin saya ya?" tanya neyza spontan.

"ngga"

"kok kita bisa ketemu lagi?" tanya neyza lagi.

"gatau"

"fiks, om ikutin saya. Ada apa sih om? Saya bener-bener minta maaf soal kejadian kopi kemarin. Jangan teror saya terus" ujar neyza membuat darel sedikit memicingkan mata nya. Gila nih cewe pd banget.

"terserah" jawab darel dengan malas. Darel yakin jika dia membalas wanita di depan nya ini maka pembicaraan mereka tak akan habis sampai mang wawan buka cabang di bekasi.

"tuh kan bener! Udah ngaku aja, om" ujar neyza.

"saya bukan om kamu"

"tapi muka om udah om om" jawab neyza.

"umur saya masih 38 tahun"

"sama saja, om lebih tua 15 tahun dari saya"

Darel hanya menghembuskan nafas nya dengan berat. Dia benar-benar tak habis pikir dengan salah satu karyawan nya ini. Apa dia tak sadar sedang berbicara tidak sopan dengan boss nya sendiri?

Darel perlu berbicara dengan kepala staf sehabis ini.

"ini mas pesenan nya" ujar mang wawan membuat darel bangkit dari duduk nya. Dan neyza masih mengunyah martabak nya.

Darel memberi sejumlah uang pada mang wawan. Lalu beralih memandang neyza yang kebetulan sedang memandang nya juga.

"lain kali berbicara sopan sama boss sendiri" bisik darel. Dan dia langsung pergi meninggalkan neyza yang masih kebingungan.

"huuu! Udah jadi om om teror! Sekarang malah ngaku-ngaku jadi boss saya! Situ waras?!!" teriak neyza pada darel yang sudah jauh.

"kenapa neng?" tanya mang wawan yang melihat neyza habis berteriak.

"itu mang, ada manusia aneh. Mamang kenal dia?" tanya neyza balik.

"mas yang tadi? Dia pak darel, langganan saya neng" jawab mang wawan membuat tubuh neyza menegang.

Hah? Darel??

..
.

.

Bodo banget neyza saksakskk😭
Jangan lupa voment ya guys!!

69 days with my boss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang