20.

27 1 0
                                    

Di hari ke 30, hubungan di antara neyza dan darel mulai membaik. Kedua nya tak jarang mengobrol bersama membuat mereka terlihat akrab, ditambah lagi neyza yang selalu melontarkan lelucon di sela obrolan nya.

Hal itu tentu membuat darel mulai bisa menerima neyza. Hanya menerima kehadiran nya saja, tapi untuk membuka hati nya, ia belum tahu.

Darel hanya tidak mau menyimpulkan perasaanya terlalu cepat.

Tapi semakin hari darel semakin berani menunjukkan sifat cemburu nya jika neyza sedang bersama pria lain. Beberapa kali darel menggeram kesal ketika melihat neyza yang sedang bercengkrama dengan teman kerja nya.

Seperti hari ini, terlihat darel sedang mengintip di jendela ruangan nya melihat neyza yang sedang mengobrol dengan seorang pria di dekat mesin fotocopy.

"cilubb ba!!" ucap bimo mengagetkan darel  dari belakang.

"astaga bimo!!"

"hahaha, bapak ngapain sih ngintip-ngintip kaya maling. Emang lagi liatin apa?" tanya bimo sambil ikut memandang ke arah luar jendela.

Darel yang tidak mau dirinya kepergok langsung menggeser tirai agar bimo tak ikut melihat pandangan nya tadi. Sementara bimo memandang aneh pada boss nya.

"bapak kenapa sih?" tanya bimo.

"kamu yang kenapa!? Tiba-tiba masuk ke ruangan saya" jawab darel.

"bapak ada meeting, klien udah nunggu di ruang rapat"

Darel memandang jam tangan nya. Dia hampir lupa dengan jadwal meeting nya hari ini. Karena neyza pria itu jadi melupakan pekerjaan nya.

"saya segera kesana" ujar darel lalu bimo membalas nya dengan anggukan.

.......

"baiklah sekian dari penjelasan saya, apa ada yang mau ditanyakan?" ucap darel pada lawan bicara nya.

Pria yang berada di depan darel menimang tawaran kerja dari adiwijaya's group. Pria sepantaran neyza itu mengangguk sambil membaca proposal yang di berikan darel.

"saya rasa kita bisa kerja sama" ujar pria itu membuat senyum kepuasan darel merekah.

Mereka berjabat tangan lalu menandatangani kontrak. Setelah itu darel mengantar klien nya sampai ke pintu keluar.

"permisi pak" ujar neyza yang tiba-tiba lewat di depan mereka.

Darel hanya memandang datar pada neyza yang terlihat buru-buru sambil membawa tumpukan kertas di tangan nya. Sementara klien darel tersenyum simpul ke arah istri nya.

"eh, neyza?" tanya klien darel tadi.

Niat neyza untuk berlari tadi langsung diurungkan ketika mendengar seseorang memanggil namanya. Dia menoleh ke belakang lalu memandang pria di sebelah darel.

Dahi darel berkedut. Dia heran kenapa klien nya bisa mengenal neyza. Astaga, kenapa banyak pria yang mengenal gadis itu.

"hah?" tanya neyza memasang wajah bingung. Dia tidak mengenal pria yang memanggil nya tadi.

"gue reza, yang dulu sempat satu fakultas sama lo" ujar pria bernama reza itu.

Neyza yang awal nya mengingat nama reza langsung melotot tak menyangka. Dia bisa bertemu dengan teman kuliah nya di sini.

"astaga, maaf gue pangling lihat lo. Tambah ganteng soalnya" ucap neyza sambil terkekeh.

Daarel yang mendengar itu melotot tak percaya. Perasaan nya langsung merasa dongkol. Tiba-tiba ada rasa panas menjalar di seluruh tubuh nya.

"ahahha lo bisa aja, ney. Lo ada waktu? Kita bisa ngobrol di cafe depan" ujar reza.

"aduh za, maaf tapi.. "

"ehemm!!" 

Reza dan neyza menoleh bersamaan ke arah darel. Pria itu daritadi hanya diam menyimak pembicaraan kedua nya membuat rasa kesal menyerang darel.

"lanjutkan pekerjaan kamu, neyza" ucap darel dengan dingin membuat bulu kuduk neyza merinding. Akhirnya gadis itu pamit pergi lalu meninggalkan kedua pria tadi.

"gadis tadi itu siapa, pak darel?" tanya reza.

"tadi anda sudah tahu nama nya, bukan?" tanya balik darel dengan nada tidak suka. Dia tidak suka melihat mata reza yang berbinar sambil melontarkan pertanyaan tadi.

Darel bisa simpulkan bahwa reza menyukai neyza.

Pria itu benar-benar merasa geram melihat neyza yang selalu di kelilingi pria yang menyukai nya. Kemarin bimo, dan sekarang reza. Lalu besok siapa lagi?

"saya antar keluar" ujar darel lalu mempersilahkan reza berjalan.

.........

PRANGGGG

Neyza yang baru membuka pintu rumah langsung berlari ke arah dapur dan melihat pecahan piring yang berserakan di lantai.

Mata gadis itu menyorot tajam pada darel yang masih dengan setelan kerja nya berjongkok lalu memegang pecahan piring itu.

"jangan, pak!!"

"ahhh" ucap darel meringis sambil memegang tangan nya yang tertusuk pecahan kaca.

Neyza yang melihat itu panik dan langsung menghampiri darel. Dia melihat jari darel yang mengeluarkan darah cukup banyak.

Gadis itu panik bukan main, tanpa pikir panjang neyza menarik jari darel masuk kedalam mulut nya. Mengemut jari pria itu agar berhenti mengeluarkan darah.

Pandangan mereka bertemu. Saling menatap cukup lama.

"ah, maap pak" ujar neyza saat menyadari perbuatan nya. Dia langsung berdiri lalu berjalan mencari kotak P3K. Meninggalkan darel dengan keadaan jantung bedegup kencang.

Tak butuh waktu lama dia kembali lagi sambil membawa kotak itu. Neyza mencari obat merah lalu meneterkan nya ke jari darel.

Darel terdiam dengan perilaku neyza. Dirinya seakan tersetrum dengan sengatan berasal tangan neyza yang menyentuh jari nya. Gadis ini membuat pikiran darel seketika tak terarah.

"bapak ngapain sih mecahin piring" ujar neyza yang masih mengobati jari darel.

"pakk!!" teriak neyza membuyarkan lamunan darel.

"apa?"

"bapak ngapain mecahin piring!" ujar neyza lagi.

"saya lapar, kenapa kamu hari ini pulang terlambat?" tanya darel dengan nada tidak suka. Sekarang yang dipikiran darel adalah neyza habis bertemu dengan reza membuat gadis itu pulang terlambat.

"kerjaan saya banyak, pak" jawab neyza dengan wajah lelah nya.

Tapi wajah lelah neyza tak membuat darel percaya. Dia sangat yakin gadis ini sedang bermain belakang darinya.

"kamu pulang terlambat karena menemui reza kan?" tanya darel.

Neyza mebelalak kan mata mendengar pertanyaan darel. Hampir saja dia menampar mulut darel yang berbicara tanpa di pikir.

"Saya ga ketemu reza, pak. Kan udah dibilang kerjaan saya banyak" jawab neyza benar adanya.

"sudah lah bilang saja kamu main belakang dengan reza, ya kan?" tanya darel membuat kepala neyza mendidih.

"bapak kenapa sih nuduh saya ketemu sama reza. Demi apapun, saya ga ketemu siapa pun hari ini, pak!" ujar neyza dengan emosi.

"oh, atau bapak cemburu ya?" goda neyza membuat darel gelagapan.

"atas dasar apa kamu nuduh saya cemburu?!"

"muka bapak"

"kenapa muka saya"

"ganteng"

Astaga apaan sih kok saya senyum-senyum!!

.....
...
..
.

Yu bisa yu di voment untuk memberi semangat kepada author yg gemes ini❤️

Muah muah muah

69 days with my boss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang