33.

27 1 1
                                    

"neyza, berhenti!!!"

PLAKKKK

"DASAR PRIA BAJINGAN! KEPARAT! BEDEBAH! BANGSATTTT!!"

....

Sungguh, dada ku sedikit lega setelah mengeluarkan umpatan di depan wajah darel.

Pria itu hanya diam sambil menatap ku dengan tatapan yang tak bisa ku artikan. Dia berulang kali mencoba menarik tangan ku, tapi karena sudah terlanjur sakit melihat kejadian tadi aku menarik nya dengan tatapan risih.

"ney, tolong dengarin penjelasan—"

"apaa!?? setelah aku lihat semuanya dengan mata kepala ku sendiri kamu masih mau mencari pembelaan!!?"

"ney.. tolongg—"

"dasar bedebah!! di saat ayah ku meninggal, kamu disini malah asik menikmati belaian wanita yang jelas-jelas adalah teman ku!"

Sudah cukup, emosi ku benar-benar sudah di ujung kepala dan tak bisa ku tahan. Setelah mendengar teriakan ku, Pria ini langsung memasang wajah terkejut.

"kenapa!?? kau terkejut?" tanya ku semakin memojokkan nya.

"ney, saya benar-benar ga tahu menahu tentang semua ini. Maafkan—"

"karena kau sibuk dengan wanita itu, sialann!"

"dimana kamu saat aku membutuhkan penguat disaat terpuruk!? dimana kamu saat aku butuh orang yang ikut duduk di sebelah makam ayah!? KAMU DIMANA!??"

"seharusnya kamu malu!! disaat keadaan aku terpuruk kemarin, malah varel yang datang dan paling pertama menenangkan aku dan ibu"

"Sebenarnya suami ku itu kamu atau varel!!?"

Dada ku naik turun karena emosi yang membakar seluruh kepala ku. Jangan ditanya lagi tangisan ku sederas apa. Bahkan kini mata ku semakin memerah karena terlalu banyak menangis.

"aku tahu kita menikah tanpa ada dasar cinta. Tapi apa kamu tidak bisa sedikit pun memberi rasa empati pada ku?"

"oh ya, kita kan hanya suami istri bohongan. iya ga? aku sampai lupa hahaha lucu sekali" ucap ku berlagak seperti orang gila untuk mencemooh darel. Pria itu hanya menggeleng dan masih tetap berusaha berbicara.

"kamu ingat kan hari ini udah hari ke 69?!sekarang kamu bisa ceraikan aku dan menikahlah dengan wanita busuk itu. Aku sudah tidak kuat menjalani rumah tangga ini"

"ney, tolong. Kasih saya kesempatan lagi. Saya batalkan perjanjian bodoh itu, saya ingin tambahan hari" ucap pria itu.

"dasar egois!! Kemana kamu selama seminggu kemarin? Tidak mengabari ku dan tidak pulang kerumah. Suami macam apa kamu?! kamu anggap aku ini apa?!"

"ohh, apa kamu menginap bersama wanita itu? dan bermain di belakang ku?"

"atau Jangan-jangan anak yang berada di dalam kandungan yuli itu anak kamu?"

Aku menepuk tangan. Benar-benar masuk akal bukan?

"apa maksud mu neyza?!! selama seminggu ini saya hanya di kantor mengurus puluhan berkas. Kamu bisa tanyakan pada bimo!" jawab darel membuat ku berdecih.

"terserah!! aku tidak peduli!!"

"tolong neyza, jangan seperti ini!" ucapnya menarik tubuhku secara paksa kedalam pelukannya.

Tubuh ku dan tubuh nya bersentuhan. Jujur aku rindu aroma tubuh pria ini, perkataan nya, semuanya.

Pria yang sekarang memeluk ku ini berhasil menumbuhkan cinta di hati ku dan menghancurkan nya secara bersamaan.

Tapi saat aku berusaha memperlurus perasaan ku, sekali lagi darel hanya bisa menghancurkan nya.

"tolong seperti ini sebentar saja. Sudah lama aku menahan nya"

Aku menggeleng. Ku dorong tubuh tegap itu dan memandang mata teduh nya. Ada tatapan sedih dimata nya.

"maaf, aku tidak bisa. Selama kita menikah kamu tidak pernah menaruh kepercayaan pada ku"

"emosi dan ego mu menguasai semua nya. Aku lelah jika selalu mengalah"

"bahkan setelah kamu menampar ku kemarin tidak ada kata maaf dari mulutmu. Kamu hanya menyebut ku jalang dan pergi berminggu-minggu meninggalkan ku"

"aku tidak sekotor simpanan mu itu! aku juga tidak bodoh bermain belakang dengan adik ipar ku sendiri! dimana akal sehat mu mengatai aku jalang!"

"kita ga bisa kaya gini, selama menikah aku rasa hanya aku yang berjuang. Aku juga yang selama ini berharap pernikahan kita menjadi pernikahan sesungguhnya, tanpa ada harus batasan waktu atau perjanjian konyol mu itu"

"tapi apa sikap mu? kamu seperti tak menganggap ku ada"

"aku seperti boneka kamu tahu? kamu melarang ku berdekatan dengan pria manapun dan berlagak seperti orang yang sangat mencintai ku"

"tapi kamu malah membuat perjanjian yang membuat kita berpisah"

"aku seorang wanita, aku juga punya hati"

"aku lelah melihat mu yang seperti tidak ada niatan membalas cinta ku. rasanya mustahil pernikahan ini akan lama. Di tambah lagi kamu bermain dibelakang ku"

"tolong lepaskan aku. Aku ingin mencari kebahagiaan di tempat lain. Sudah cukup dua bulan lebih aku tersiksa dengan sikap mu yang seperti itu"

"rasa yang tak terbalaskan. Kamu tidak pernah merasakan nya, kan?"

Aku tersenyum dengan air mata yang masih menetes. Ternyata darel ikut menangis setelah sabar mendengar semua keluhan ku.

"maaf neyza, saya salah... "

Aku mengangkat kepala ku. Memandang mata nya dengan lekat.

"maaf.. tak ada lagi kata yang mau saya ucapkan selain kata maaf"

Aku berdecih. Hati ku sudah terlanjur hancur lebur. Rasanya sangat sulit jika memaafkan darel secepat ini.

"maaf, aku harus pergi. Akan ku tunggu gugatan cerai dari mu"

Aku berlari, keluar dari gedung ini meninggalkan darel. Aku rasa keputusan ini sudah tepat, berpisah adalah jalan satu-satunya dari permasalahan ini.

Menikah dengan darel dan berniat memiliki rumah tangga yang harmonis adalah tujuan  awal ku, tapi akibat keegoisan pria itu dia malah membuat perjanjian konyol. Aku dipaksa bersanding dengan dirinya dan berlagak seperti tidak terjadi apa-apa.

Mungkin otak ku masih bisa menerima. Tapi hati ku tidak, di dalam sini ada rasa yang tiba-tiba muncul karena sikap darel yang membuka pintu itu.

Memang aku terlalu bodoh karena harus menaruh rasa padanya, mengira darel memiliki rasa yang sama setelah kejadian dia mencium ku hari itu, dan sikapnya yang selalu tarik ulur perasaan ku.

Aku terlalu lupa jika sikapnya itu hanya sandiwara di depan keluarga nya.

Dan beginilah sekarang, hancur. Tak bersisa sama sekali.

Aku masih terus berlari menghiraukan segala pandangan di sekitar ku. Sungguh, aku ingin ada seseorang yang datang dan memeluk ku sekarang. Seseorang yang bisa menenangkan segala kerisauan ku.

BRUKKKKK

"NEYZA!!!"

Teriakan itu menggema di dalam telinga ku,  semua menghitam. Dengan berat, ku gerakkan kepala ku ke samping, terlihat ada darel yang berlari ke arah ku.

Ah pria itu, sangat brengsek. Kenapa dia masih mengejar ku?

Aku menatap langit di atas sana. Tuhan mengabulkan keinginan ku, Dia lah yang secara langsung memeluk ku sekarang.

Setidaknya jiwa dan hati ku istirahat..

....
...
..
.

Neyza mati nih???

yahhh, maap nihh author kepencet👁️👄👁️

69 days with my boss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang