26.

16 1 1
                                    

Di pagi hari, neyza sudah mengawali hari dengan senyuman. Hati nya berbunga-bunga jika mengingat kejadian kemarin saat darel mencium nya. Tapi naas, kebahagian itu langsung sirna saat dia mengingat sudah 60 hari perjajian. Artinya perjanjian itu akan segera berakhir.

Neyza benar-benar tak rela dia akan berpisah dengan pria itu. Sekarang neyza sadari kini dirinya sudah jatuh cinta dengan darel.

Tapi apakah seharusnya neyza mengubur rasa ini dalam-dalam? Jika mereka sudah berpisah bukankah akan sulit neyza berusaha move on dari darel.

Neyza termenung di dapur nya. Dirinya juga terlalu takut untuk mengungkapkan isi hati nya. Dia takut bahwa darel tidak memiliki rasa yang sama dengan nya.

"tapi saya ga nanggung kalau bapak suka sama saya suatu saat nanti"

"tidak mungkin dan tidak akan pernah"

Perkataan darel di tempo lalu selalu berputar-putar di kepala neyza. Ini lah yang membuat nya takut.

Lamunan neyza buyar saat sop yang dia masak sudah mendidih. Tapi karena neyza yang kurang fokus jadi lah tangan nya yang terkena kuah sop panas.

"ahh!! hiks.. " teriak neyza melihat tangan nya yang merah.

Darel yang mendengar itu langsung berlari ke arah dapur, meninggalkan laptop nya yang masih terbuka di ruang tengah.

"neyza!" Darel panik melihat neyza yang sudah terduduk sambil memegang tangan nya.

Dengan sigap darel membantu neyza berdiri dan menarik tangan istri nya ke arah kran air. Kini tangan neyza sudah terbasuh air mengalir.

Darel memandang tangan neyza dan wajah nya bergantian. Wajah gadis itu terlihat basah karena air mata. Hidung nya sudah merah dan bibirnya tidak berhenti mengeluarkan desisan.

"masih sakit?" tanya darel sambil menyapu tangan neyza dengan selembar tisu.

Neyza bukannya menjawab malah menarik tangan nya dengan paksa. Neyza berpikir bahwa dirinya tidak boleh seperti ini, dia harus memberi jarak pada darel agar rasa di dalam hati nya tidak semakin besar.

Dia yakin perasaan ini semakin lama bisa menutup akal sehat nya. Semua perhatian darel yang dia berikan tidak bisa membuat neyza berhenti berharap.

"makasih" ucap neyza lalu meninggalkan darel.

Sedangkan Darel masih berdiri di tempat nya. Bingung dengan semua perilaku neyza. Ada apa dengan gadis itu?

....

Neyza berjalan tanpa tujuan. Dia memandang jalanan yang sangat ramai mengingat hari ini adalah hari minggu.

Gadis ini tersenyum saat memandang taman yang di penuhi anak-anak bermain. Tanpa sadar kaki neyza melangkah ke arah taman itu dan duduk di sebuah kursi kayu yang kosong.

Neyza terdiam disini. Memandang anak-anak yang sedang bermain sambil memikirkan nasib pernikahan nya.

Neyza tahu dia salah karena terlambat mengetahui arti perasaan nya pada darel. Pria itu berhasil membuka pintu hati neyza dan mengacak-acak semuanya.

Di usia yang masih sangat muda ini neyza akan menjadi seorang janda. Dia menangisi takdir hidupnya. Belum sempat neyza membanggakan kedua orang tua nya, kini malah akan mempermalukan mereka.

Apa kata orang-orang nanti?

Orang tua nya akan di cemooh memiliki anak yang sudah menyandang status janda di usia muda.

"hei!" panggil seseorang membuat kepala neyza terangkat.

Dia memandang pria yang memiliki warna mata coklat itu. Masih sama dengan kemarin, neyza masih berdecak kagum memandang wajah varel.

Ya, pria yang memanggil nya tadi itu adalah varel. Adik ipar nya itu tersenyum lebar, sangat berbeda sekali dengan wajah neyza yang sembab karena terlalu banyak menangis.

"ah, varel.. " ucap neyza sambil menghapus jejak air mata nya lalu menggeser bokong nya agar varel bisa duduk di sebelah nya.

"hei, why are you crying?!"   ujar varel dengan nada khawatir.

"aku ga nangis" jawab neyza sambil tertawa.

"ada apa? Lagi ribut sama kak darel?" tanya varel mendesak neyza untuk bercerita.

"ngga"

"jadi?"

"kami.. "

" mau cerai" jawab neyza jujur apa ada nya. Dia sudah tidak bisa merahasiakan nya lagi. Mungkin varel adalah orang yang tepat untuk mengetahui rahasia nya.

"ahahaha, jangan bercanda kakucap varel.

Neyza tak menjawab. Kini dia kembali menangis sambil menutup wajah nya. Varel yang melihat itu tak bisa berbuat banyak, dia hanya mengelus punggung neyza pelan bermaksud untuk meredakan tangis gadis itu.

"tapi kenapa?"

"kami sudah membuat perjanjian"

"hah?"

.....

Darel berlari di sepanjang trotoar. Pandangan nya berputar, mencari gadis yang dari pagi hari belum pulang sampai senja menyapa.

Darel kira neyza akan keluar sebentar untuk pergi belanja atau sekedar membeli kebutuhan rumah. Tapi nyata nya gadis itu pergi sangat lama tanpa memberikan kabar.

"kamu dimana, neyza... " ujar darel sambil menelepon gadis itu. Tapi nihil, neyza tak menjawab panggilan nya walau ponsel gadis itu dalam keadaan tersambung.

Pandangan darel berhenti pada gadis yang duduk membelakangi nya. Dia kenal betul pakaian yang neyza pakai tadi pagi. Tanpa basa-basi pun darel berjalan cepat ke arah gadis yang dia yakini itu adalah neyza.

Langkah darel berhenti. Memandang datar varel yang tiba-tiba berjalan ke arah neyza sambil membawa dua botol air mineral. Pria itu tersenyum lebar sambil memberi air mineral milik nya kepada neyza.

Kenapa pria itu ada bersama neyza?

Apa yang mereka lakukan berdua disini?

Pertanyaan itu terus masuk ke dalam pikiran darel. Dia tidak bisa berpikir positif sekarang, hanya ada pikiran bahwa neyza sedang bermain belakang dengan varel.

Darel mengirim pesan pada neyza agar gadis itu cepat pulang. Setelah pesannya terkirim, darel langsung pergi dari area taman. Dia sudah tidak mau lagi memandang neyza dengan varel. Itu akan membuat hati nya semakin tidak nyaman.

"dasar jalang!"

.
..
...

jaga lambe mu darell😭😭

menurut kalian ending nya darel sama neyza bakal pisah apa gimana?

voment nya sabi lah bund

69 days with my boss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang