neyza pov.
Aku tersenyum tipis ketika melihat samuel dan kayla mengucapkan turut berbelasungkawa untuk diriku.
Tidak ada darel sekali lagi, hanya ada varel yang ikut duduk di samping kayla. Ibu ku dengan mata sembab membalas ucapan mereka dengan senyuman tipis.
"terima kasih kalian sudah datang jauh dari singapura hanya untuk mengucapkan bela sungkawa untuk kami" ujar ibu.
"saya benar-benar ikut kehilangan harry. Dia adalah sahabat ku dari bangku sekolah dasar" ucap ayah mertua ku.
Ibu hanya mengangguk paham. Dia juga tahu samuel ini adalah sahabat dekat suami nya. Bahkan kedekatan nya itu sampai membuat niat menjodohkan kedua anak nya.
"neyza..." panggil kayla membuyarkan lamunan ku.
"maaf darel tidak bisa datang, bunda benar-benar tidak tahu kabar nya sekarang. Tapi bunda yakin dia akan segera hadir jika tahu kabar ini" ucap nya membuat ku tersenyum kecut.
Sungguh, aku tidak peduli lagi dengan pria itu. Tidak ada hal yang bisa ku maklumi karena dia tidak bisa datang di pemakaman ayah.
"benar kata ibu mertua mu neyza, mungkin saja darel sedang ada masalah disana sampai tidak bisa di hubungi" Giliran ayah mertua ku yang menyahut ucapan istrinya.
Aku hanya berdecih dalam hati. Jika tidak ku dengar langsung dari mulutnya maka aku tidak percaya omongan mereka.
"Jika mau, kami bisa menyusul darel ke thailand agar dia segera menemui mu, neyza" ujar kayla.
"tidak perlu, aku akan segera pulang ke jakarta. Ada masalah yang harus di selesaikan" jawab ku.
Aku akan menemui darel di kantor nya. Berharap pria itu sudah pulang dan aku akan mengeluarkan semua isi hati ku.
.......
"kamu benar-benar mau bicara pada darel?" tanya varel kepada ku yang masih sibuk memasukkan barang kedalam mobil.
Hari ini juga aku akan balik ke jakarta untuk berbicara pada darel.
"ya, aku sudah tidak tahan dengan sikap nya yang seperti itu. Akan ku minta juga dia untuk menalak ku" jawab ku dengan santai.
"jangan terburu buru mengambil keputusan, ney. Kak darel tidak sejahat itu mendiami mu berminggu-minggu. Mungkin ada alasan di balik semuanya"
Aku merenggut mendengar pembelaan varel untuk kakak nya itu. Tapi tenang saja, keputusan ku sudah bulat. Hati ku tidak akan goyah lagi untuk berpikir dua kali.
"tidak, dia sudah benar-benar tidak ada hati, rel. Aku juga tidak mau terjebak dengan perjanjian ini terlalu lama. Rasanya sangat berdosa jika aku semakin lama membohongi ibu seakan pernikahan ku baik-baik saja" ucap ku.
"aku tidak akan menggangu keputusan mu, neyza. Hanya saja menurut ku kalian hanya perlu duduk dan bicarakan baik-baik masalah ini. Toh tidak ada salah nya juga bukan?"
"percuma. Aku yakin hanya sia sia saja"
"jangan menyerah, perjuangkan kalau kamu mencintai nya"
Aku memijat pangkal hidung ku. Apa katanya? perjuangkan? Tidak lagi, aku sudah lelah jika terus-terus an berjuang sendiri.
"yaa baiklah.. " ucap ku untuk memberhentikan ucapan ini. benar-benar membuat ku pusing saja.
"haha okee. Pergilah, selesaikan masalah mu. Lalu kembali lagi kesini. Aku akan menjaga ibu untuk sementara waktu" ucap nya dan kubalas dengan senyuman.
"terima kasih, rel"
Aku tersenyum dan masuk kedalam mobil. Memacu kendaraan beroda empat itu keluar dari halaman rumah.
Rasanya miris memikirkan berita apa yang akan aku bawa saat kembali kesini nanti. Apakah kabar perceraian ku? atau lainnya.
Tapi jujur, separuh isi hati ku ingin berpisah pada pada darel. Aku merasa lelah jika harus berjuang sendirian. Bahkan saat kemarin aku menunggu nya pulang, pria itu malah membuat ku menunggu selama seminggu.
Seakan tidak ada pengorbanan yang dia lakukan.
Tak apa darel, setelah masalah ini selesai dan jika dirimu memilih berpisah aku akan pergi jauh. Sangat jauh sampai kau tidak bisa melihat ku.
.......
Rasa lelah ku karena menyetir terkalahkan dengan rasa tidak sabaran untuk menemui darel. Tadi aku sudah bertanya ke bimo dan pria itu mengatakan bahwa darel sudah pulang dari thailand.
Sepertinya bukan kebetulan, tapi tuhan membantu ku untuk segera keluar dari masalah ini.
Kaki ku melangkah cepat ke arah ruangan darel. Telinga ku sudah tidak sabar mendengar penjelasan langsung dari bibir nya itu.
"neyza!"
Tidak memperdulikan panggilan bimo, aku tetap melangkah cepat ke arah sebuah pintu kayu berwarna coklat itu.
brakkkk
Aku mematung di tempat. Tidak percaya dengan apa yang baru ku lihat.
Dengan santai nya perempuan itu duduk di pangkuan seorang pria yang sudah jelas-jelas status nya adalah suami ku. Dan lebih parah nya lagi, darel menikmati semua belaian dari perempuan yang sangat ku kenali.
Seoarang suami berselingkuh dengan teman dekat istri nya sendiri.
Judul FTV yang bagus bukan?
"neyza!?" teriak darel sambil mendorong yuli sampai terjatuh dan meringis kesakitan.
ya wanita yang ku maksud itu adalah, yuli
"kenapa berhenti? lanjut saja, maaf aku mengganggu" tanya ku sambil mati-mati an menahan rasa sesak di dada.
Sungguh, aku benar-benar tak habis pikir dengan semua kejadian dalam sepekan ini. Sangat menguras emosi dan tenaga. Kemarin masalah yuli, lalu ayah ku, sekarang aku harus melihat suami ku sendiri yang berselingkuh.
"ney, ini ga seperti apa yang kamu lihat!" jawab nya sambil berjalan ke arah ku.
cihh, dikira aku akan langsung percaya setelah apa yang kulihat secara langsung dengan mata kepala ku sendiri?
Aku langsung pergi meninggalkan darel dan yuli. Wanita itu masih berdiri mematung di dekat kursi darel. Benar-benar tidak bisa ku sangka, dia bisa bersikap baik-baik saja setelah melakukan hal menjijikan tadi.
Kemarin aku rela datang jauh-jauh ke apartment nya hanya untuk menghentikan aksi bodoh wanita itu dan berniat untuk menyelamatkan nyawa nya. Tapi apa balasannya? nihil, dia malah tega-tega nya menusuk ku dari belakang.
"neyza, berhenti!!!"
PLAKKKK
"DASAR PRIA BAJINGAN! KEPARAT! BEDEBAH! BANGSATTTT!!"
.
.
....adohhh neyy sabarr
bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
69 days with my boss
RomanceBerkisah tentang perjalanan neyza dan darel dalam menumbuhkan cinta di dalam pernikahan nya. Di dalam rumah tangga yang tidak berdasarkan cinta, darel membuat perjanjian. Setelah 69 hari usia pernikahan maka mereka memutuskan berpisah. Tapi apakah...