Darel dan neyza duduk lesehan di dalam restoran. Sementara seorang wanita paruh baya sibuk memandang kedua nya dengan tatapan mengintimidasi.
"jadi perempuan ini istri kamu, darel?" tanya wanita itu.
Neyza masih bingung sekarang. Siapa wanita ini? Dan tempat apa ini? Kenapa darel membawa nya kesini? Neyza sedikit kecewa karena ekspetasi nya hancur seketika.
Neyza mengira dia akan di bawa ke sebuah restoran mewah dan melakukan makan malam romantis. Lalu darel memberi nya bunga untuk merayakan hari valentine. Tapi sekali lagi, imajinasi neyza terlalu tinggi.
Ribuan pertanyaan neyza seketika terjawab saat darel mulai membuka suara. Neyza maupun wanita tadi pun menyimak nya dengan seksama.
"kenalin bu, ini neyza"
Neyza yang mendengar itu tersenyum kaku kearah wanita paruh baya tadi. Sedangkan wanita itu hanya mengangguk.
"dia istri saya"
Jantung neyza seperti merosot sekarang. Dia benar-benar tidak menyangka darel mengatakan hal yang sebenarnya. Bukankah darel harus merahasiakan pernikahan mereka?
"istri?!!"
"kamu? Kapan nikah nya"
"sudah sebulan lebih, buk" ujar darel membuat wanita paruh baya itu tersenyum bahagia.
"alhamdulillah, ibuk ikut seneng" sahut nya.
Neyza tersenyum sambil beberapa kali menyenggol paha darel yang menempel di kaki nya. Pria itu bukannya mengubris neyza, dia hanya diam tanpa mau mengalihkan pandangan nya.
"oh ya, ini buk desi" ucap darel.
"beliau ibu angkat saya" sambung darel.
Terjawab sudah pertanyaan yang tadi melayang di kepala neyza. Wanita yang sudah berumur kepala lima itu tersenyum ke arah neyza.
"ibuk dulu yang suka jagain darel waktu kecil" ujar desi sambil tertawa.
"ibuk ga nyangka sekarang kamu udah dewasa, malah udah bawa istri ke sini" sambung nya sambil memandang hangat ke arah neyza.
"oh ya, kalian mau makan? Sebentar ya, ibuk buatkan dulu sop kesukaan kamu darel" ujar desi lalu bangkit dari duduk nya.
Neyza memandang desi yang sudah berjalan jauh. Kini pandangan nya beralih ke darel yang memasang wajah datar.
"bapak hutang penjelasan ke saya" ujar neyza.
"apa?"
"bapak suruh saya dandan cantik-cantik tapi malah di bawa ke restoran gang sempit kaya gini!" ujar neyza.
"apa saya salah jika menyuruh kamu berdandan cantik saat keluar bersama saya?"
Neyza bungkam. Ini memang salah nya. Dia terlalu menaruh harapan pada darel. Padahal gadis itu tahu betul darel tidak sama dengan khayalan liar nya.
"saya kira bapak mau— ah sudah lah" ujar neyza lalu menelungkupkan kepala nya di meja pendek di depan nya.
Darel hanya diam lalu memandang sekilas ke arah neyza. Dia menahan senyum nya karena tingkah gadis itu. Sangat lucu di mata darel.
"ini, silahkan dimakan"
Neyza menaikkan kepala nya. Membiarkan desi menaruh dua mangkuk sop ayam di atas meja. Darel yang melihat itu tersenyum lalu berterima kasih.
Neyza memandang darel yang mulai memakan sop nya. Kelihatannya lezat, bau nya pun membuat perut neyza berbunyi. Dengan cepat neyza mengambil sendok lalu mencicipi sop itu.
Satu kata, enak.
"rasanya ga berubah" ujar darel membuat desi tersenyum.
"syukur deh, kalau kamu masih suka sop buatan ibuk" sahut desi.
Neyza terhanyut dalam kegiatan makan nya sambil sesekali mendengar obrolan antara darel dan desi. Mereka terlihat sangat akrab, benar-benar definisi ibu dan anak.
Dan dari pembicaraan mereka, neyza bisa simpulkan desi lah yang merawat darel ketika samuel dan kayla sibuk bekerja. Kata desi, darel selalu menangis dan datang ke padanya saat orangtua darel tidak ada dirumah.
Darel kecil sangat lucu.
......
Setelah dari restoran desi, darel langsung mengajak neyza untuk pulang. Wanita itu pun masih sedikit kecewa karena harapan nya hancur di hari valentine ini.
Satu pelajaran yang dapat di ambil neyza kali ini adalah jangan berharap lebih pada darel putra adiwijaya.
itu hanya akan menyakiti ekspetasi.
Di dalam mobil, neyza hanya diam. Mood nya sudah telanjur hancur karena darel. Dia bahkan tidak memandang pria itu dari restoran desi tadi.
"ada sesuatu di kursi belakang" ujar darel membuat neyza memutar kepala nya.
"sesuatu apa?"
"hadiah"
Neyza yang mendengar itu langsung meraih sebuah paper bag di jok bagian belakang. Gadis itu memandang paper bag yang sudah di paha nya lalu beralih kepada darel.
"ini buat saya, pak?" tanya neyza dengan senyum mengembang.
"hm, bukalah"
Neyza menahan senyum nya. Dia langsung membuka paper bag itu lalu memandang sebuah kotak berukuran sedang berwarna biru di dalam nya.
Tanpa basa-basi neyza langsung mengangkat penutup kotak itu. Dan seketika mata neyza berbinar memandang isi nya.
Sebuah kaktus mungil di dalam pot membuat neyza bahagia bukan main. Dia tak menyangka darel bisa seromantis ini.
"aahh.. Bapak bisa aja deh, romantis banget!"
"itu tadi saya beli hanya kebetulan karena ada promo"
Damn! Hancur lagi kebahagiaan neyza. Dia salah karena terlalu berharap pada darel. Si manusia batu arca yang tidak pernah menjadi sosok romantis selama jadi suami neyza.
"au ah pak, kesel saya pengen buang" ujar neyza membawa kotak tadi ke luar jendela.
Tapi mengingat neyza sangat menyukai kaktus dia langsung menarik tangan nya kembali lalu menutup kotak itu.
"ga jadi! sayang buang-buang duit"
Darel melirik sekilas pada neyza. Dia ikut senang melihat neyza yang tersenyum memandang kaktus pemberian nya.
Darel bingung untuk mendefinisikan perasaan nya pada neyza sekarang. Apakah ini cinta?
Tapi bagi darel terlalu dini untuk menyimpulkan nya. Sampai saat ini pria itu hanya memandang rasa ini adalah perasaan saling terbiasa saja.
Namun sekarang darel mulai sadar, keberadaan neyza sudah menjadi candu bagi dirinya. Bahkan darel sempat berpikir bagaimana hidup nya jika tidak ada neyza.
Apakah ini yg dimaksud rasa nyaman?
.
.
.ARGHHHH UDAH MELELEH NIH?
yo nda tau yaa, kadang author suka nih tarik ulur cinta darel untuk neyza. Ahahhaha
Voment nya jgn sampe kendorr😘
.
KAMU SEDANG MEMBACA
69 days with my boss
RomansaBerkisah tentang perjalanan neyza dan darel dalam menumbuhkan cinta di dalam pernikahan nya. Di dalam rumah tangga yang tidak berdasarkan cinta, darel membuat perjanjian. Setelah 69 hari usia pernikahan maka mereka memutuskan berpisah. Tapi apakah...