41.

26 1 0
                                    

"jika mengikhlaskan mu adalah cara yang terbaik, maka akan ku lakukan"
..
.
.

"astaga varel kamu hanya menyusahkan ku saja dari tadi!!" teriak neyza sambil melayangkan tangan ke arah varel. Sedangkan pria itu hanya terkekeh melihat wajah kesal kakak ipar nya.

Neyza kembali menyapu lantai butiknya yang penuh dengan sisa potongan kain. Dia memasang wajah kesal ke arah darel yang menyengir sambil menggaruk tengkuk nya.

Pagi ini saat neyza hendak membuka butiknya, dia sudah dikagetkan dengan varel yang sudah berdiri di depan pintu butik sambil menampilkan cengiran khas nya.

Saat ditanyakan kenapa varel bisa ada di sini, dia hanya menjawab ingin temu rindu dengan neyza. Sangat aneh bukan?

"aku hanya mau membantu mu, kakak ipar... " jawab varel dengan nada menggoda.

"panggilan mu itu terdengar geli di telinga ku, varel"sahut neyza.

"heii.. kan kamu memang kakak ipar ku"

"terserah" Varel hanya tertawa melihat neyza yang menyapu sambil memasang wajah kesal.

Neyza menaruh sapu nya di ujung ruangan lalu Menyusul varel yang sudah duduk anteng di sofa. Pria itu sedang menyesap kopi yang baru saja dibuatkan dewi untuk nya.

"kamu ngapain kesini?" tanya neyza memberhentikan kegiatan varel

"aku mau pamitan, ney"

"pamitan? kamu mau kemana?" tanya neyza penasaran.

"aku akan kuliah lagi di belanda"

"oh ya? kapan?"

"besok, sehabis aku pulang dari butik mu aku akan berkemas" jawab varel membuat neyza tersenyum.

"aku ikut senang, semoga pendidikan mu lancar" ujar neyza sambil menepuk pundak varel pelan.

"terima kasih, kak" jawab varel membuat tepukan pelan dari neyza berubah menjadi bogeman yang mendarat di atas paha nya.

"aishh!! aku bukan kakak mu"

"kakak ipar, aku ulangi lagi. Kakak ipar" jawab varel menggoda neyza hingga gadis itu memutar bola matanya malas.

Setelah itu neyza tertawa melihat tingkah konyol varel. Pria di depannya ini terlihat bukan seperti adik ipar nya, melainkan sosok sahabat yang selalu mendengar keluh kesah neyza.

Bahkan saat masalah kemarin, dia berada di posisi neyza, bukan di posisi darel. Yang notabene nya adalah kakak kandung nya sendiri.

"aku harap setelah aku lulus nanti, kak darel sudah kembali untuk meminta maaf dari mu" ujar varel.

"hmm, aku tak berharap banyak pada kakak mu itu"

"ayolah, ney. Kamu membenci kakak ku?" tanya varel.

"tidak, aku hanya ikut menghindari nya"

"ahaha baiklah, intinya aku ingin kalian bersatu lagi seperti dulu. Ingat, aku akan kembali empat atau lima tahun lagi untuk menagih semua itu"

"jangan berharap lebih, bisa saja aku mencari laki-laki lain untuk mengganti kakak mu"  sahut neyza.

"kalau kakak ku sudah menjadi duda aku tak bisa lagi menjadi adik ipar mu, neyza"

"biarin!"

"ahaha ya sudah, aku mau pulang untuk berkemas"

"aku antar sampai depan" ujar neyza ikut bangkit dari duduk mengikuti langkah varel yang keluar dari butik.

Neyza melihat jalanan luar yang cukup ramai dengan kendaraan. Beberapa mobil saling memecah keheningan sore dengan lengkingan suara klakson.

Varel mengangkat tangannya untuk memberhentikan taxi di sebrang jalan. Setelah mobil putih itu berhenti, varel berbalik memandang neyza sambil melempar senyuman.

"see you, kakak ipar" ujar varel sambik tertawa.

"yaa, hati-hati di jalan"

Varel mengangguk dan mulai berjalan di atas zebra cross untuk menyebrangi jalanan. Neyza memandang punggung varel yang mulai menjauh.

Pandangan neyza tak lepas dari varel yang berjalan di depannya. Sampai-sampai dia tak memandang mobil yang kehilangan kendali melaju cepat ke arah nya.

"NEYZAAA!!!"

BRUKKK

Neyza pov

Ku pandang varel yang berjalan menuju taxi nya di sebrang jalan. Tiba-tiba suara decitan roda mobil memasuki indra pendengaran ku.

Tapi belum sempat aku memandang sumber suara itu, tubuh ku terbanting ke belakang. Kepala ku terbentur pintu butik akibat dorongan tangan seseorang.

Aku masih tak percaya apa yang ku lihat saat ini. Sebuah mobil menaiki trotoar dan menabrak seorang pria.

Seorang pria yang menyelamatkan ku dari kecelakaan ini. Kecelakaan yang hampir merenggut nyawa ku lagi.

Dengan menahan rasa sakit di kepala, aku berjalan ke arah bagian depan mobil. Berniat untuk melihat siapa yang telah menyelamatkan ku dan merelakan dirinya yang tertabrak.

Deg

"astagaa darell?!!!"

.....

Darel pov

Ku pandang perempuan berambut pendek itu di sebrang jalan. Ternyata selama ku pergi, gadis itu memutuskan untuk memotong rambut panjang nya. Sangat cantik, dan semakin cantik dengan senyum nya yang tak pernah berubah.

Dia melambaikan tangan ke arah varel yang berjalan di depannya. Aku pun ikut menatap adik ku itu.

Tak ada lagi rasa marah ketika aku melihat varel menemui neyza. Aku malah sangat berterima kasih karena dia sudah menemani neyza ketika aku tak ada di samping nya.

Kemarin saat aku memutuskan untuk pergi, varel datang membantu ku untuk mengisi kekosongan hari neyza. Tak mengapa, jika neyza suatu saat nanti memutuskan untuk menaruh nama varel di hatinya. Maka aku akan ikhlas.

Mencintai seseorang tak harus memiliki nya bukan?

Lamunan ku buyar saat melihat mobil yang melaju seperti kehilangan kendali dari jauh. Mobil itu berkali-kali membelokkan stir ke kanan dan ke kiri.

Aku melihat arah mobil itu yang berbelok ke tempat neyza berdiri.

Tangan ku bergetar, jantung ku berdetak lebih cepat. Tuhan, apakah sekarang saatnya aku memunculkan diri lagi di hadapan neyza?

Aku berlari dengan cepat membiarkan tas kantor ku terjatuh di atas trotoar. Sepatu ku bergesekan dengan kasarnya aspal jalan.

"NEYZAA!"

Tubuh ku terhempas. Sakit sekali, terutama pada bagian kaki ku. Rasa nyeri itu membuat kepala ku berputar. Beberapa kali aku meringis karena pandangan mata ku mulai memudar.

Mungkin dengan cara ini tuhan mempertemukan neyza dengan ku. Walau nanti aku tak lagi di sisinya, asal neyza bisa melihat kesungguhan cinta ku.

Biarlah neyza tahu betapa aku mencintainya.

Tapi tuhan, tolong jangan biarkan neyza menangisi kepergian ku.

Biarkan dia hidup bahagia, aku melepaskan nya. Demi neyza.

..
.
.

.
.

aaaa darel metong?

baru muncul udah mati aja lu tong:(
stay tune yaa, menurut kalian darel harus
di singkirkan? atau...

hmm, ending akan sesuai dengan mood author yeuu

makanya voment biar mood author bagus😤

69 days with my boss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang