update dulu sebelum ngambis👍
.
."gimana, pak? Udah mendingan gatal nya?" tanya neyza kepada darel yang sedang memakan sarapan nasi goreng buatan nya. Tapi kali ini tanpa udang halus yang dia campur dalam masakannya.
"hmm"
"maaf ya, pak"
"hmm"
Neyza mencengkram sendok nya. Jika bukan suami nya sendiri pasti kepala darel sudah bocor karena lemparan sendok dari neyza. Dia cukup sabar untuk menahan perbuatan itu.
"saya duluan" ucap darel lalu bangkit dari duduk nya. Mengambil tas kantor nya lalu memakai jas hitam yang bertengger di belakang kursi.
"pak, saya boleh nebeng ga?" tanya neyza.
"ngga" jawab darel dan langsung meninggalkan neyza yang menekuk wajah.
.......
Di dalam perjalanan, darel sedikit tak fokus mengendarai mobil nya. Dia terpikir perihal neyza yang ajakannya tadi darel tolak untuk berangkat bersama. Apakah neyza baik-baik saja? Gimana kalau nanti terjadi sesuatu di jalan?
Sebenarnya mau saja jika darel memberikan neyza tumpangan untuk pergi ke kantor bersama nya. Tapi percaya lah, gengsi darel sangat tinggi hingga mengalahkan niatan tadi.
Bahkan mengatakan, 'ayo pergi bareng sama saya' saja darel tidak bisa.
Darel menepis semua pikiran tadi. Toh, buat apa dia peduli dengan neyza. Jangan bilang jika darel sudah jatuh cinta dengan gadis itu?
Ah, tidak mungkin
Mobil darel mulai masuk kedalam pekarangan kantor. Dia memakirkan di area parkir khusus lalu masuk kedalam melewati resepsionis.
Pandangan darel sama sekali tak melirik karyawan yang sedang menunduk kepadanya. Melainkan pandangan darel kini tertuju pada meja kerja neyza.
Tapi gadis itu tak berada di meja kerja nya. Kemana neyza? Apakah dia belum sampai ke kantor?
Darel kembali menepis pikiran khawatir nya pada neyza. Kini dia mempercepat langkah menuju ruangan pribadi nya.
Saat dia berjalan di lorong menuju ruangan nya, darel menangkap seorang gadis yang sedang tertawa lepas bersama bimo. Dan yang membuat hati darel terasa panas, gadis itu adalah neyza.
Ternyata dia sudah sampai lebih dulu.
jadi neyza pergi bersama bimo?
"bimo" panggil darel.
"ya, ada apa pak?" tanya memberhentikan jalan nya saat di hadapan darel.
"jadwal saya dimana?" tanya darel sambil sesekali menatap neyza yang berdiri di belakang bimo. Sebenarnya darel sudah tahu kalau buku jadwal nya sudah berada di ruangan, tapi pria ini hanya mencoba menarik perhatian neyza.
Alias caper.
"seperti biasa sudah saya taruh di atas meja bapak" jawab bimo dan langsung di angguki oleh darel.
Darel kembali berjalan tanpa melepas pandangan nya dari neyza. Tapi aneh nya neyza tak mengangkat wajah nya untuk menatap darel balik.
Apakah neyza marah karena perilaku darel tadi pagi?
Ingin sekali darel menanyakan pertanyaan itu secara langsung pada neyza. Tapi kembali lagi, gengsi mengalahkannya.
.........
"neyy!!" panggil yuli. Kalian belum melupakan yuli bukan?
"astaga yuli!! kenapa sih lo suka banget ngagetin gue. Kalau gue meninggal karena serangan jantung gimana?" sembur neyza kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
69 days with my boss
RomanceBerkisah tentang perjalanan neyza dan darel dalam menumbuhkan cinta di dalam pernikahan nya. Di dalam rumah tangga yang tidak berdasarkan cinta, darel membuat perjanjian. Setelah 69 hari usia pernikahan maka mereka memutuskan berpisah. Tapi apakah...