36.

29 1 1
                                    

kalian mencium bau-bau ending?
ngga ya? berarti ini bau badan kalian:v

aelah canda doang, yuu voment biar authorr seneng. Karena nyenengin orang itu pahala

hepi ridingg!

.
.
.

Ku duduk di samping makam yang basah karena habis terguyur air hujan ini. Tak peduli rintik hujan yang membasahi kepala, aku tetap mengelus batu nisan itu sambil meratapi kesalahan ku selama ini.

Ini lah rutinitas ku selama hampir sebulan belakangan, sebelum berangkat bekerja ku sempatkan diri untuk duduk disini sekedar mengirim doa atau meminta maaf.

Memang ribuan kata maaf tidak bisa mengembalikan semua nya. Aku merasa menjadi manusia yang tidak bisa memegang amanah untuk menjaga neyza.

"maafkan aku, yah. Aku belum bisa memenuhi janji untuk membahagiakan neyza"

Aku menunduk. Benar-benar ini karma untuk ku. Dulu saat neyza yang sepenuh hati mencintai ku dengan santai nya ku abaikan wanita itu.

Sekarang apa balasannya? Aku malah balik mengejar nya di saat neyza sudah menyerah dengan keadaan.

Setiap hari aku meminta maaf pada nisan ayah mertua ku sekedar untuk meringankan rasa bersalah di hati ini. Tapi sama saja, selama neyza belum terbangun dari koma nya aku masih dihantui rasa bersalah itu.

Aku berdiri sambil memandang batu nisan bertuliskan nama harry. Setelah mengucapkan salam aku keluar dari area pemakaman dan berniat untuk melihat neyza setelah ini.

.....

Sepanjang lorong rumah sakit ini aku selalu merapalkan doa agar mendapatkan neyza yang sudah membuka matanya melihat ku sambil tersenyum.

Ah neyza, aku sudah mulai merindukan mata cantik itu.

Aku berjalan cepat dan membuka pintu kamar inap neyza. Lagi-lagi harapan ku pupus, wanita ini masih menutup mata nya.

Ku tarik kursi di samping ranjang neyza dan duduk disana. Mengecup tangan nya berkali-kali berharap dia merasa terganggu dan bangun dari tidurnya.

"neyza.. "

"aku rindu melihat wajah kesal mu, celotehan mu, atau tingkah konyol mu. Aku merindukan semuanya, ney"

"percayalah neyza, setelah ini tidak akan ada masalah di rumah tangga kita. Cepatlah bangun, aku ingin tambahan hari untuk perjanjian itu"

"atau kita batalkan saja?"

"terserah pada mu neyza, asal kamu jangan meninggalkan ku"

Aku menatap sayu pada wajah neyza yang tidur dengan damai. Jujur agak lelah menunggu neyza bangun dari koma nya. Tapi jika aku tak menunggu nya, itu sama saja aku menyia-nyiakan neyza untuk kedua kali, bukan?

"ucapan mu benar neyza. Sekarang aku mencintai mu"

Aku tersenyum mengingat kejadian tempo lalu. Di saat neyza dengan kepercayaan dirinya mengatakan bahwa aku akan mencintai nya dalam 69 hari.

"tapi saya ga nanggung kalau bapak suka sama saya suatu saat nanti"

"tidak mungkin dan tidak akan pernah"

Aku tertawa. Sangat memalukan karena sudah meminum air ludah sendiri. Perkataan neyza sekarang terbukti, sekarang aku akui aku sangat mencintainya.

tok tok tok

"nak darel?"

Aku beranjak dari duduk lalu membuka pintu. Telihat ibu mertua ku sudah berdiri di ambang pintu sambil menenteng beberapa kantung plastik.

"bunda.. " Ku cium tangan nya sambil mempersilahkan santi masuk.

"astaga darel, apa kamu tidak menjaga pola makan mu? semakin hari bunda lihat kamu semakin kurus" ujar santi yang duduk di sofa sebelah ku. Dia menyodorkan ku kantung plastik yang tadi dibawanya. Setelah ku buka ternyata berisi makanan dan pakaian ganti.

"iya bunda terimakasih"

"jangan terlalu larut dalam kesedihan darel. Jika neyza melihat mu seperti ini pasti dia akan sedih"

Aku mengangguk lalu bergantian menatap neyza. Aku tersenyum sambil membayangkan ketika gadis ini bangun, dia akan terkejut melihat tubuh ku yang sekurus ini.

"maaf, bun.. "

"sudah lah darel. Jangan terus-terus an meminta maaf. Kesalahan tempo lalu biarlah menjadi pelajaran, bunda yakin kamu sudah cukup dewasa untuk belajar dari kesalahan"

"setelah ini jadilah suami yang baik, yang bisa membimbing neyza. Bunda percaya padamu"

Aku mengangguk. Sosok ibu berhati malaikat ini selalu menjadi penenang yang baik untuk diriku.

"buk, kenapa neyza belum bangun ya? apa dia menghukum ku?"

"ibu rasa iya, darel"

"Tapi seharusnya kamu bersyukur. Selama neyza belum bangun, kamu bisa manfaatkan waktu untuk merubah pribadi menjadi lebih baik. Mungkin dengan cara itu kamu bisa mendapat maaf nya" sambung santi sambil memandang anak nya yang berbaring di belakang ku.

"ibu yakin tidak akan sulit mendapat maaf dari neyza. Dia perempuan berhati lembut sama seperti ayah nya. Percaya sama ibu"

"terima kasih, bu"

"jika kamu mencintai anak ibu, maka perjuangkan. Ibu mau lihat seberapa jauh kamu berkorban untuk neyza"

"pasti bu, pasti.. "

Ibu tersenyum lalu menepuk pundak ku. Setelah berbincang sedikit beliau pamit untuk pulang karena ada sedikit masalah di rumah.

Aku pun memutuskan mengantar ibu sekaligus berangkat ke kantor. Setelah mencium kening neyza, aku keluar dari wilayah rumah sakit.

....
...
...

.

pippp nih enaknya neyza dibikin bangun apa meninggoy?

darel said, jgn macem² lu thor!!

awokawok voment nya dulu bray

69 days with my boss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang