extra Part (1)

37 1 1
                                    

"sayangg!?"

"neyzaaa??"

Suara darel menggema di seluruh ruangan, mencari keberadaan istri cantiknya disana kemari. Dia baru pulang kerja dan tak menemukan neyza yang biasanya duduk di depan televisi sambil menunggunya pulang.

Darel panik bukan main. Pasalnya neyza saat ini sedang hamil besar. Ya, sudah dua tahun semenjak mereka kembali bersama, tuhan menitipkan calon malaikat kecil pada keluarga darel.

"aku disini, mas" teriak neyza berasal dari taman belakang di rumah nya.

Darel tersenyum sambil berjalan ke arah istri nya. Semenjak hamil, aura ibu terpancar dari neyza yang semakin hari semakin pekat.

Darel ikut duduk di sebelah neyza yang sibuk memotong kukunya.

"aku khawatir kamu ga ada di ruang tengah, sayang"

"ahaha, kok gitu?"

"aku takut kamu kenapa-kenapa"

Neyza tersenyum lalu mengelus rahang tegas darel. Pria di depannya ini semakin bucin saja dan tak pernah menunjukkan sikap arogannya lagi.

Tak ada lagi kata gengsi di dalam diri darel.

"kamu wangi"

Darel memperkecil jarak di antara mereka. Tangan besarnya memeluk tubuh neyza dari samping. Hidung nya menghirup aroma tubuh neyza yang selalu membuatnya kecanduan.

Gila memang. Darel tidak pernah meminum minuman alkohol. Ia tak tahu rasanya mabuk. Tapi darel sudah mabuk kepayang pada istrinya sendiri.

"i love you, neyza. i love you so much"

.....

"nih" ucap darel sambil memberikan teh peppermint pada neyza yang habis muntah. Ya, walaupun sudah hamil besar, neyza masih sering merasakan mual jika mencium bau yang tidak sedap.

"terima kasih"

Darel membawa istri nya agar duduk di tepi ranjang. Tangannya tak berhenti mengelus punggung neyza dengan lembut.

"aku sudah baikan, kamu pergi saja ke kantor. Hari ini ada meeting kan?" ujar neyza menyuruh agar darel cepat pergi. Dia tak mau karenanya darel telat menghadiri meeting nya.

"aku bisa membatalkan meeting nya, asal kamu aman sayang"

"aku tidak apa-apa, mas"

Ada tatapan cemas di mata darel. Neyza tertawa, suami nya ini benar benar overprotektif padanya.

"kalau kamu tidak pergi ke kantor, anak kita nanti marah" ujar neyza mencoba menghilangkan kecemasan darel.

"iya maaf, papa pergi dulu ya sayang. Kamu jangan bandel di dalam sana, kasian mama" ujar darel sambil mengelus perut buncit neyza.

"aku pergi dulu ya?"

Neyza menggangguk dan menerima kecupan pada kening nya. Dapat tercium aroma tubuh darel yang masih menjadi favoritnya.

"kamu ingin apa? Nanti sekalian aku belikan" tanya darel.

"tidak usah, aku tidak ingin apa-apa"

"kenapa sejak kamu hamil tidak pernah ngidam minta yang aneh-aneh?? Padahal aku ingin juga direpotkan seperti suami suami lain"

Neyza tertawa terbahak. Kurang lucu bagaimana lagi suami neyza ini, bukankah seharusnya dia senang tidak perlu repot memenuhi keinginan ibu hamil yg kadang tidak masuk akal.

"aku ingin teh itu lagi. Kamu tau darimana teh ini? sangat manjur, mual ku sudah hilang"

"aku tahu dari bimo, dia bilang teh peppermint bisa mengurangi mual" jawab darel.

"kenapa bimo bisa tahu tentang ini? menikah saja dia belum" ujar neyza sambil tertawa.

"ntah lah, aku juga tidak tahu"

.....

Minggu sudah kian berganti, kini neyza sudah memasuki bulan terakhir masa mengandung nya. Dan perkiraan dokter, neyza akan melahirkan tak akan lama lagi.

Hal ini juga membuat darel menjadi suami siaga. Sudah seminggu ini dia membawa semua pekerjaan kantornya kerumah. Dia tak mau meninggalkan neyza sedetik pun, dimana neyza berjalan maka akan di ikuti darel.

Bukan posesif, ini hanya waspada. Kata darel.

"kamu lapar, mas?" tanya neyza pada darel yang masih sibuk dengan laptop yang ada di pangkuannya.

"tidak, kamu lapar? mau aku beli kan makanan apa?" tanya balik darel.

"aku tidak mau apa-apa mas, aku ingin peluk kamu"

Darel tersenyum senang, ditaruh nya laptop tadi dan membawa neyza dalam dekapan. Dia sangat  suka jika neyza sedang manja seperti ini.

"kok manja?"

"anak kamu yang mau" jawab neyza.

"dedek bayi nya pinter deh, tahu aja papa nya suka di peluk mama"

Neyza mencubit perut darel. Sedangkan sang empu hanya tertawa puas lalu kembali memeluk neyza.

"arghhh"

"neyza? neyza kamu kenapa?! aku terlalu kencang meluk nya?"

Neyza memegang perut nya. Tiba-tiba terasa mengencang dan sakit.

"kita kerumah sakit!"

"tidak perlu, mas. Mungkin ini hanya kontraksi palsu aja"

"yakin? aku takut, sayang. Kita ke rumah sakit saja. Kamu terlihat kesakitan" ujar darel yang masih tak berhenti gugup. Dia cemas jika neyza hendak melahirkan sekarang.

"tidak apa, ini memang sering aku rasakan beberapa minggu ini" jawab neyza.

Darel memandang sayu kearah neyza yang masih mengatur nafas nya. Raut wajah sakit neyza tadi sudah memudar dan berganti dengan raut lega.

Pria ini tidak tega melihat neyza yang kesakitan seperti tadi. Jika rasa sakit itu bisa berpindah kepadanya, maka dengan senang hati darel mengganti posisi neyza.

"maaf, sudah membuat mu sakit" sahut darel sambil mengecup punggung tangan istrinya.

"aku mencintaimu neyza, sampai kapan pun"

...
..
.

ihhh darel bucinnn:(

ahaha part selanjutnya  akan muncul baby darel nihhh, kira-kira cewe apa cowo?

voment dulu brayyy🗿

69 days with my boss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang