35.

35 1 0
                                    

darel pov

Ku tatap wajah damai neyza yang masih setia menutup mata itu. Sudah terhitung 3 hari gadis ini belum bangun dari tidur panjang nya. Aku jadi bingung mimpi apa yang sekarang menemani nya sampai-sampai tidak mau bangun seperti ini.

Soal santi, ibu mertua ku sudah mendengar kabar bahwa anak nya sedang mengalami masa koma. Dan wanita itu hanya menangis, berbeda dengan bunda yang memarahi ku habis-habis an.

"mungkin neyza mulai rindu dengan ayah nya, jadi dengan cara ini dia ingin temu rindu"

Seperti itu lah kata ibu mertua ku.
Bagaimana hati ku semakin tidak sakit mendengar perkataan nya kemarin? Ternyata sosok yang sangat kuat itu menurun ke anak nya.

"neyza, kapan kamu bangun?" tanya ku sambil mengelus tangan neyza yang dingin.

"dia akan semakin tidak mau bangun kalau kakak tidak makan" jawab varel yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar inap.

Aku baru sadar jika perut ku ini sudah dua hari tidak terisi makanan. Bahkan untuk minum saja ketika aku ingat.

Dari pagi buta aku sudah datang ke rumah sakit untuk melihat neyza. Aku sudah tak peduli dengan urusan kantor atau kondisi lambung ku sendiri.

"terima kasih" jawab ku menerima bungkusan plastik dari varel.

"setelah makan, aku ingin bicara"

Aku hanya mengangguk, dan mulai menghabiskan makanan ku.

.....

"kamu mau bicara apa?" tanya ku to the point. Berbeda dengan varel yang terlihat santai sambil menyesap cappucino yang baru dia pesan.

"aku hanya mau memperlurus kesalahpahaman mu kemarin kak" ucap varel di tengah keramaian cafe.

"sebenarnya aku bingung ingin mulai darimana. Tapi aku yakin pertengkaran kalian kemarin bermula dari kejadian neyza bertemu dengan ku di taman, kan?"

Aku mengangguk, tetap menyimak perkataan nya.

"sungguh aku dan neyza kemarin tidak melakukan apa-apa. Aku bertemu dengannya juga sebuah kebetulan, saat aku menemui nya dia sedang menangis sendirian di kursi taman"

"menangis??"

"ya, dia menangisi mu kak. Dia bercerita panjang lebar tentang masalah mu yang selama ini tidak ada tanda untuk membalas perasaan neyza"

"dia selalu berusaha membuat jarak dan mengubur perasaannya. Tapi nyatanya tidak bisa"

"kenapa dia sampai membuat jarak seperti itu? padahal sudah ku katakan agar berjalan seperti biasa saja, seperti tidak terjadi apa-apa"

"karena perjanjian mu itu, kak. Dia sadar bahwa perasaannya salah karena timbul di pernikahan di atas perjanjian mu itu"

"sorry, kalau aku memojokkan mu. Tapi setelah mendengar cerita neyza disini yang egois adalah kakak"

"kakak terlalu egois. Ingin di mengerti tapi tidak mau mengerti perasaan istri mu sendiri"

"dan selama berhari-hari kemarin kakak tidak pulang neyza berulang kali menelepon ku sekedar untuk menanyakan kabar kakak. Tapi apakah kakak disana peduli dengan kabar neyza?"

"dia terlihat kacau kemarin kak. Bahkan belum habis masalah nya dengan mu, dia langsung di timpa dengan kabar ayahnya"

"aku pun jika di posisi neyza akan marah jika melihat mu berselingkuh kemarin" sambung nya.

Aku mengusap wajah ku gusar. Ini memang salah ku, tidak ingin memahami dari posisi neyza. Jujur aku akui emang diriku lah yang egois.

"sebenarnya aku tidak bermain dengan wanita itu, rel. Semuanya terjadi sangat cepat"

"maksud kakak?"

"wanita itu tiba-tiba masuk ke dalam ruangan ku berlagak seperti orang mabuk. Lalu naik ke pangkuan ku tanpa izin, Aku benar-benar terkejut dan bersamaan itu neyza masuk. Aku yakin dia salah paham"

"memang ini salah ku. Aku  sendiri yang membuatnya tidak menaruh kepercayaan pada ku"

"sekarang aku harus berbuat apa, rel. Semuanya sudah hancur, ini karma untuk ku"

"aku hanya bisa mendukung mu, kak. Hubungi aku jika kakak butuh teman bercerita"

"terima kasih, rel. Maaf sebelumnya aku sudah berpikir tidak-tidak tentang mu"

"it's okay, rasa cemburu itu wajar"

........

Berjalan tanpa arah dengan kaki yang menendang batu jalanan. Gelap nya malam tak membuat langkah ku berhenti.

Aku seperti merasa semuanya sudah selesai. Menunggu neyza bangun dan mengiyakan ajakan ku untuk memperbaiki hubungan rasanya mustahil. Perlakuan ku yang terlalu jahat sangat tidak sebanding dengan sabar nya neyza selama ini.

Ketika melewati taman kota, aku menghentikan langkah ku dan duduk disana. Sunyi, aku membungkuk dan menjambak rambut ku sendiri, sekedar memastikan bahwa ini semua hanyalah mimpi.

Berharap aku terbangun dari mimpi ini lalu memperbaiki semuanya. Mengungkapkan perasaan ku pada neyza dan menyayangi gadis itu dengan sepenuh hati.

Andai saja dulu aku tidak mengabaikan nya, mungkin sekarang hidup ku dan neyza akan bahagia.

Siapa yang pantas disalahkan atas kemalangan hidup ku selama ini?

ya, aku sendiri.

Sangat bodoh, pria bodoh yang terlambat mengetahui perasaan nya sendiri.

Aku merogoh kantung celana ku, mengambil sebuah gelang di dalam nya. Gelang yang kami beli tempo lalu itu masih ku simpan dengan baik.

Bohong jika kemarin aku mengatakan gelang itu hilang. Aku hanya menyimpan nya, tidak ingin gelang ini kotor. Karena apa? karena ini adalah pemberian wanita kesayangan ku.

"aku sudah memakai gelang ini lagi neyza"

"kapan kau bangun lalu tersenyum melihat tangan kita bersentuhan"

"aku rindu neyza.."

.
.
.

waduh om ganteng galau nii
ada apa gerangann sih kawann

NIH MOHON DIBACA UNTUK YG PUNYA DOI
di setiap hubungan itu komunikasi sangat penting kawan.. kalau yang satu nya udah mingkem siap-siap deh bakal end:v

belajar dari kisah darel guoblog ya tman²

vote lahh brou kaya sama siapa aj

👁️👄👁️👍

....
..

69 days with my boss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang