16.

25 2 0
                                    

Hari ke sepuluh agak berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Kali ini darel bangun di pagi hari tapi tidak menemukan neyza sedang memasak di dapur seperti biasa.

Darel mengelilingi rumah nya mulai dari dapur, halaman belakang, kamar mandi, bahkan sampai ke gudang. Tapi gadis itu tidak memunculkan batang hidung nya.

Darel duduk di dapur lalu menghidupkan handphone nya. Dia akan menelpon neyza dan menanyakan keberadaan gadis itu.

Darel takut jika neyza membantah perintah nya untuk tidak ikut dalam acara reuni yang gadis itu bicarakan kemarin.

"halo, kamu dimana?" tanya darel saat sambungan telpon terhubung.

"cie, bapak nyariin saya yaa!?" ledek neyza di sebrang telepon.

"kamu dimana!?" tanya darel lagi kini dengan nada yang sedikit meninggi.

"di kantor, pak" jawab neyza enteng.

"kenapa kamu ga pamit ke saya?" tanya darel.

"emang nya kalau saya pamit ke bapak, saya bakal dapet uang jajan?" tanya neyza.

"sudah lupakan! lalu kenapa hari ini kamu tidak membuatkan saya sarapan?" tanya darel sambil memandang meja makan yang kosong.

"ini udah siang, pak. Bukan sarapan lagi namanya" jawab neyza.

Darel pun membalikkan tubuhnya memandang jam yang menempel di dinding. Benar saja, sudah melewati jam sarapan malah sudah memasuki jam makan siang.

"ya, apapun itu. Kenapa hari ini kamu tidak masak?" tanya darel.

"gas nya habis, saya gabisa masang nya"

Darel melipat bibir sambil memejamkan matanya. Gadis ini benar-benar membuat emosi nya naik ke ubun-ubun.

"jadi hari ini kamu membiarkan saya kelaparan?" tanya darel.

"mending sekarang bapak ke kantor deh. Kita makan siang bareng. Bapak udah mendingan kan badan nya?" jawab neyza.

"kenapa kamu yang mengatur saya?" jawab darel.

"aduh pak, bapak itu bos. Malu dong masa masuk kantor kesiangan" jawab neyza.

"perusahaan itu milik saya, jadi terserah saya"

"terserah bapak aja deh, saya mau makan siang dulu sama bimo" jawab neyza lalu menutup telepon sepihak.

Darel memandang layar handphone nya dengan geram. Gadis itu sekarang benar-benar mengancam nya.

Pria ini pun tanpa mengganti baju santai nya langsung pergi ke kantor untuk menemui neyza. Dia akan memarahi neyza habis-habis an.

........

"loh kok bapak naik ojek online?" tanya neyza yang terkejut melihat darel yang baru turun dari motor dan berpapasan dengan nya.

Masih untung dia sekarang tidak bersama yuli. Jadi neyza tidak perlu bersandiwara dan bisa bebas berbicara dengan darel.

"saya males bawa mobil" jawab darel jujur. Kepala nya memang masih sedikit pusing membuat dirinya takut untuk menyetir sendiri.

"ooohhh" jawab neyza.

"jangan makan bersama bimo. Saya marah"

Neyza tertawa mendengar ucapan darel. Bahkan pria di depan nya ini hanya memakai baju rumahan menambah kesan lucu nya.

"yaudah saya makan sama bapak aja" jawab neyza lalu mereka berdua berjalan ke arah warteg di seberang jalan.

Sesampai disana neyza memilih duduk di lesehan dan memesan seporsi nasi campur. Begitu juga dengan darel. Pria itu memesan menu yang sama dengan neyza.

69 days with my boss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang