Mata darel samar-samar melihat cahaya matahari pagi yang masuk di celah tirai jendela ruangannya. Tulang nya terasa remuk karena harus tidur semalaman di sofa yang kecil membuat tubuh nya tidak nyaman berbaring.
Darel bangun dan melihat keadaan ruangannya yang cukup kacau. Semalaman darel mengurusi puluhan berkas pekerjaan untuk mengalihkan pikirannya pada neyza.
Ah gadis itu lagi-lagi muncul di pikiran darel. Bagaimana keadaan nya kemarin? Apa hari ini dia pergi bekerja?
Darel langsung berdiri dan keluar dari ruangan nya. Sudah pukul delapan pagi, biasanya jam segini neyza sudah datang dan duduk manis di meja kerja nya.
Tapi hari ini, gadis itu tidak menunjukkan batang hidung nya. Meja kerja nya masih kosong dan tersusun rapi.
Darel bimbang dengan dirinya sekarang. Ada yang aneh di dalam hati nya yang dia sendiri tidak tahu artinya apa.
Setelah kejadian kemarin darel menampar neyza, ntah kenapa ada rasa mengganjal di hati nya. Dia tak pernah seemosi itu pada neyza, Darel tak tahu setan apa yang merasukinya sampai tega menampar bahkan memberi kata-kata kasar pada gadis itu.
Darel akui dia bodoh. Dia tahu ini karena rasa cemburu yang menutup pikiran jernih nya.
Tapi mengingat betapa dekatnya varel dengan neyza kemarin membuatnya geram bukan main. Siapa yang akan dia salahkan? Neyza yang tak bisa menjaga hati atau adik nya yang mengusik rumah tangga nya.
Darel menghembuskan nafas dan memutuskan untuk membereskan sedikit kekacauan yang dia buat semalam.
Pria ini menyusun berkas-berkas nya dengan rapi dan membuang puntung rokok yang berserakan. Ya, darel frustasi malam tadi, dia sudah mati-mati an menghindari barang itu tapi keadaan yang membuat nya kalut. Dia membutuhkan pelampiasan.
Darel bukan lah termasuk perokok pasif. Dia hanya akan merokok jika masalah yang dihadapi begitu berat dan darel tidak sanggup menghadapi nya.
Terakhir kali pria itu merokok adalah ketika di masa kuliah saat darel pusing memikirkan skripsi. Kini kebiasaan buruk darel terulang lagi karena masalah yang timbul di rumah tangga nya. Darel lemah jika sudah menyangkut tentang neyza.
tok tok tok
Suara ketukan pintu itu memberhentikan gerak tangan darel yang memungut bungkus rokok di bawah meja. Dia memandang pintu yang mulai terbuka dan menampakkan varel yang mencembungkan kepala nya.
"kak?"
Darel memandang adik nya dengan tatapan datar. Membiarkan varel masuk ke dalam ruangan nya lalu duduk di sofa single di samping nya.
"kak, kau merokok?!" tanya varel melihat puntung rokok yang berserakan di atas meja.
"jika kamu disini hanya bertanya yang tidak penting, lebih baik keluar" jawab darel tak mengindahkan pertanyaan varel. Jujur ada rasa marah pada adik nya ketika mengingat kejadian kemarin.
"kak, aku tahu kau marah padaku. Tapi percaya lah, aku dengan istri mu.... "
"diam varel!" potong darel sambil melempar bungkus rokok ke atas meja. Dada nya naik turun, tidak habis pikir dengan adiknya yang masih membahas masalah itu.
"kak, tolong dengar—"
"kenapa?! kau sadar kan kalau kelakuan mu itu salah?!!" tanya darel lagi-lagi memotong pembicaraan adik nya.
"maaf.. "
"lalu kenapa kau lakukan, varel?!! kau tahu sendiri kan neyza itu istri kakak!!" teriak darel.
"kalian berdua memang tidak ada malu!" sambung nya.
Varel bangkit dari duduk nya. Memandang wajah kakak nya yang mengeras karena menahan emosi. Seumur hidup dia baru melihat darel semarah ini.
"jangan salahkan neyza, kak. Dia— "
"KENAPA?!! KAU MENYUKAI NYA KAN?!"
"ya kak, jujur aku sempat menyukai neyza. Dia lah wanita yang aku ceritakan kemarin, Tapi setelah mengetahui dia istri mu, aku menganggap nya kakak ipar sekarang"
PLAKKK
"dasar tidak tahu malu!! kau lihat sekarang rumah tangga ku hancur!!"
Varel berdecih. Dia tidak menyangka darel akan segila ini. Seorang kakak yang sangat dia sayangi dulu kini tega menampar nya karena keegoisan yang menguasai pria itu.
"bukan kah kalian akan segera berpisah? lalu apa yang membuat mu marah?"
Darel terdiam. Darimana pria ini tahu tentang masalah pernikahan nya? Tapi memang perkataan varel benar. Seharusnya sekarang darel merasa senang bukan? untuk apa dia marah karena varel mengusik pernikahan nya.
"buka mata mu kak, jangan sia-sia kan wanita seperti neyza"
"seharusnya kau mencari kesalahan mu sendiri, kak. Bukan memarahi neyza dan menampar ku seperti tadi. Datangi istri mu dan minta maaf lah"
"perbaiki yang sudah hancur, sebelum terlambat" ucap varel lalu meninggalkan ruangan kakak nya.
.......
"neyza, bisakah kau ke taman kemarin? ada yg ingin aku bicarakan" ucap varel di dalam sambungan telepon nya. Setelah neyza menyetujui ajakan nya, varel menutup telepon lalu memandang segerombolan anak kecil yang sedang bermain.
Di taman ini lah awal mula varel mengetahui masalah neyza. Seorang gadis yang di nikahi kakak nya karena perjodohan, lalu masalah yg datang dan darel membuat sebuah perjanjian.
Melihat betapa menyedihkannya neyza membuat varel iba. Dia rela mengubur perasaan suka nya dan lebih memilih menjadi tempat bersandar neyza di kala sedih.
Tidak apa jika perasaan nya tidak terbalas, mungkin takdir nya hanya sebagai rumah bercerita bagi neyza.
"varel"
Lamunan varel buyar saat tubuh neyza menghalang pandangan nya. Dia memandang gadis itu, sepertinya dia kesini dalam keadaan terburu-buru. Lihat saja pakaian nya hanya memakai kaos rumahan dan di balut dengan cardigan.
"ada apa?" tanya neyza yang sudah duduk di samping varel.
"kak darel semalaman tidur di kantor. Tadi pagi saat aku kesana keadaanya sangat kacau, ruangan nya di penuhi bau rokok" jawab varel to the point.
"dia terlihat frustasi, ney"
Varel memandang wajah neyza yang tiba-tiba berubah menjadi sendu. "semua ini karena aku, rel"
"aku harus bagaimana sekarang"
"bicara baik-baik dengan kak darel, aku yakin kalian bisa temukan jalan keluar nya"
Neyza yang mendengar itu hanya bisa menghembuskan nafas nya dengan berat. Ini sangat sulit bagi nya, memilih mempertahankan pernikahan atau menghapus perasaan di hati nya?
"aku tidak yakin"
.
.busett brayy kenapa jdi galau gini
vote aja kali yeee kiw kiw
KAMU SEDANG MEMBACA
69 days with my boss
RomanceBerkisah tentang perjalanan neyza dan darel dalam menumbuhkan cinta di dalam pernikahan nya. Di dalam rumah tangga yang tidak berdasarkan cinta, darel membuat perjanjian. Setelah 69 hari usia pernikahan maka mereka memutuskan berpisah. Tapi apakah...