27

18 1 1
                                    

BRAKKK

PLAKKK

"DASAR JALANG!!"

Neyza terkejut bukan main. Dia memandang darel yang mengeraskan rahang nya. Wajah nya benar-benar terlihat emosi.

Neyza baru pulang dari taman tadi dan langsung dikejutkan dengan darel yang berdiri di balik pintu dan memukul pintu itu dengan keras.

Pipi neyza masih terasa panas sekarang. Tamparan dari darel membekas di pipi mulus gadis itu. Dia masih tercengang tak menyangka karena mendapat perlakuan seperti ini.

"APA YANG KAMU LAKUKAN DENGAN VAREL DI LUAR SANA!!" teriak darel sambil mencengkram kedua bahu neyza.

Gadis itu merinding bukan main. Neyza meringis kesakitan. Dia merasa di depannya ini bukan darel sekarang.

"saya tidak melakukan apapun dengan varel!!"

Darel melepaskan cengkraman itu. Kini wajah nya tidak lagi terlihat emosi tapi dada nya masih naik turun karena mengatur nafas yang tidak karuan.

"kemana saja kamu dari pagi tadi?!" tanya darel dengan nada se-santai mungkin. Tapi percayalah, saat ini darel sedang mati-mati an menahan emosi nya yang hendak meledak.

"kamu tidak bisa menjawab nya kan?!!"

Darel berdecih memandang neyza yang sama sekali tak membuka mulut nya. Pria ini langsung menggeser tubuh neyza dan berjalan keluar rumah. Darel pergi tanpa mengatakan apapun pada neyza.

Darel sadar kini dirinya sedang dikuasai emosi. Akhirnya dia keluar dari rumah untuk mencurahkan emosi nya di tempat lain, darel takut neyza lah yang akan terkena imbas. Bagaimana pun darel adalah seorang pria, dia tidak akan berbuat lebih jauh untuk menyakiti neyza.

Bahkan tamparan tadi benar-benar tak sengaja darel lakukan. Dia tidak bisa menahan marah saat melihat neyza duduk berdua dengan varel yang notabene nya adalah adik kandung nya sendiri.

Darel sadar ini bukan hanya marah. Tapi ada terselip rasa cemburu di dalamnya. Dia yakin akan hal itu.

Dia membawa mobil nya laju membelah jalanan kota yang terlihat gelap. Pria ini tak peduli umpatan pengendara lain saat darel menerobos lampu lalu lintas. Pikirannya kalut sekarang, di dalam kepalanya hanya ada neyza.

"maaf neyza"

.......

Malam ini benar-benar malam yang menyeramkan bagi neyza.

Dia terduduk di karpet dengan kepala yang dia letakkan di sofa beralaskan lengan tangannya. Pikiran nya kalut sekarang, memikirkan darel yang se-marah tadi.

Ada rasa sesak saat melihat darel mengatakan bahwa dirinya seorang jalang. Tapi pikiran neyza malah berkata lain, dia malah bersyukur darel membenci nya.

Bukan kah jika darel membenci neyza perpisahan mereka akan lebih mudah?

Neyza sudah mulai membuat jarak di antara darel, dan pria itu sekarang sudah membenci nya. Saat mereka berpisah nanti tentu sudah tidak ada yang merasa di rugikan.

Dia tinggal tunggu tanggal perceraian nya saja. Setelah itu neyza akan keluar dari lingkaran gelap ini.

Ponsel neyza berdering membuat gadis itu tersadar dari lamunan nya. Dia mengambil ponsel yang bergetar di atas meja lalu mengangkat nya setelah melihat si penelepon adalah varel.

"halo?"

"ney, are you okay? Apa kak darel marah?" tanya varel di seberang sana dengan nada khawatir.

Setelah perkelahian tadi, neyza memang sudah memberi tahu varel bahwa kejadian mereka bertemu di taman tadi sudah di ketaui darel.

Varel yang tidak ingin masalah semakin besar, tentunya merasa khawatir. Dia juga sadar bahwa dirinya lah alasan dari masalah ini di hubungan neyza dan darel.

"ya, dan sekarang dia pergi tanpa mengatakan apapun" jawab neyza sambil sesekali menahan isak tangis nya.

"tenang saja neyza, besok pasti kak darel akan pulang. trust me"

"ngga varel, kami sudah selesai. Tinggal menunggu aku di gugat cerai olehnya" jawab neyza. Benar-benar sakit mengatakan hal yang benar fakta nya. Ada rasa tidak rela jika dia berpisah dengan darel begitu cepat.

Tapi untuk sekarang apalagi yang harus di pertahankan?

"kamu pasti kuat neyza, apa aku perlu kesana untuk meminjamkan pundak ku lagi?"  tanya varel mencoba mencairan suasana sekaligus menghibur neyza yang sedang sedih.

"tidak varel, terima kasih. Jangan terlalu baik pada ku" jawab neyza.

"aku hanya sedang takut sekarang" sambung nya

"why?"

"aku takut terjadi apa-apa pada darel di luar sana" jawab neyza.

"why neyza!? bahkan disaat seperti ini kamu masih memikirkan kak darel? just think about your heart now!"

"ngga varel, aku takut dia celaka disana"

"tidak neyza, aku yakin kak darel tidak akan seperti itu. kenapa kamu sangat mengkhawatirkan nya?"

"karena aku mencintai kakak mu"

..
.
.
.


tidak pengalaman bikin konflik sekali bikin malah merasa aneh😀

agak tidak pd tapi gpp VOMENT LAH BRAY AELAH

69 days with my boss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang