extra Part (2)

23 1 0
                                    

neyza pov

"yang.."

"hm?" sahut ku

"setelah ini aku akan semakin mencintai mu, aku janji tidak akan cemburuan seperti dulu dan tidak akan membuat mu sakit hati lagi"

"aku janji, sayang"

"kamu kenapa jadi gini sih mas?" tanya ku karena merasa keanehan pada darel. Tak biasanya darel seperti ini.

"aku tidak bisa melihat mu kesakitan seperti ini. Rasanya aku ingin menangis"

Aku tersenyum lemah. Dengan posisi ku yang sedang terbaring miring, aku bisa menatap sepasang mata suami ku yang memerah dan berkaca-kaca. Sungguh, aku tak tega melihatnya. Tapi apa boleh buat, aku tak punya tenaga lagi untuk menyemangati nya.

Aku kembali memejamkan kedua mata ku. Proses pembukaan ini sangat menguras tenaga. Sudah 7 jam aku menunggu sebelum proses persalinan.

Kontraksi ini kembali datang membuat perut ku mengencang sangat keras. Rasa kram dan nyeri bukan hanya terasa di punggung, pinggang dan perut. Melainkan menjalar ke tulang selangkangan. Sangat sakit.

"berjuanglah demi anak kita, aku disini menguatkan mu"

....

Darel keluar dari ruang persalinan dengan raut wajah bahagia. Menemui kedua orang tuanya dan santi. Ketiga nya tak sabar menanti cucu pertama mereka.

"bagaimana?" tanya kayla tak sabaran.

"alhamdulillah lancar, bun. Bahkan dokter bilang persalinan neyza bisa dikatakan lebih cepat dari perkiraan" jawab darel dengan sumringah.

"alhamdulillah.. "

"setelah ini kamu harus berkali lipat mencintai istri mu, darel. Dia sudah bertaruh nyawa untuk bisa melahirkan anak mu"  ujar kayla tersenyum ke arah menantu nya.

"Pasti, bun"

"aku janji untuk seterusnya tidak akan mengecewakan neyza lagi, bun. Anak ibu benar-benar hebat, terima kasih bu"

"jangan hanya janji saja, ibu butuh pembuktian" jawab santi

"baik, bu" jawab darel.

Setelah menerima ucapan selamat dari ketiga orang tuanya. Darel pergi mengambil wudhu sebelum mengazankan anak pertama nya.

.....

Kini ruang inap neyza sudah penuh dengan keluarga besar darel. Semua mengucapkan selamat atas kelahiran cucu pertama dari keluarga adiwijaya.

"astaga, tampan sekali keponakan ku" ujar varel memandang bayi mungil itu di dalam pangkuan darel.

"siapa dulu papa nya" jawab darel dengan angkuh.

"cih, yg di puji anaknya malah bapaknya yang sombong"

Neyza tertawa melihat varel yang memasang wajah masam kearah kakak nya.

"makanya nak segera menikah, biar kamu punya bayi kaya gini juga" ujar harry menggoda anak bungsunya.

"nikahin anak orang ga semudah nyolong mangga, pa"

"bilang saja kamu tak punya pacar" sahut harry. Varel menjadi kesal sendiri karena dirinya menjadi bahan ledekan keluarga nya.

"oh ya, kamu udah kasih nama untuk anak kita, mas?" tanya neyza membuat semua keluarga darel terdiam.

Benar juga, bayi ini belum memiliki nama padahal umurnya sudah hampir seminggu. Kata darel, dia masih mencari nama yang pas untuk anaknya.

"namanya.. "

69 days with my boss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang