Sesuai perkataan nya, darel pergi ke thailand untuk mengurus cabang perusahaan nya disana. Sedangkan neyza disini masih memikirkan beribu pertanyaan di kepalanya.
Kemana darel?
Apa dia benar-benar meninggalkan nya?
Neyza melamun di atas kasur nya membuat santi yg melihat menghembuskan nafas gusar. Sudah tiga hari semenjak anaknya itu bangun dari koma, dirinya terlihat berubah. Kebanyakan diam dan jarang bicara.
"kamu lapar, nak?" tanya santi.
Neyza hanya menggeleng. Pandangan nya tak pernah lepas dari jendela rumah sakit yang berada di samping nya. Ntah apa yang ada dipikiran neyza saat ini.
"buk... "
"ya, nak?"
"kabar darel gimana ya, buk" tanya neyza.
Santi duduk di samping neyza. Mengelus rambut halus anaknya dan tersenyum.
"ibu ngga tau, nak. Tapi kata ibu mertua mu dia hanya sedang sibuk" jawab santi benar apa adanya.
"kamu kangen ya sama mas suami.. " goda santi sambil menusuk pelan lengan neyza.
Neyza menggeleng. "dia belum menceraikan ku, buk"
Raut wajah santi berubah. Dia sedikit terkejut karena anak nya serius tentang hal ini.
"jangan ambil keputusan terlalu cepat, nak. kamu tidak mau berbicara dari hati ke hati dengan darel dulu?" tanya santi berusaha menenangkan suasana hati neyza yang mungkin sedang tidak bagus.
neyza pov
"ntah lah buk, darel saja sekarang tidak ada disini. Dia tidak ada bicara apapun" jawab ku dengan lesu.
Jujur aku juga tidak menginginkan perceraian menjadi akhir dari kisah ini. Tapi hati ku tidak bisa terus-terusan di kesampingkan.
Ntah kenapa juga setelah ku bangun dari koma, tekad ku untuk bercerai dengan darel semakin lama semakin pudar. Ada rasa mengganjal di hati ini jika membicarakan soal perceraian.
Isi otak dan hati ku sangat berlawanan. Hati ku sangat menginginkan nya, tapi otak ku malah sebaliknya.
Tapi bukankah manusia harus mengikuti kata hati?
"tapi neyza.. "
"ibu harap kamu pikirkan lagi untuk meneruskan perceraian kamu. Pasti ada alasan kenapa darel bisa berbuat seperti itu"
"manusia tidak pernah luput dari salah, neyza. Darel juga manusia yang pernah melakukan kesalahan. Tidak ada salahnya kamu memaafkan dan memberinya kesempatan sekali lagi. Tuhan saja maha pengampun, masa kita sebagai hamba nya enggan memaafkan sesama"
"saling memaafkan dan mau memperbaiki kesalahan. Itu salah satu pondasi kokohnya rumah tangga, nak. Selama kesalahan nya tidak berakibat fatal, ibu rasa kamu masih bisa memaafkan darel"
"tapi bu, darel bermain di belakang neyza. Kesalahannya itu fatal" jawab ku.
"ibu tahu. Tapi apakah kamu sudah mendengar penjelasan nya? kamu tidak boleh langsung menerka bahwa ini semua salah darel. Telepon lah suami mu dan bicarakan semuanya, agar masalah cepat terselesaikan"
Aku menghembuskan nafas gusar. Perkataan ibu memang ada benar nya. Tapi yang ku butuhkan sekarang adalah darel. Aku tidak bisa langsung memaafkannya jika dia tidak ada disini untuk memperlurus masalah.
"tapi apapun keputusan kamu ibu akan dukung, nak. Selama untuk kebaikan kamu" ujar ibu sambil mengelus tangan ku.
......
Darel pov
Jika di hari kerja aku bisa mengurus tumpukan berkas untuk mengalihkan pikiran dari neyza. Tapi di pagi hari libur ini diriku tersiksa karena semakin banyak waktu untuk memikirkan nya.
Wanita itu selalu menghantui pikiran ku. Sudah terhitung seminggu aku meninggalkan neyza dan sekarang aku sudah mulai merindukannya. ditambah lagi setelah mendapat kabar dari varel bahwa gadis itu sudah bangun dari koma.
Ingin sekali aku menemui dan melihat wajah neyza. Tapi jujur, aku belum berani menampakkan wajah ku di depannya setelah apa yang ku perbuat dulu.
Rasanya tidak adil jika aku menemuinya dan bersikap seakan tidak berdosa sedikit pun. Biarkan sekarang aku menghukum diriku sendiri dengan cara ini.
Menjauh dari neyza dan meratapi betapa malang nya nasib ku.
Aku menghidupkan handphone ku yang menampilkan wajah neyza di depannya. Foto yang ku ambil tempo lalu saat di bukit dekat rumah itu masih ku simpan dengan baik.
Hahaha, katakan aku bucin. Tapi memang itu kenyataannya. Aku benar-benar mencintai neyza. Bahkan sangat.
Jari ku membuka room chat neyza. Aku menatap handphone ku lama, masih mencoba melawan rasa takut ku untuk sekedar menanyakan kabarnya.
Aku takut jika neyza semakin membenci ku.
Bisa kah kalian bayangkan? Pria pengecut dan tidak bertanggung jawab seperti ku berharap mendapat maaf dari neyza. Rasanya mustahil jika dipikirkan di dalam otak ku.
Ntah sampai berapa lama lagi aku bisa menahan semua ini. Tapi aku yakin, suatu saat nanti aku bisa kembali kepada neyza untuk membangun semuanya kembali.
Neyza adalah rumah ku. Tentu saja tak akan lama aku meninggalkan nya.
....
...
..
..
.pip pip jadi pisah apa ngga nih?
Pisah aja lah yaa, menurut author neyza cocok nya sama varel. Kalau sama darel ga seru😀
darel: parah lu, thor.
xixixi, voment nya dulu mniezz😉
KAMU SEDANG MEMBACA
69 days with my boss
RomanceBerkisah tentang perjalanan neyza dan darel dalam menumbuhkan cinta di dalam pernikahan nya. Di dalam rumah tangga yang tidak berdasarkan cinta, darel membuat perjanjian. Setelah 69 hari usia pernikahan maka mereka memutuskan berpisah. Tapi apakah...