Kalian ingat ini sudah hari ke berapa? Yap, sudah hari ke 50. Tidak terasa waktu berputar begitu cepat.
Hubungan di antara neyza dan darel pun berjalan cukup baik. Bahkan lebih baik. Kedua nya seperti sudah mulai membuka diri satu sama lain.
Mungkin jika kemarin darel masih malu-malu menunjukkan rasa cemburu nya pada neyza. Sekarang pria itu mulai terang-terang an mengungkapkan isi hati nya.
"saya tidak suka kamu ngobrol sama bimo!"
"kamu ga boleh suka sama bimo"
"kamu jangan centil di depan bimo!"
Kata-kata bermakna cemburu tapi di balut dengan perintah. Itu lah darel.
Sedangkan neyza, gadis itu kini semakin gencar menjahili darel. Ketika melihat darel mendengus lalu menunjukkan rasa cemburu nya ntah kenapa hati neyza seperti merasakan gelenyar aneh.
Gadis ini juga sampai sekarang belum tahu isi hati nya pada darel. Seakan hanya menjalani nya seperti tidak terjadi apa-apa. Bukannya perjanjian nya seperti itu?
Tapi tanpa sadar, hari demi hari mereka mulai melupakan perjanjian itu. Menjalani pernikahan tanpa ada batasan waktu. Bukankah itu hal yang bagus? Atau sebalik nya.
......
"kak?"
Darel langsung mengangkat kepala nya, memandang pria berumur 25 tahun yang sedang tersenyum di depan pintu.
"varel?!"
Pria bernama varel itu dengan senyuman lebar menghampiri darel yang mulai berdiri dari kursi kebesarannya.
"kamu kapan sampai?" tanya darel setelah selesai memeluk adik nya.
"kemarin, tapi hari ini baru sempat kesini" jawab varel.
Pria bernama Varel angga adiwijaya itu tersenyum sambil menepuk pundak darel. Anak kedua dari kaila dan samuel mempunyai sedikit perbedaan dengan darel.
Varel cenderung pintar bergaul dan banyak berbicara. Hal itu juga yang membuat varel bisa berkuliah sampai ke negeri kincir angin.
Paras varel juga berbeda dengan darel. Jika pahatan wajah darel seperti orang barat, berbeda dengan varel yang cenderung memiliki paras wajah orang Asia. Mereka hanya memikiki satu kesamaan yaitu mata yang coklat.
"aku denger dari bunda kakak udah nikah? kapan? kenapa aku ga dapat kabar" tanya varel.
"anak kecil ga perlu tahu"
"ahahaha sialann!"
Darel hanya terkekeh kecil melihat adik nya yang tidak berubah walau sudah lama di negeri orang. Umpatan khas nya tidak pernah hilang sampai kapan pun.
"oh ya, bunda bilang besok ada acara makan keluarga" ujar varel sambil memakan cemilan yang kebetulan ada di meja kerja darel.
"hm, besok aku akan datang"
"bareng istri kakak? aku penasaran dengan wajahnya" ujar varel membuat darel mendelik.
"kenapa? karena belum punya pacar makanya mau godain istri orang?" tanya darel dengan nada tidak suka.
"gitu doang cemburu, kak. Aku hanya penasaran dengan selera seorang darel. Untuk soal pacar aku sama sekali ga tertarik" jawab varel.
"kamu ga tertarik sama sekali dengan wanita di Belanda?"
"oh atau jangan-jangan kamu ga—"
"kak!!"
Darel terkekeh melihat varel yang melotot kesal ke arah nya. Sifat jahil darel keluar saat bersama varel.
"aku ga percaya yang nama nya hubungan pacar. Ku anggap semua cewe itu teman" jawab varel.
"berarti semua jalang di luaran sana kamu anggap teman?"
"ya, they are all my friends"
"teman biasa atau teman tidur?"
"kedua nya"
Darel hanya bisa menggelengkan kepalanya. Kebiasaan adik nya yang satu ini memang sulit untuk di hilangkan. Selama hidup di negara itu varel menganggap nya hal yang tabu, sama seperti pemikiran orang luar.
"kenapa? itu wajar kan?" tanya varel saat melihat perubahan wajah darel.
"bagi ku tidak, kita punya prinsip berbeda" jawab darel.
"not sex before married"
"sex before marriage is normal"
Mereka akhirnya tertawa karena berbicara dengan kompak.
"jangan bilang ke bunda ya, kak"
......"astaga haus sekali kenapa di meja mu tak ada minuman?" tanya varel setelah puas memakan cemilan milik kakak nya.
"kamu bisa beli di luar atau ambil di pantry" jawab darel tanpa mengalihkan pandangan nya dari laptop.
Varel berdiri dari kursi lalu berjalan keluar. Dia akan menuju pantry untuk mengambil minum.
Berjalan dengan santai sambil melempar senyuman kepada karyawan darel. Pesona varel tak jauh beda dengan darel, selalu berhasil membuat orang-orang berdecak kagum.
brukkk
Varel menoleh cepat pada seorang wanita yang menabrak nya. Kini wanita itu sudah terduduk di lantai dengan kertas yang berserakan dimana-mana.
"ahh.. maaf saya tadi buru-buru" ujar wanita itu sambil membereskan kertas yang berserakan.
"its okey, saya juga ga lihat kamu berjalan tadi" jawab varel.
Wanita itu mengangguk lalu kembali berjalan meninggalkan varel. Tapi belum sempat dia melangkah, varel sudah menarik tangan wanita tadi.
"ah maaf, saya mau tanya pantry di sebelah mana ya?" tanya varel.
"di belakang sana mas" jawab wanita itu sambil menunjuk satu lorong.
"terima kasih, mbak... " jawab varel sambil membaca name tag wanita itu.
"—neyza"
Neyza mengangguk lalu pergi meninggalkan varel yang diam-diam menahan senyum nya.
"so beautiful"
.....
...
..
.adohh varel baru muncul udah mau jadi pembinor aja😣😣
ttp votee yaa😘
KAMU SEDANG MEMBACA
69 days with my boss
RomanceBerkisah tentang perjalanan neyza dan darel dalam menumbuhkan cinta di dalam pernikahan nya. Di dalam rumah tangga yang tidak berdasarkan cinta, darel membuat perjanjian. Setelah 69 hari usia pernikahan maka mereka memutuskan berpisah. Tapi apakah...