13.

23 1 1
                                    

"jangan kasih saya harapan, pak"

-neyza-
_____________________________

Darel bangun dari tidur pagi nya, lalu memandang ke arah sebelahnya. Sudah tidak ada neyza, pria itu yakin sekarang neyza sedang di dapur seperti biasa.

Dia pun menyibakkan selimut lalu berjalan ke arah kamar mandi. Darel akan melakukan ritual mandi nya lalu turun kebawah.

Setelah beberapa menit, darel turun ke lantai bawah dengan handuk yang masih setia menempel di leher nya.

Pemandangan yang sama seperti hari-hari sebelumnya, darel menatap punggung neyza yang sibuk berkutat dengan kompor di dapur.

Darel cukup lama memandang punggung gadis itu. Tiba-tiba rasa bersalah menggorogoti hati darel. Neyza selalu melayani nya dengan sepenuh hati, tapi darel selalu membalas nya dengan separuh hati.

Apakah darel terlalu jahat dengan neyza selama ini?

"pak, ini sarapan nya" ucap neyza membuyarkan lamunan darel.

Darel sedikit berdeham lalu ikut duduk bersama neyza di meja makan. Dia memandang istri nya yang sedang sibuk menuangkan nasi goreng di piring nya.

"kamu mau kemana?" tanya darel melihat pakaian yang dikenakan neyza terlihat lebih santai. Bukan seperti setelan kerja.

"mau jenguk ayah" jawab neyza.

"saya antar"

"tapi kan bapak kerja"

"kamu ga lihat pakaian saya?" tanya darel sambil menunjuk tubuh nya. Neyza memandang darel dari atas sampai bawah. Pria itu hanya memakai kaos berwarna biru navy dan celana kain santai.

"bapak ga kerja?"

"engga" jawab darel tanpa memberhentikan kegiatan makannya.

"jadi bapak beneran mau antar saya?" tanya neyza dengan sumringah.

"hm"

Neyza tersenyum. Ntah kenapa perut nya tiba-tiba merasa ada ribuan kupu-kupu yang berterbangan. Bisa dikatakan neyza salting saat ini.

Mungkin karena faktor selama menikah darel baru kali ini menunjukkan sikap peduli nya pada neyza. Dan hal itu berhasil membuat dia mati-mati an menahan senyum nya.

Aduh ney, lu jangan baper.

"kamu sudah gila?" ucap darel membuyarkan senyum neyza. Dia mencebik kesal pada darel yang sudah pergi meninggalkan dirinya.

Baru juga dibawa terbang, sekarang udah di banting lagi.

........

Neyza berjalan di sepanjang lorong rumah sakit bersama darel yang berada di samping nya. Tangan pria itu menenteng sekantung buah-buah an yang sempat mereka beli dijalan.

"assalamualaikum" ucap neyza pelan saat membuka pintu kamar inap harry.

Disana sudah terdapat santi yang sedang duduk di samping ranjang harry. Neyza menatap sendu pada harry yang terbaring dengan selang infus menempel di tangannya.

"ayah.. " ucap neyza sambil menahan tangis nya. Dia duduk di samping harry dan membiarkan darel memberikan buah tadi pada santi.

"kok ga bilang-bilang mau datang?" tanya harry sambil tersenyum.

"neyza sehat kan?" tanya harry.

"neyza sehat kalau ayah juga sehat" jawab neyza. Harry yang mendengar itu tersenyum.

"ahh, darel. kabar samuel dan kaila bagaimana?" tanya harry sambil memutar pandangan nya kepada darel.

"mereka baik, yah" jawab darel yang berdiri di belakang neyza.

"neyza pasti cerewet ya selama sama kamu" tanya harry sambil terkekeh pelan.

Neyza tersenyum mendengar harry yang mulai tertawa dan menunjukkan senyum nya. Dia bahagia harry sudah perlahan sembuh dari sakit nya.

"darel"

"ya, yah?"

"kamu baik-baik ya sama neyza. Ayah tau kalian menikah tanpa dasar cinta. Tapi kalau kalian menjalani nya dengan tulus, cinta itu akan tumbuh dengan sendirinya" ujar harry menatap kedua insan itu.

Neyza mengangguk. Rasanya benar-benar sakit harus membohongi dirinya sendiri dan orang tua nya. Sampai kapan neyza harus menyembunyikan fakta bahwa pernikahan nya sedang tidak baik-baik saja?

"ayah titip neyza, ya. Ayah yakin umur ayah udah ga lama lagi"

..........

Setelah selesai menjenguk harry, mereka berdua memutuskan untuk pergi ke kantin rumah sakit sekedar mengisi perut.

Di sini lah sekarang, darel duduk di depan neyza yang tampak murung sambil mengaduk bakso di depan nya. Darel memandang istri nya itu dengan tatapan bingung, kenapa gadis ini?

"kamu kenapa" tanya darel.

Neyza hanya menggelengkan kepala lalu membenarkan posisi duduk nya. Dia mulai makan tanpa berbicara apapun.

Darel yakin ada yang tak beres dengan neyza hari ini. Tapi apa masalah nya?

"pak"

"hm?" sahut darel.

"saya tiba-tiba takut kalau nanti ayah dipanggil dalam waktu dekat" ucap neyza sambil memandang mangkuk bakso nya

"semua manusia akan dipanggil, neyza. Termasuk saya dan kamu" jawab darel.

"saya tahu, tapi yang buat saya takut—"

"kalau ayah sampai tahu tentang perjanjian kita" sambung neyza yang sudah menundukkan kepala nya.

Darel terdiam dengan ucapan neyza. Gadis ini terlihat sangat menyedihkan sekarang, selalu mementingkan perasaan orang lain tapi perasaannya sendiri selalu tersakiti.

"kita ikuti saja ucapan ayah kamu tadi" ujar darel.

"tidak bisa, pak. kalau semisal saya akan menaruh hati ke bapak, saya akan merasa sakit saat kita berpisah nanti" ujar neyza.

"saya juga bisa saja menaruh hati pada kamu, neyza"

.
.
.

"jangan kasih saya harapan, pak"

.....

Duhh darel 😭

Kemaren katanya ga akan suka sama neyza, tapi kenapa sekarang malah ngasih harapan😭

Voment nya dulu dong mniezz😘

69 days with my boss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang