Beberapa hari kemudianZahra yang tengah duduk melamun di kursi di samping pintu kelasnya
Tiba2!
"Melamun aja Lo" ucap seseorang tiba2 membuyarkan lamunan ZahraZahra pun menoleh ke sumber suara tersebut ternyata adalah Vira, sahabatnya
"Eh, elo Vir""Ngelamunin apa sih? Ngelamunin Dosen ganteng itu ya?" Tanya Vira pada Zahra
Zahra mengerutkan keningnya dan menggeleng cepat
"Eh, Enggak!!"
"Orang gue lagi pengen duduk aja kok" balas Zahra"Iya tapi sambil ngelamun itu nggak baik, lebih baik kalo Lo ngelakuin sesuatu yang lebih bermanfaat dari pada diem disini" jelas Vira pada Zahra
Zahra mengangkat satu alisnya
"Emang sesuatu yang bermanfaat itu kayak giman?" Tanya Zahra pada ViraVira seperti berpikir
"Ke perpus yuk"
"Mumpung matkul nya masih satu jam lagi, lumayan lah bisa baca2 bentar" balas ViraZahra pun mengangguk
"Boleh juga"
"Tumben pinter Lo" ucap Zahra pada Vira"Yee, gue juga udah pintar sebelum kenal sama Lo kali Zar" sela Vira
••
-Perpus
Zahra dan Vira pun memilih buku yang akan ia baca nantinya
Setelah menemukannya Zahra pun duduk di kursi yang sudah di sediakan
Ia tidak tau kalo sang dosen barunya yang kemarin baru saja membuat Zahra kesal duduk di sebelahnya
Zahra mengira Vira lah yang duduk disebelahnya
Tanpa menoleh ke arah samping, dan langsung menegang tangan sang dosen
"Eh Vir! Lo bawa botol minuman nggak? gue ha-- us"
Zahra memberhentikan ucapannya setelah menoleh ke arah samping nya, ia terkejut bukan kepalang ternyata tangan yang ia pegang Bukanlah tangan ViraTatapan Radi ke arah Zahra cukup dingin
Zahra membelalakkan kedua matanya ke arah dosen tersebut
"Eh, P'pak Dosen" pekik ZahraRadi mengangkat satu alisnya ke arah Zahra
"Kamu haus?" Tanya Radi pada ZahraZahra Meneguk salivanya
Ia menggeleng cepat
"Eng'enggak" balas ZahraAduh!!
Kenapa ni dosen ada disini sihGanggu rencana gue aja mau baca buku dengan tenang
Kalo ni dosen cari masalah disini kan nggak lucu
Gumam Zahra dalam hati
"Em, P'Pak Radi"
"S'saya Permisi dulu" ucap Zahra dengan rasa canggungnyaIa segera menarik lengan Vira untuk langsung keluar dari perpus
Vira yang tidak tau menahu soal kejadian tadi membuatnya kebingungan dengan tingkah Zahra kali ini
"Eh, Zar Zar!!"
"Bentar deh, ngapa lengan gue lu tarik2 sih??" Tanya Vira pada Zahra"Udah diem aja napa sih!!, gue malu nih!!" sela Zahra
Setelah keluar dari perpus Zahra pun memberhentikan langkahnya
"Lu ngapa sih Zar? Hari ini Lo aneh banget" tanya Vira pada Zahra
"Lo tau nggak tadi di sebelah gue siapa?" Tanya Zahra pada Vira
Vira menggeleng cepat
"Enggak, orang gue masih nyari buku tadi" balas ViraVira mengerutkan keningnya
"Emang siapa sih? Sampai bikin Lo langsung cabut kek gitu? Kek lihat malaikat pencabut nyawa aja" Tanya Vira pada Zahra lagiZahra menghela nafas
"Emang iya, gue baru aja lihat malaikat maut, kalo gue masih disitu bisa2 gue mati muda" balas ZahraVira pun terkekeh
"Ada2 aja Lo pe'ak""Hadehh!!"
"Gue nggak bercanda Vira, gue kira Lo tadi ada disebelah gue, tapi gatau nya orang lain, mana gue udah pegang2 tangannya lagi" ucap Zahra pada ViraVira pun kembali terkekeh
"Ni anak ya, makanya lihat dulu kalo mau ngomong sama orang, jangan asal pegang2 aja" sela Vira"Mana gue tau, ya gue positif aja itu elu" balas Zahra
"Lha trus siapa yang ada disebelah Lo tadi?" Tanya Vira pada Zahra
"Pak Radi" balas Zahra
Vira mengerutkan keningnya
"Apa?? Pak Radi??" Tanya Vira memastikanZahra mengangguk
"Iya"
"Lo tau kan kalo pak Radi suka nggak mood kalo lagi ketemu gue" ucap ZahraVira mengulumkan senyumnya
"Ya gapapa lah Zar, kan cuma Pak Radi" ucap Vira sembari menyenggol pelan lengan ZahraZahra balik mengerutkan keningnya ke arah Vira
"Gapapa2 gimana sih? gue tadi sempet bilang kalo gue haus dan minta minum sama lo, gue kira Lo yang ada disebelah gue, tapi malah pak Radi"
"Dan Lo masih bilang itu gapapa? gila Lo? Bisa2 nilai gue nggak keluar nih" ucap Zahra kesal"Aduuhh!! Gue malu banget Vir!! Gue harus gimana coba??"
"Pasti di mata pak Radi gue mahasiswi paling nggak jelas, lama2 gue jadi canggung sama dia" ucap Zahra pada ViraVira pun tersenyum mendengar penjelasan dari Zahra
"Udah lah, terima aja takdir yang maha kuasa, jodoh Lo itu Bang Radi" ucap Vira, namun Kali ini ia memanggil Radi dengan sebutan 'Bang'Zahra mengerutkan keningnya ke arah Vira
"Bang?"Vira Mengangguk senyum
"Iya" balas ViraZahra semakin mengerutkan keningnya ke arah Vira, ia terkejut kenapa Vira memanggil Radi sang dosen dengan sebutan 'Bang'
Ada hubungan apa Vira dengan Radi, pikir Zahra saat ini
"K'kok Lo manggilnya Bang? Bukannya dia juga Dosen Lo?" Tanya Zahra dengan penuh rasa penasarannyaVira menghela nafas
"Nih gue jelasin ya dan jangan kaget, pasang kedua telinga Lo baik2, jangan sampai lepas" ucap Vira pada Zahra"Iya iya, lama amat, tinggal jelasin doang" sela Zahra
"Dia Sepupu Gue" ucap Vira
"APA?!" Pekik Zahra cukup keras
Hal itu membuat Zahra terkejut, ia tidak tau kalo Radi adalah sepupu dari sahabat karibnya
"Heh, gue bilang kan jangan kaget bodoh" ucap Vira pada Zahra
"Em, m'maaf2, t'trus? Gimana tadi?? Kok Lo bisa sih punya sepupu kayak gitu? Lu Nemu dimana? Trus gimana ceritanya dia bisa jadi dosen disini?" Tanya Zahra pada Vira
"Hust! Nemu2 Emang dia duit?"
"Nih ya, Bang Radi tuh orangnya pinter banget, dia bisa menyelesaikan studi nya dalam waktu singkat, dan akhirnya dia jadi Dosen disini, gitu ceritanya"Zahra Meneguk salivanya
Buset
Pinter banget tu DosenGumam Zahra dalam hati
"J'jadi-- Pak Radi itu beneran sepupu Lo?" Tanya
Vira mengangguk senyum
"Iya Zahra, apa kurang keras?" Ucap Vira"P'pantes aja Lo tenang2 Waktu dia ngenalin diri, sialan Lo Vir" ucap Zahra cukup kesal
"Dia anak dari Bude gue, masih jomblo loh, nggak ada niatan gitu buat jadi calon dia" ucap Vira pada Zahra sembari menaik turunkan kedua alisnya
"Gue juga bakal seneng ko punya saudara kayak Lo" tambah Vira lagi
Zahra memutar bola matanya malas
"Halu Lo kebangetan Vir"
"Gue nggak mau sama dia""Dia jodoh Lo Zar" ucap Vira pada Zahra
"Jodoh nggak ada yang tau Vir, siapa tau dia jodoh nya juga dosen, lah gue mah apa? Cuma mahasiswi biasa" ucap Zahra
••
KAMU SEDANG MEMBACA
Radi Dan Zahra 2
Teen FictionReinkarnasi? Itulah yang terjadi diantara mereka berdua