56. ۝ ۝ RADI DAN ZAHRA

94 19 1
                                    

..

Radi mencium rambut Zahra dan mengendusnya

"Dulu tuh bapak sampai nggak berani nyentuh tangan saya, bahkan ngelap sisa makanan di samping bibir saya saja sampai ngeluarin tisu dulu" ucap Zahra pada Radi

"Bapak dulu sampai menjaga banget hal hal kecil kayak itu" tambah Zahra

Radi mengusap2 rambut Zahra, lembut
"Zahra"
"Saya-- menjaga apa yang seharusnya sudah menjadi hak kamu"
"Saya paham, mungkin itu akan terlihat romantis Dimata orang lain, tapi nggak begitu caranya"
"Saya punya cara tersendiri untuk memberikan kepedulian saya kepadamu" jelas Radi pada Zahra

Zahra pun mengangguk mengerti,
"Iya sih saya paham, bapak sangat menjaga banget kalo soal itu" balas Zahra

Tak lama,
"Eh, manggil nya pake mas aja deh, boleh nggak pak?" Tanya Zahra pada Radi

Radi mengangguk dengan sedikit senyumnya,
"Boleh"
"Kan saya udah ngijinin waktu itu"

Zahra tersenyum,
"Kalo di ingat2, cerita kita berdua dulu penuh taka-teki Mulu"
"Dari awal pertemuan kita di lorong kampus, dan kita saat itu sama sekali belum kenal, trus Mas nyuruh saya buat ngumpulin dana untuk kegiatan sosial dulu"
"Teka-teki nya nggak sadar kalo saya udah suka banget sama Mas, dan Mas juga nggak peka, misterius banget Mas dulu" jelas Zahra pada Radi

Radi sedikit mengingat tentang kejadian di lorong kampus dan kegiatan bakti sosial bagi2 gelang

"Itu namanya takdir Zahra, Allah mempertemukan kita dengan cara seperti itu"
"Untuk masalah Mas yang misterius dan ngga peka-- ngga juga kok, meskipun perasaan Mas memang begitu tapi tetep saya mas peduli sama kamu dan teman-teman kamu" balas Radi

"Saya kan udah bilang, saya pernah ketemu sama mas sebelum-sebelumnya, tapi kalo mas nanya 'kamu ketemu dimana?' saya juga ngga tau pernah ketemu dimana"
"Orang wajah mas familiar banget di pikiran saya waktu itu"
"Entah karena mas yang suka bikin saya kesal, atau memang saya yang terlalu mengharapkan mas suka sama saya" jelas Zahra lagi

"Kalaupun sebelum kehidupan ini kita pernah dipertemukan, kemungkinan besar kita juga akan dipertemukan kembali"
"Tapi-- Mas ngga percaya kehidupan seperti itu, Mas adalah suami kamu saat ini dan seterusnya mas akan selalu menjadi suami kamu" balas Radi

Zahra sedikit tersenyum,
"Entah lah"
"Kalo ada beneran, sebahagia apa kita dulu ya?"
"Apa saya juga memiliki anak dari darah daging Mas" gumam Zahra

Radi memejamkan kedua matanya,
"Sudah tidur saja"
"Kita ngga akan pernah habisnya untuk memikirkan semua hal itu"

Zahra mengangguk senyum,
"Iya"

Dan mereka pun tertidur, hingga pagi tiba

••

Setelah sholat subuh, mandi dan juga sarapan yang sudah ibu siapkan pagi pagi buta

Radi kembali memeriksa barang2 yang ada di dalam koper

Melihat Zahra masih tidur ia sebenarnya tak tega untuk membangunkannya, namun Zahra adalah istrinya, ia harus membangunkannya dan berpamitan untuk pergi

Sebelum itu, ia memeriksa koper terlebih dahulu

Kedua matanya tertuju kesebuah minyak kayu putih
"Minyak kayu putih?"
"Oh, yang Zahra taruh disini tadi malam ya"
"Tau aja kalo kepala saya suka nyut-nyutan" ucap Radi

Radi sedikit tersenyum

Tak lama dari itu, Radi kembali menaruh nya di dalam koper

Zahra mengerjapkan kedua matanya,
"Mas"

Radi Dan Zahra 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang