30. ۝

92 21 8
                                    

..

"B'Bapak--hiks
"B'bapak-- cinta s'sama saya?" Tanya Zahra lagi memastikan

Radi mengangguk
"Iya"

"Hiks--hiks"
"S'sama saya kan pak?" Tanya Zahra lagi

Radi kembali mengangguk
Hal itu membuktikan bahwa Radi benar2 sudah mencintai Zahra
"Iya"
"Sama kamu, cuma sama kamu" balas Radi lagi

Zahra pun kembali memeluk Radi
"Hiks--hiks"
"Bapak hiks, bapak kenapa menghindar gitu aja kemarin?" Tanya Zahra pada Radi

"Saya tuh, kangen sama bapak, hiks--hiks, bapak tau nggak sih, bapak bikin kesal aja hiks" tambah Zahra lagi

Radi mengusap2 rambut Zahra lembut
"Zahra, saya minta maaf"
"Waktu itu saya berpikir untuk menjauh darimu"

"Hiks"
"Kenapa bapak melakukan itu? Apa kesalahan saya nggak bisa dimaafkan? Sampai bapak melakukan itu"
"Bapak Jahat banget sih! Hiks" ucap Zahra pada Radi

"Saya nggak tau Zahra, hanya itu yang ada dipikiran saya, saya sudah mencobanya Tapi saya nggak bisa ninggalin kamu" ucap Radi lagi

"Saya nggak mau bapak kayak gitu lagi, saya nggak mau pak! hiks" pinta Zahra pada Radi

Radi pun melepaskan pelukannya ia menggenggam tangan Zahra

Radi seperti ingin menciumnya namun ia menghentikannya saat itu juga

Ia sadar dengan nafsunya, Zahra belum sah menjadi miliknya

Ia kembali menatap Zahra

"Zahra" ucap Radi pada Zahra

"Iya pak?"

"Nanti malam saya akan datang kerumah kamu" ucap Radi pada Zahra

Zahra meneguk salivanya
Ia berpikir bahwa Radi terlalu cepat untuk datang melamarnya

Bukan Zahra menolak atau gimana, ia harus membutuhkan waktu 2-3 untuk menyiapkan semuanya
"Eh, s'secepat itu pak?"
"S'saya kan belum nyiapin apa2" balas Zahra gugup

Radi menggeleng dengan sedikit senyum
"Bukan malam ini lamarannya"
"Tapi rencananya Minggu depan saya kerumah mu lagi untuk melamar mu, malam ini saya hanya mau bertamu dan membicarakan masalah ini kepada kedua orang tua kamu" ucap Radi pada Zahra

Zahra pun mengulumkan senyumnya
"B'Bapak nggak takut sama papah saya?"

Radi mengangkat satu alisnya
"Papah kamu-- galak?" Tanya Radi pada Zahra

Zahra menaik turunkan kedua bahunya
"Nggak juga sih, semoga aja enggak kalo sama bapak" balas Zahra senyum

Radi kembali tersenyum
Ia mengusap2 pipi lembut Zahra
"Saya yang akan menanggung resiko itu" ucap Radi pada Zahra

Zahra mengangguk mengerti
"Saya harap bapak benar2 datang" ucap Zahra

Setelah obrolan serius tersebut, mereka berdua pun memutuskan untuk pulang

Dan Radi juga harus pulang secepatnya karena permintaan sang ibu

••

Di rumah

Radi pun membuka pintu rumahnya dan berjalan ke arah kamarnya

Tepat di samping pintu kamarnya Vira nampak tengah menunggunya

Vira menatap Radi
"Sudah selesai kan urusannya?" Tanya Vira pada Radi

Radi mengangguk dengan sedikit senyum

"Gimana? Abang udah Lega kan sekarang?" Tanya Vira lagi pada Radi

Radi kembali mengangguk

Vira pun berjalan ke arah Radi,
GREB!
Vira memeluk Radi

Radi Dan Zahra 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang