Bab 30

3.9K 344 65
                                    

Suasana di kamar hotel sungguh mencekam, dan tidak biasa turun hujan lebat dengan petir yang menyambar silih berganti. Matteo duduk di dekat perapian, sesekali ia melirik ke arah Violetta yang tengah menikmati jamuan wine seorang diri.

Lagi-lagi Matteo tidak pernah merasa serba salah seperti ini sebelumnya, apalagi hanya untuk sekedar urusan wanita. Berdasarkan pengalamannya, semua urusan akan selesai di ranjang dan hadiah mewah. Namun, Violetta adalah pengalaman baru baginya. Bahkan untuk mengeluarkan sepatah kata pun, Matteo cukup kesulitan.

"Wine ini tidak enak, rasanya terlalu biasa saja." ujar Violetta yang telah menghabiskan setengahnya.

Matteo berusaha bangkit dari dekat perapian, berniat untuk duduk di sofa, di samping Violetta. Akan tetapi niatan itu ia urungkan, saat tatapan tajam mata Violetta berhasil menciutkan nyalinya.

"Sebenarnya butuh berapa lama sampai hidangan makan malamnya datang?" Violetta mulai kesal.

"Aku akan menanyakannya."

Matteo segera menghubungi pihak hotel.

"Halo.."

"Butuh berama lama lagi aku harus menunggu?!" sergah Matteo memekik kesal.

"Tuan maaf..."

"Kalau sampai kekasihku semakin marah, akan ku pastikan gedung ini hancur tak bersisa!"

Matteo langsung memutus panggilannya. Perlahan dia menghela napas untuk menenangkan dirinya, dia tidak boleh terlihat kesal di hadapan Violetta. Setelah itu, dia berjalan kembali menghampiri Violetta.

"Mereka bilang makan malamnya akan segera datang." Ujarnya dengan suara yang begitu lembut.

"Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi, jika makanan itu tidak datang dalam sepuluh menit, aku akan pulang dari sini."

"Sial!" gumam Matteo seraya mengepalkan tangannya.

"Kenapa? Kau kesal?"

Matteo langsung menggelengkan kepalanya.

Sebenarnya Matteo sangat kesal, kepada dirinya, pihak hotel dan juga Violetta. Tapi dia sebisa mungkin menahannya di hadapan sang kekasih.

"Vio.." Matteo berjalan mendekat, lalu dia berdiri di hadapan Violetta.

"Jangan mencoba merayuku, kalau kau tak mau mendapatkan akibatnya!"

Ancaman itu bukan main-main. Violetta sedang tidak dalam keadaan yang bisa diajak untuk lebih santai. Sejujurnya dia sudah berusaha menahan diri untuk tidak melemparkan botol wine di tangannya itu ke kepala Matteo. Bayangkan, sesakit apa perasaannya sekarang?

"Vio, aku sudah bicara jujur padamu. Mungkin aku salah karena aku malah bertemu dengannya sebelum aku bertemu denganmu, tapi kau harus memahami situasinya."

Violetta lantas terkekeh geli. "Mat, bahkan aku menghiraukan statusmu yang seorang penjahat, apa kau masih berpikir jika aku adalah orang yang tidak pengertian?"

Matteo terdiam.

"Jika kau masih mencoba bermain dengan para gadis di luaran sana, artinya kau sudah tidak tahu diri."

Matteo diam-diam menghela napas. Kenapa? Kenapa begitu sulit untuk melawan perkataan Violetta? Dia sudah bersikap keterlaluan dengan mencoba mengendalikan hidupnya, bukankah Violetta sudah melewati batasan?

"Vio.."

"Mat, sebelumnya aku sudah pernah berselingkuh dan aku mengerti situasimu sekarang."

"Astaga Vio! Aku tidak pernah berselingkuh!"

When Villainess Falls In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang