Bab 18

5.5K 476 18
                                    

Matteo membanting pintu mobilnya dengan kesal, sehingga menarik perhatian dari Jerry, ajudannya. Dia memegang kepalanya, otaknya sedang berputar memikirkan beberapa rencana ke depan mengingat artikel yang telah tersebar.

"Mat, ada apa?"

Matteo tidak menjawab, dia meminta Jerry untuk segera pergi meninggalkan JR. Corperation menuju hotel.

Kemudian setibanya di hotel, Matteo langsung disambut oleh koleganya yang tak lain pemilik hotel tersebut. Seperti biasa, saat situasi seperti ini sosok Matteo sebagai CEO FK menjalankan perannya dengan baik. Dia membahas beberapa pekerjaan dengan si pemilik hotel, yang bernama Shopia.

"Sebelumnya Jr. Co telah datang kemari, mereka menawarkan akuisisi setelah tersebar penurunan harga saham Wonderwall. Inflasi membuat kami tak bisa berbuat banyak, sampai akhirnya kau mau datang menawarkan investasi."

"Jr.Co dan Wonderwall selalu bersaing di pasar saham, sebenarnya keinginanku adalah memiliki keduanya. Tapi sepertinya, Jr.Co akan sedikit sulit aku tangani untuk saat ini."

Shopia tersenyum simpul mendengarnya. Dia merasa bahwa perkataan Matteo sedikit merendahkannya.

"Kali ini aku hanya datang untuk beristirahat, mungkin minggu depan sekertarisku akan mengirimkan beberapa berkas yang perlu kau pahami sebelum menyetujui investasi dari FK."

"Jadi kedatanganmu kemari untuk berlibur?"

"Tidak juga, aku sedang bekerja namun pekerjaannya kali ini sedikit berbeda."

Shopia menelan ludah. Rumor telah tersebar, bahwa Matteo seorang ketua Mafia, wajar jika dia sedikit takut.

"Di mana kamarku?"

Shopia kemudian mengantar Matteo menuju kamarnya. Kamar paling mahal yang dia punya, namun tak begitu istimewa di mata Matteo.

"Kalau begitu istirahatlah dengan nyaman." ujar Shopia setelah mengantarnya.

Matteo hanya menyeringai, menyadari suasana yang tiba-tiba berubah. Shopia mendadak berwajah pucat, tak berani lagi menatapnya, kemudian dia berlalu pergi dengan langkah tergesa.

"Aku bahkan tidak menyentuhnya, tapi dia sudah ketakutan seperti itu."

----

Matteo menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur. Dia merogoh ponselnya, kemudian menghela napas dalam. Sekarang dia tahu kenapa Violetta tidak menjawab panggilannya, dia pasti marah karena artikel yang sudah terlanjur tersebar. Tapi selain itu, ada hal lain yang lebih dia cemaskan. Keselamatan Violetta yang mungkin akan mulai terancam. Para musuhnya pasti sedang mencari tahu lebih jauh tentang hubungan mereka, dan kekacauan pun akan segera datang.

Seperti saat ini, Matteo hanya bisa menatap layar ponselnya yang terus berdering. Nama Ludwig tercetak jelas di sana, dan Matteo sudah bisa menebak apa yang akan adiknya itu katakan sesaat dia menjawab panggilannya. Dari pada memusingkannya, Matteo memilih menjatuhkan ponselnya ke lantai lalu memikirkan rencana selanjutnya.

Tok tok tok

Matteo menghela napas, dia sudah tahu apa yang akan dikatakan Jerry padanya. Lantas, dengan malas dia berjalan ke arah pintu dan membukanya.

Tepat seperti dugaannya, Jerry menodongkan ponsel ke arahnya. Sudah tersambung dengan sang adik yang pasti akan langsung mengamuk.

"Lu.."

"Sialan! Apa yang sedang kau lakukan Mat?!"

Matteo melengos masuk ke dalam kamar, kemudian Jerry mengikutinya dengan ponsel ditangannya yang mengarah ke arah Matteo.

When Villainess Falls In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang