Bab 52

3K 354 42
                                    

Suasana malam itu mendadak mencekam, orang-orang lari berhamburan menyelamatkan diri mereka dan ada sebagian orang yang bersembunyi ke dalam pertokoan. Dan di antara mereka, ada sosok pria yang tersenyum menyaksikan semuanya.

Tubuh Matteo bersimbah darah, sedangkan Ashley menangis histeris di sebelahnya, begitu ketakutan. Tak ada orang yang berani mendekat sampai situasi kembali tenang tanpa letupan suara tembakan. Kemudian, Jerry berlari berniat menyelamatkan bosnya.

"Matteo!"

Jerry berdiri mematung, dia tak sampai hati untuk mengatakan sepatah katapun ketika tawa Matteo mulai pecah mengisi keheningan malam itu. Sungguh, rasanya begitu menggelikan menyadari betapa bodohnya dirinya yang bisa dipermainkan sampai sebegininya.

Jerry mengabaikan Matteo, lalu dia membantu Ashley untuk segera bangkit. Dia kemudian meminta anak buahnya segera pergi membawa Ashley ke tempatnya, karena tak ada sedikitpun luka di tubuhnya.

"Andreas! Aku tidak bisa meninggalkannya, aku tidak bisa!" Ashley menangis ringkih melihat bagaimana Andreas tergeletak tak berdaya, di samping Matteo.

"Nona, kau harus pulang sebelum semuanya bertambah rumit."

Ashley tak bisa melawan, tubuhnya sudah cukup lemas ketika dua orang berbadan besar itu menyeretnya pergi dari sana. Kemudian, sang manager berlari menghampirinya dan terlihat cukup panik.

"Matteo!" kali ini Jerry harus segera menyadarkannya, sebelum polisi tiba dan semua akan semakin rumit.

Tawa Matteo lantas terhenti, dia pun mencoba bangkit dengan susah payah bahkan menolak ditolong oleh Jerry. Setelah berhasil berdiri, Matteo mengedarkan pandangannya dan menyadari bahwa sosok yang dia cari tidak menampakkan batang hidungnya. Rasa panik langsung menyambar seluruh tubuhnya.

"Vio."

Matteo bergumam, dia bahkan tak bisa berpikir jernih dan mengabaikan dua luka tembakan di lengan dan perutnya, seraya terus berjalan tak tentu arah mencari kekasihnya. Sampai akhirnya, beberapa anak buahnya mencoba menghentikannya, menghadangnya, dan Matteo masih memiliki energi untuk menghajar mereka.

"Matteo!"

Jerry mendorongnya ke tembok, Matteo masih tak bisa mengembalikan kewarasannya dan kembali memberontak.

"Tenangkan dirimu! Vio aman bersama Tom!"

Matteo perlahan berhenti memberontak, dia bisa bernapas lega.

"Ayo cepat pergi dari sini!"

Matteo menatapnya tajam, lantas menepis tangan Jerry dari pundaknya dan berjalan gontai ke arah Andreas.

"Andreas, kau masih hidup?" kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulutnya.

Andreas tidak menjawab, napasnya cukup berat karena menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Matteo berusaha untuk berlutut di sampingnya, seraya manahan rasa sakit.

"Katakan padaku, siapa Patrick Sinister itu?"

Andreas masih tidak menjawab.

"Sadarlah Andreas! Katakan padaku, siapa Patrick Sinister itu?" bentaknya.

Andreas tercekat seolah kehabisan napasnya, lalu Matteo menarik jasnya, meletakkan kepalanya di atas kaki Matteo.

"Buka mulutmu! Apa kau akan tetap dipihaknya setelah dia mencoba membunuhmu dan Ashley?"

Andreas menyeringai, tangannya terangkat menjulur ke arah wajah Matteo lalu menepuknya dua kali di pipi dan meninggalkan bercak darah di sana.

"Kau, begitu gigih.. Menyerah saja.." ucapnya terengah.

When Villainess Falls In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang