Bab 36

3.7K 369 84
                                    

Setelah kesulitan fokus bekerja selama beberapa hari terakhir, kini Matteo telah kembali. Setumpuk pekerjaan sudah menunggunya, meeting, kunjungan kerja, setumpuk berkas pengajuan investasi dan banyak hal. Melihatnya seperti ini, tentu menjadi kabar baik untuk asistennya, Collin. Meski kembali menyebalkan, ini jauh lebih baik dari pada harus melihatnya kalut karena Violetta.

"Mat, pihak kementrian sudah memberi kabar dan Patrick mengundangmu makan siang di kantornya."

"Baik, kalau begitu kosongkan jadwalku setelah makan siang. Sepertinya pertemuan ini tidak akan sebentar."

Collin mengerutkan dahinya. "Memangnya kau ada urusan apa dengan Patrick? Bukankah untuk urusan Kartel, pemerintah sepakat untuk diam?"

"Ya, tapi tidak dengan Patrick. Dia diam-diam merencanakan sesuatu. Kau sudah mendapatkan apa yang aku minta?"

"Ya. Laporan keuangan, skandal di kementrian, bahkan silsilah keluarganya sudah aku dapatkan."

Collin menyerahkan berkas yang Matteo butuhkan. Lalu dengan seringai pongah di wajahnya, Collin membanggakan diri. "Aku lebih bisa diandalkan dibandingkan Kurtis."

"Kalian sama-sama pembelot dari militer, apa yang harus dibanggakan dari orang yang tak setia sepertimu?" sindir Matteo dan itu berhasil membuat Collin kesal.

"Setidaknya aku setia padamu!" sergahnya.

"Kau menyukai hadiah dariku?" Mata Matteo memicing.

Collin tersenyum begitu lebar. "Ya, hunian itu sebanding dengan pekerjaanku." ujarnya sambil menunjuk pada setumpuk berkas di hadapannya.

Matteo lantas tertawa, dan mulai membaca laporan keuangan dari kementrian pertahanan itu. Dia akan mencari kelemahannya, untuk menjatuhkan Patrick.

"Ah, kapal pesiar kita akan ditarik dari dermaga oleh orang-orang Walington. Dan gilanya, mereka akan menukar dengan pabrikan terbaru. Kita untung besar, Mat."

Matteo termenung, itu sedikit mencurigakan. Untuk apa Walington atau Dean bersikap berlebihan seperti itu? Urusan mereka telah selesai, meski Adam sampai sekarang tidak tahu di mana keberadaannya.

"Apa kau ada rencana untuk berlibur memakai kapal itu?"

"Aku tidak punya waktu."

"Kalau begitu, apa aku.."

"Tidak! Kapal itu untuk kebutuhan komersil FK. Kau hanya boleh menaikinya jika aku menyuruhmu memeriksa keadaan kapal itu." sergahnya.

Collin memutar matanya. "Dasar menyebalkan! Tapi aku senang kau telah kembali."

Matteo meliriknya sekilas.

"Entah kau sudah benar-benar tidak peduli dengan Violetta, akan tetapi kau harus ingat bahwa kalian masih terhubung di atas kertas."

"Aku tahu." gumamnya.

"Kau masih berharap padanya?" Collin begitu penasaran.

"Apa aku harus menjawabnya?"

Collin mencebik. "Lebih baik seperti ini, kau tidak cocok jatuh cinta. Cinta membuatmu bodoh sehingga menghambat pekerjaanmu. Jika kau memang kesepian, lakukan saja seperti biasanya. Banyak wanita yang mendambamu di luaran sana, termasuk Ashley."

"Kau membuatku terdengar seperti pria bajingan."

"Ya, memang seperti itu dirimu."

Matteo lantas menarik laci meja kerjanya, dan Collin langsung berlari menuju pintu.

"Mat, aku ini sahabatmu!"

"Aku tidak peduli."

Collin lalu mengacungkan jari tengahnya dan berjalan keluar dari ruangan Matteo. Akhirnya, Matteo bisa bernapas lega. Akan tetapi pintu ruangannya kembali terbuka dan Collin mengintip di balik pintu.

When Villainess Falls In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang