Bab 65

2.7K 363 74
                                    

Matteo duduk di ruang introgasi dengan kedua tangan yang diborgol masing-masing di meja. Tak ada sorot mata panik, gelisah ataupun merasa terpojok, melainkan dia masih bisa bersikap tenang ketika tiga orang petugas polisi yang satu duduk di hadapannya dan yang dua berdiri mengawasinya.

"Kau masih bisa bersantai Matteo?"

Matteo diam tak menjawab.

"Tunggu sampai pihak intelejen datang kemari, apa kau masih bisa membisu seperti ini atau tidak."

Matteo memajukan tubuhnya, membuat polisi itu menarik mundur menjauh darinya. Mereka sejujurnya takut kepada Matteo, padahal Matteo tak bisa melakukan apapun.

"Apa kau bisa memberiku makan? Kepalaku pusing dan mungkin aku bisa saja pingsan sekarang."

"Bukankah ini jauh lebih bagus? Saat kau kelaparan, kau mungkin akan mengatakan segalanya kepada kami." Ketiga polisi itu kompak menertawakan Matteo, dan Matteo tersenyum melihat mereka.

Ternyata begini rasanya bisa membiarkan orang bodoh menikmati hiburannya, Matteo akan berbaik hati untuk tidak membalikan meja ini dan melepaskan borgolnya, lalu meninju wajah mereka satu persatu.

"Jadi semuanya benar, kalian menangkapku tanpa bukti," gumam Matteo yang membuat polisi itu terdiam.

Matteo kembali menyandarkan tubuhnya di kursi, lalu menatap wajah mereka satu-persatu.

"Aku mengerti aturan hukum di Negara ini, jadi kalian pun mungkin sudah siap mendapat hukuman jika telah salah menangkap orang lain. Bagaimana jika bukan aku pelakunya?"

"Sudah jelas kau pelakunya, kau ketua kartel Pancrazio!"

Matteo tersenyum tipis. "Jika ternyata aku pelakunya, apa menurutmu sekarang keluargamu dalam posisi yang aman?"

Ketiga polisi itu menegang di kursinya, lalu salah satu dari mereka langsung merogoh ponselnya dan berjalan keluar. "Sayang, jangan bukakan pintu rumah jika itu bukan aku!"

Matteo lantas tertawa, bahkan hanya sedikit gertakan darinya sudah membuat mereka sangat ketakutan.

Tak lama berselang, sosok pria berkulit hitam masuk ke dalam ruangan. Dia bersama seorang wanita berpakaian rapi meminta polisi itu untuk pergi, dan meninggalkan mereka bertiga di dalam ruangan. Matteo mengerti, ini mungkin saatnya baginya untuk kembali berakting, tapi ketika si wanita itu berjalan dan mematikan semua akses kamera dan alat penyadap di ruangan itu, dia cukup terkejut.

"Kita tak perlu berpura-pura lagi, aku Jonas dan dia Katty datang langsung diutus oleh Patrick Sinister untuk memberimu ini."

Pria bernama Jonas itu lalu menyerahkan beberapa foto di mana lokasinya berada di dalam gereja, markas Pancrazio. Matteo tidak terkejut jika Patrick mengetahui lokasi tersebut, mengingat Kurtis adalah sekutunya.

"Di sana masih ada orang yang kau sekap, jika kami berhasil masuk ke tempat itu dan mengungkapnya, maka tamat riwayatmu."

"Sebenarnya apa yang kau bicarakan? Dan ini tempat apa? Setidaknya kau harus menjelaskannya padaku sebelum menuduhku sembarangan."

Wajah Matteo dipalingkan oleh Katty ke arahnya, lalu dia duduk di atas meja menghadap Matteo dengan rok yang sedikit terangkat. Sungguh, ini adalah penghinaan untuknya, bisa-bisanya seorang Mafia kelas A sepertinya diiming-iming seorang wanita?

"Kau tahu, apa yang sangat mencurigakan darimu sekarang?" tanya Katty.

"Luka di wajahku? Tentu saja, karena sebelum pulang ke Vegas aku berkelahi dengan seorang pria di San Diego, karena pria itu berani menyentuh wanitaku."

When Villainess Falls In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang