Bab 51

4.2K 342 63
                                    

"Aku ingin sebelum besok pagi, kau sudah memberi kabar padaku."

"Astaga! Kau sama sekali tidak memberiku istirahat, Mat."

"Aku memintamu tidak gratis. Lalu, segera kau hubungi Kurtis dan bekerjasama dengannya, agar rencana Patrick sialan itu bisa kita hancurkan."

"Baiklah! Demi dirimu, aku harus menurunkan derajatku di depan Kurtis." Kemudian, panggilan terputus.

Matteo lantas mengedarkan pandangannya ke setiap sudut jalan dengan tatapan awas. Dia sudah cukup kesal, dan dia tidak bisa bersabar lagi.

Lantas dia berjalan lurus ke arah tatapannya tertuju. Semakin cepat tempo langkahnya, kemudian dia pun berlari mengejar orang yang menyadari bahwa aksinya diketahui oleh Matteo. Namun sial baginya karena harus terjebak di lorong buntu.

"Ah sial!" Napas pria itu tersenggal.

Bugh!

Matteo tidak bisa bersabar, dan membiarkan pria itu menetralkan pernapasannya. Dia malah mendorongnya ke tembok, lalu mencengkram leher pria itu.

"Siapa kau dan apa tujuanmu?"

Pria itu susah payah melepaskan dirinya dari Matteo, tapi percuma. Tubuh tinggi tegap, kuat, dan tak kenal takut itu tak mudah untuk goyah. Semakin pria itu berontak, semakin kuat cengkraman tangannya.

"A-ak-ku pap-p-pa-raz-i."

Matteo kemudian melepaskan cengkraman tangannya, dan pria itu langsung terjatuh ke aspal lalu terengah-engah mengambil napas.

"Mat!"

Matteo menoleh ketika Jerry dan beberapa anak buahnya datang menghampiri. Jerry pun berjalan menghampiri, namun Matteo memintanya untuk tetap di tempatnya.

"Siapa namamu dan di mana kantormu?"

"Aku Alex, dari LOENt." Napas pria itu masih terengah, namun Matteo tidak peduli.

"Ternyata banyak sekali orang yang diam-diam ingin menghancurkanku."

Matteo kemudian menendang Alex, dan menekan bagian rusuknya hingga pria itu menjerit kesakitan.

"Seberapa banyak yang sudah kau ketahui?"

Alex menggelengkan kepalanya, tak mau menjawab. Risikonya, dia harus kembali merasakan sakit ketika kini Matteo menendangnya tepat di wajahnya, hingga mulut dan hidungnya mengeluarkan darah.

"Kumpulkan semua barang-barang berharganya, lalu bakar dia hidup-hidup."

Matteo tak mau ambil pusing dan melangkah pergi, tapi Alex langsung meraih kakinya dan memohon ampun padanya.

"Kau yang mengantarkan nyawamu padaku, jadi nikmatilah pesakitan itu!" Matteo lalu menoleh ke arah Jerry. "Dan kau, bekerja dengan becus! Jangan sampai aku yang harus turun tangan mengurus sampah seperti dia!"

Matteo lantas segera pergi meninggalkan tempat itu, dan kembali berjalan menuju restoran. Dia sudah terlalu lama berada di luar dan akan dicurigai oleh Violetta.

Dan benar saja, saat ia kembali mata Violetta sudah menghunus tajam padanya.

"Kenapa tidak kau kencani saja Collin, hah?"

"Vio, kau seperti tidak tahu saja bagaimana risiko pekerjaanku."

"Ya, hanya kau yang sibuk sedangkan aku malah mengabaikan beberapa surel yang harus aku periksa untuk meeting besok demi bisa makan malam denganmu."

When Villainess Falls In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang