Bab 66

2.6K 344 63
                                    


Jo kasih rate 30 pleuus untuk bab ini.
Soalnya cukup sensitif..
[Trigger Warning]


❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤

Dari dalam mobil, Matteo menatap sang kekasih yang sepertinya berjalan dengan berhati-hati agar menghindari kecurigaan wartawan yang sedang berkumpul di depan gedung.

Akan tetapi tingkahnya yang entah disengaja atau apa, Violetta malah menyampirkan mantel miliknya di atas kepalanya dan menutup sebagian wajahnya, yang malah akan memunculkan kecurigaan. Matteo hanya bisa mendesah saja, sedangkan Arthur yang duduk di kursi kemudi tak bisa menahan tawanya.

"Ternyata dia memiliki sisi yang menggemaskan, tidak seperti apa yang aku bayangkan tentang sosok pewaris kaya raya, anggun dan menyebalkan," ujar Arthur.

Matteo tidak menanggapinya.

Lantas Violetta berdiri di dekat mobil, menunduk ke arah jendela untuk memastikan bahwa dia tidak salah mobil. Lalu, Matteo menurunkan kaca jendelanya sehingga membuat Violetta sedikit terkejut.

"Apa yang coba kau lihat saat jendela ini berwarna gelap, kau memakai kacamata hitam, dan ini adalah malam hari?"

Suara Matteo terdengar datar, mimik wajahnya pun terlihat kesal. Violetta sudah bisa menebak, beberapa detik setelah ini hidupnya tak akan baik-baik saja.

"Masuk!"

Dengan suara tegas, kekasihnya itu sepertinya sudah siap mengamuk.

Violetta membuka pintu mobilnya namun tak mau terbuka. Dia pikir salah memijit tombol sensornya, akan tetapi dia segera sadar bahwa pintu itu sengaja ditahan oleh Matteo dari dalam.

Kekanakan! Batinnya.

Violetta lantas berjalan mengitari mobil, lalu masuk di pintu yang satunya dan itu berhasil. Setelah itu, Matteo meminta Arthur untuk melaju pergi meninggalkan perkantoran Bolshoy.

Saat melewati sekumpulan wartawan, Violetta langsung menunduk dan menutup wajahnya dengan mantel. Dia tak mau para wartawan itu menemukannya di dalam mobil bersama Matteo. Sedangkan Matteo, dia cukup memijit sebuah tombol dan muncul sekat penghalang antara kursi depan dan belakang, sehingga para wartawan tidak bisa melihatnya dari arah depan.

"Apa yang sedang kau lakukan?"

Violetta mengintip, lalu ia tersadar bahwa dia telah bersikap seperti orang bodoh. Lantas dia kembali duduk dengan tegap dan menopang kakinya.

"Aku tidak tahu jika mobil ini dilengkapi kecanggihan seperti ini."

"Hmm, lalu kau mau aku turunkan di mana? Di depan sini?"

Violetta lalu menoleh ke arahnya. "Apa maksudmu?"

"Aku tidak terbiasa bermurah hati kepada rekan kerja."

Violetta menelan ludah kasar, ternyata sudah mulai. Dia pun lantas memperdekat jarak, dan Matteo meliriknya dengan tatapan sinis.

"Sejak kapan kau menunggu di belakang gedung? Bukankah tadi kau mengirim pesan sedang makan malam?"

Mata Matteo menoleh ke arah bungkusan makanan siap saji yang ada di bawah kakinya.

"Ah, jadi kau sudah di sini sejak tadi"

"Kau mau turun di mana? Tak perlu berbasa-basi denganku, aku sedang kesal sekarang."

"Mat! Kenapa kau bersikap seperti ini?" pekik Violetta, yang lupa menahan intonasi bicaranya di depan kekasihnya yang sedang marah.

When Villainess Falls In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang