Bab 25

4.3K 375 18
                                    

"Mat, kau datang.."

Tom menyambutnya di ambang pintu hotel dengan luka tembak di lengannya. Lantas Tom memberitahukan kepada Matteo kronologi kejadian mengapa mereka sampai ketahuan oleh orang-orang Andreas.

"Andreas sepertinya telah memberitahu tentang keberadaannmu kepada El Yasa, anak buahku berkata mereka bergerak begitu cepat." terang Tom.

"Aku akan menghancurkan Amigo seperti butiran debu! Hubungi semua pemimpin wilayah Pancrazio di Amerika untuk menghentikan segala transaksi, karena sekarang sudah waktunya kita berperang."

Semua anak buah Matteo tampak menegang, pasalnya setelah bertahun-tahun lamanya kini mereka akan melakukan peperangan lagi. Artinya, suasana hati Matteo sedang tidak baik-baik saja, yang mana dia harus melampiasakannya dengan menghilangkan nyawa puluhan orang.

"Jerry, siapkan pesawatku. Kita akan pergi ke markas Amigo dan membuat perhitungan dengan El Yasa."

"Baik.." Setelah itu Jerry segera menyiapkan pesawat yang dibutuhkan oleh Matteo.

"Tom, kau dan anak buahmu tetap di sini. Sebagian dari mereka yang tidak terluka, perintahkan untuk kembali mengawasi Violetta dan Andreas."

"Baik.."

Usai memberi perintah, Matteo lantas menghubungi Ludwig.

"Ada apa?"

"Kita mulai bergerak. Aku dan Jerry akan pergi ke markas Amigo untuk memberi pelajaran kepada pemimpin mereka, El Yasa. Sedangkan kau, pergi ke markas Al Kazam, lalu habisi Fahad. Apapun yang terjadi, pemimpin Al Kazam itu harus mati."

Ludwig lantas tertawa. "Akhirnya, kau kembali Mat! Baiklah, aku akan segera pergi dari sini. Tapi bagaimana dengan Adam?"

"Perintahkan sebagian anak buahmu untuk tetap mengawasi mereka, nanti setelah urusan ini selesai aku akan terbang ke Islandia untuk menemui Dean."

"Lalu, bagaimana dengan Violetta? Kau sudah membuangnya?"

"Aku tidak ingin membahasnya. Aku tutup!"

Matteo segera mengemasi barangnya, kemudian dia menyiapkan pistol yang akan dia gunakan. Dia mengecek persediaan peluru yang dirasa sangat kurang jika dia berniat menghabisi semua orang yang ada di markas Amigo.

"Mat, kau bisa mengambil persediaan milik kami." tawar Tom.

"Kau bercanda? Kalian hampir mati di tangan Andreas, lebih baik gunakan itu untuk melindungi diri kalian sendiri."

Matteo telah selesai dengan semua keperluannya, kemudian datang Jerry ke dalam kamar dan memberitahukan jika pesawat sudah siap.

"Tom, tugasmu sangat penting. Jaga wanitaku dengan baik!"

Tom mengangguk. Kemudian setelah Matteo berjalan keluar kamar, Tom dan anak buahnya mengikuti dari belakang. Mereka pun berpisah di lobi hotel dan pergi ke tempat tujuan masing-masing.

Di perjalanan menuju bandara, Matteo cukup cemas. Namun di sisi lain dia tak bisa menahan lagi kemarahannya. Dia sudah tidak sabar ingin membunuh mereka yang telah mengusik kenyamanannya. Dia akan memulai dengan menghabisi barisan yang paling kuat, sehingga orang-orang seperti Andreas, Dean ataupun si Mentri sialan itu bisa berkaca. Betapa bodohnya mereka mengusik Monster yang sedang tertidur.

"Mat, ada tiga mobil yang mengikuti kita."

Matteo lalu menoleh ke belakang. "Ambil jalan sepi, aku akan menghabisi mereka semua."

"Kau yakin? Waktu kita tidak banyak Mat."

"Lakukan saja! Aku harus memberi mereka peringatan tentang perlawanan yang akan kita lakukan."

When Villainess Falls In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang