Bab 69

2.6K 318 77
                                    

Gustav memberi aba-aba kepada anak buahnya untuk berjaga dalam radius 1 km dari gedung pertemuan. Mereka berencana untuk menghabisi Patrick selesai ia melakukan pertemuan dengan anggota parlemen. Sedangkan di sebuah atap gedung, Lucio sudah begitu tak sabar menunggu kemunculan Patrick. Dia sudah siap dengan senapan laras panjangnya, menunggu aba-aba dari Gustav.

Namun hal tak terduga malah terjadi. Dari arah utara gerombolan masa mulai berdatangan dengan spanduk dan menyuarakan kemunduran Pablo dari kursi presiden. Para aparat keamanan di parlemen pun langsung turun tangan dan mengamankan aksi protes tersebut. Gustav pun mulai gelisah.

"Lucio, kerumunan masa mulai berdatangan. Kita tak bisa melakukannya sekarang."

"Sial! Aku juga melihat mereka. Kita ubah rencana."

Lucio dari atap gedung segera membereskan senapannya dan kembali turun, lalu ia masuk ke dalam mobilnya.

"Setelah dia muncul, kita ikuti dia akan pergi ke mana. Kau dan yang lain bertugas amankan para pengawalnya, sehingga aku bisa lebih leluasa menangkap dan membunuhnya."

"Baik."

Lucio melajukan mobilnya menuju tempat strategis untuk kembali menunggu kemunculan Patrick.

Sedangkan di Vegas, keadaan menjadi mencekam setelah terjadi ledakan di gereja. Para petugas polisi langsung berkumpul di lokasi, dan mencari keberadaan markas Pancrazio yang disebutkan oleh Patrick dalam siaran konferensi persnya. Namun mereka kesulitan membuka tempat tersebut, karena keamanannya super ketat.

"Kita harus meledakkan kembali tempat ini, agar bisa masuk ke dalam. Pintu ini berlapis baja dan sulit dibuka dengan alat biasa," ujar salah satu polisi.

"Baiklah, lakukan saja. Kita perlu memastikan apa yang ada di balik pintu ini," timpal yang lainnya.

Selain keadaan gereja yang hancur, kini keadaan Faragos Kingdom pun benar-benar kacau. Para karyawan begitu kelimpungan karena berita yang muncul, desakan dewan direksi dan partner kerjasama mulai meneror mereka. Ketidakhadiran Matteo ataupun Collin di kantor membuat mereka tak tahu harus berbuat apa. Lebih parahnya, harga saham mereka juga ikut merosot tajam.

Selain itu semua; kasino, restoran dan hotel atas kepemilikan Faragos Kingdom mulai didatangi masa. Tak sedikit ada yang mulai anarkis, sampai merusak fasilitas dan mencoba menorobos masuk. Tujuannya tak lebih memanfaatkan keadaan untuk menjarah isi dari ketiga fasilitas tersebut.

"Apa Dad tak bisa menghubungi Matteo?"

Di perusahaan Bolshoy, di mana Ares, Ben dan tentunya Dominic juga dibuat gelisah. Mereka berusaha mencari tahu keberadaan Violetta. Namun nihil, karena tak ada yang bisa dihubungi.

"Kita tak bisa bertahan di sini, sentimen masa akan mengarah kepada kita. Untuk sementara kita hentikan segala kegiatan, dan kembali ke Rusia."

Ucapan Dominic tentu saja memancing emosi kedua anaknya yang lain. Mereka tak mau pergi meninggalkan kakak mereka begitu saja.

"Lalu bagaimana dengan Vio? Aku tak bisa pergi begitu saja." Ben menolaknya dengan tegas.

"Aku juga. Aku akan mencari keberadaan Matteo, dan menemukan Vio." Ares lantas bergegas pergi.

----

Kembali ke Washington, Patrick berhasil mempengaruhi semua orang di ruangan. Mereka sepakat memakjulkan Pablo, dan mengusut hubungannya dengan Klan Pancrazio. Beberapa sekutunya yang berada di parlemen pun memilih mengundurkan diri. Tak ada yang berani membantah atau mendebat karena mereka juga tertekan oleh gelombang masa yang menginginkan perubahan.

When Villainess Falls In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang