5 - Ancaman

8.6K 667 23
                                    

Mata Helena sudah cukup berat dan beberapa kali menutup, karena ini sudah hampir tengah malam tapi atasannya masih sibuk membahas pekerjaan. Helena benar-benar tidak bisa memahami atasannya itu, beberapa saat yang lalu dengan tegasnya dia menolak untuk bekerja sama dengan FK, tapi sekarang dia begitu serius membahas kerjasama mereka sampai harus menjelaskan visinya ke depan. Atasannya itu terlihat menikmati pertemuan ini, dan terlihat nyaman bertatapan langsung dengan CEO FK.

"Kalau begitu, besok FK akan membuat kontraknya sesuai point-point yang sudah kita sepakati. Tapi mungkin Bolshoy harus menunggu beberapa hari sampai legalitas akuisisi kami dengan NVD selesai."

"Baiklah. Kalau begitu kami pamit, sampai berjumpa lagi saat penandatanganan akta kerjasama."

Violetta, segera bangkit dari kursinya kemudian dia pergi begitu saja tanpa memberikan jabat tangan sebagai tanda hormatnya kepada sesama rekan kerja. Helena pun kembali dibuat bingung dengan sikap Violetta ini.

"Maaf Nona, apa tidak apa-apa pergi begitu saja?" tanya Helena saat mengekori Violetta yang berjalan di hadapannya.

Violetta berhenti berjalan, kemudian dia menoleh ke belakang. "Maksudmu?"

"Nona pergi tanpa menjabat tangan mereka, bukankah itu sedikit.." Helena merasa tertekan untuk mengatakannya.

"Tidak ada aturan baku untuk melakukan itu. Lagi pula, aku tidak mau berjabat tangan lagi dengannya." Violetta kembali berjalan.

"Memangnya kenapa?"

"Tadi saat aku menjabat tangannya, aku sudah bisa merasakan aura jelek darinya. Pria besar itu, memiliki niatan lain padaku."

Helena begitu terkejut. "Bagaimana Nona bisa tahu?"

"Belajar dari banyaknya pengalaman. Maka dari itu, kau harus lebih berhati-hati jika bergaul dengan pria."

"Sa-saya tidak bergaul dengan banyak pria."

Violetta menoleh sekilas ke arah Helena, kemudian dia berdecak. "Sekali-kali bergaul, jangan sibuk di apartemenmu saja setelah pulang bekerja."

Helena mengangguk patuh.

"Kau akan pulang naik taksi?"

"Iya Nona."

Violetta kembali melirik ke arah Helena, kemudian dia melirik ke arah jam tangannya.

"Ini sudah tengah malam, dan Vegas bukan kota yang aman. Aku akan menghubungi Andreas untuk mengantarmu pulang."

Helena mendongak dengan terkejut. "Tidak Nona! Tidak usah! Itu akan sangat merepotkan. Terima kasih untuk tawarannya."

"Jadi kau ingin aku yang mengantarmu pulang?"

Helena kembali terkejut, dan segera menggelengkan kepalanya. "Bukan seperti itu, Nona. Saya akan pulang naik taksi saja."

Violetta langsung memberinya tatapan tajam, dan itu berhasil menyiutkan tekad Helena.

"Baik Nona, saya akan menunggu Andreas."

Violetta mencebik. "Kenapa begitu keras kepala saat menerima kebaikan dari orang lain?"

Helena mengangguk.

Saat Violetta sedang menghubungi Andreas, sebuah mobil mewah berhenti di hadapan mereka. Violetta tidak memperdulikannya, berbeda dengan Helena yang begitu takjub melihatnya. Namun, saat sosok Ludwig keluar dari pintu kemudi, Helena langsung mengernyitkan dahinya.

"Eh? Hai! Kita bertemu lagi."

Violetta, memicingkan matanya lalu menjauh dari pria itu. Sedangkan Helena, dia langsung membuang muka dan pura-pura tidak mengenalnya.

When Villainess Falls In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang