🌸🌸🌸🌸🌸
"Peluk dong, Sha!"
Langkah Arsha terhenti kala mendengar permintaan tulus dari seorang wanita tua yang walaupun masih terlihat cantik dan sehat tapi harus duduk di atas kursi roda karena pengapuran tulang.
Wanita tua itu tersenyum senang karena Sang Cucu berbalik arah dan kembali memeluk tubuh rentanya.
"Eyang mau dipeluk aja ngomongnya pakai malu-malu." ujar Arsha sembari mendekap eyang putri kesayangannya. Maharani.
Arsha mengurungkan niat ke kamar karena lebih memilih duduk menemani eyangnya yang tengah menonton televisi. Dengan penuh kelembutan, Arsha memijit pundak wanita itu.
"Kapan kamu itu mau menetap di sini, cuma janji-janji aja. Di rumah mama kamu sudah ramai, Rey sudah menambah kepadatan penduduk." Maharani bertanya lagi.
Mendengar gurauan Sang Eyang, Arsha tertawa. "Tapi kan Bang Rey sudah pindah rumah, Eyang." jawabnya.
"Pindah rumah cuma geser aja, masih dekat sama mama kamu."
Memang sejak Arsha lulus kuliah dan mulai ikut melanjutkan usaha eyangnya itu, Maharani sangat ingin cucunya ini tinggal bersamanya. Tapi sepertinya Sang Cucu masih senang kesana kemari.
Maharani hanya mempunyai satu anak yang bernama Ralin, dan ketika Ralin harus diboyong Sang Suami, sudah pasti rumahnya yang cukup besar ini menjadi sepi karena hanya dihuni oleh dia dan suaminya yang bernama Yudha.
Beruntung dia mempunyai yayasan sekolah PAUD beserta daycare yang bangunannya tepat berada di depan rumah, alhasil suara riuh anak-anak PAUD itu sedikit mengurangi rasa kesepiannya.
Ralin mempunyai dua anak, Arsha dan kakaknya yang bernama Reyshaka. Awalnya baik Ralin maupun mamanya sama-sama kesepian ketika dua jagoan Ralin itu harus merantau untuk menuntut ilmu di pesantren juga sekolah formal demi mencapai cita-cita mereka. Kini keduanya sudah kembali ke rumah, Rey sudah menikah dan mempunyai tiga anak, sedangkan Arsha masih semangat mencari pengalaman hidup.
Mendengar penuturan Sang Eyang yang entah sudah keberapa kali, Arsha menjadi semakin bingung, satu sisi dia enggan meninggalkan mamanya, satu sisi lagi dia juga sayang sekali pada eyangnya alhasil dalam seminggu dia bisa berpindah-pindah.
"Nanti Arsha nikah terus punya anak empat, dua tinggal di sini dan dua tinggal bareng mama." canda Arsha yang berhasil membuat eyangnya terbahak.
"Terus kamu?"
"Ya bulan madu lagi lah!" jawab Arsha disertai tawa kerasnya.
"Memang ada yang mau sama kamu?" Maharani bertanya lagi.
"Yang mau sih banyak, Eyang. Tapi yang sadar belum ada!"
Tangan Maharani terulur untuk mencubit pipi cucu nya itu, sambil tertawa dia bertanya lagi. "Berarti yang pada mau itu karena belum sadar, masih khilaf begitu ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
11. My Little Gus
RomanceHarta, Tahta , Wanita lebih tua.Tiga kata itu adalah kata yang menjadi visi dan misi dalam hidup Arshaka, seorang pemuda yang dikenal periang dan merupakan seorang cucu kyai ternama di Semarang. Harta : Dalam hidup Arsha, dia bercita-cita memiliki b...