🌸🌸🌸🌸🌸
Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.
Peribahasa yang sudah tidak asing lagi, yang juga merupakan salah satu nasehat tentang adab yang pernah Zulfa dapat. Bahwa di manapun tempatnya, kita harus menghargai adat istiadat atau peraturan yang berlaku.
Namun sepertinya untuk kali ini Zulfa harus sedikit menyampingkan peribahasa itu. Saat ini dia sedang duduk bersama Reza di sebuah sekolah menengah pertama, menunggu Sang Kepala Sekolah yang sepertinya belum hadir padahal jarum jam sudah menunjukkan angka sembilan.
Bukan hanya kepala sekolah yang belum datang, tapi ada kelas juga masih terlihat kosong, terbukti dari muridnya yang masih berkeliaran di luar, sebagian ada juga yang membuat keributan di kelas.
Inilah yang membuat Zulfa berpikir ulang tentang peribahasa tadi, rasanya dia tidak akan ikut adat istiadat di sekolah ini jika memang nantinya dia jadi mengajar di sini.
"Zulfa, nanti kalau Lisa sudah datang, saya tinggal ya? Sebenarnya saya masih nanggung jam jaga sih!" ujar Reza.
Mendengar kenyataan itu, Zulfa terkejut. "Ya Allah, maaf saya tidak tau! Saya kira Mas Reza sedang tidak kerja. Kalau begitu balik aja Mas, masa baru dinas kok ditinggal, apalagi Mas Reza seorang dokter!"
Reza buru-buru menenangkan Zulfa yang merasa bersalah. "Kan saya yang mau nyusul kamu kesini. Tadi waktu kamu bilang udah sampai sekolah kebetulan saya sudah selesai siap-siap dan belum ada pasien, jadinya saya lari ke sini dulu. Udah bilang ke teman kok, kalau ada pasien pasti saya dihubungi, tinggal lari doang." tuturnya.
Tetap saja Zulfa merasa tidak enak, gara-gara dia Reza harus meninggalkan pekerjaannya. Untung saja tidak lama dari itu datang seorang wanita yang langsung menyapa ramah pada Reza, ternyata wanita itu bernama Lisa, kepala sekolah yang sejak tadi mereka tunggu.
"Maaf ya, nunggu lama," ujar Lisa kepada dua tamu yang menunggunya. "Soalnya tadi harus antar anak dulu." lanjutnya.
Zulfa tersenyum simpul, dia tidak banyak berkomentar. Ketika diajak ke ruang guru sambil dijelaskan tentang sekolah ini pun dia tetap mendengarkan tanpa berkomentar. Keraguan dalam hatinya semakin besar melihat terlalu banyak yang tidak sesuai aturan di sekolah ini.
"Langsung aja ya Bu Zulfa?" Lisa membuka obrolan mereka, dia terlihat enggan memperpanjang perkenalan.
Zulfa mengangguk sambil tersenyum, meskipun hatinya tak nyaman dia tetap menjaga ekspresinya.
"Seperti isi edaran dari Kemenag, sekarang ada ekstra tahfidz walaupun sekolah umum juga. Kemarin seluruh dewan sekolah juga sudah rapat, karena kami belum ada yang mampu, maka kami sepakat mencari guru ekstra. Kebetulan banget pak dokter ini langsung baik hati merekomendasikan dirimu," terang Lisa yang ia akhir dengan tawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
11. My Little Gus
RomanceHarta, Tahta , Wanita lebih tua.Tiga kata itu adalah kata yang menjadi visi dan misi dalam hidup Arshaka, seorang pemuda yang dikenal periang dan merupakan seorang cucu kyai ternama di Semarang. Harta : Dalam hidup Arsha, dia bercita-cita memiliki b...