"Jadi itu alasannya kenapa kamu sampai diemin aku lama?"
Zulfa bertanya disertai rasa menyesal karena kemarin sempat adu pendapat dengan Arsha.
Arsha mengangguk kemudian tertawa pelan agar istrinya itu tau bahwa dirinya saat ini sudah tidak marah. "Ya Sejujurnya aku malu karena apa yang kamu katakan itu benar. Tapi ya kesal juga karena rencanaku jadi gagal."
"Eh tapi nggak gagal juga sih, insyaallah mau menyusun rencana baru. Atau enggak nanti aku jalankan plan B!" lanjut Arsha lagi.
"Jangan buat bingung ya!" protes Zulfa ketika mendengar ucapan suaminya yang susah dimengerti.
Tawa Arsha kembali terdengar lalu dia menegakkan duduknya dan mulai menjelaskan apa rencananya. "Kamu ingat kan syarat abah memberikan restu pada kita?"
Zulfa mengangguk dan kembali teringat dengan permintaan abahnya agar dia dan Arsha tetap menjaga hubungan baik dengan Agung, juga mereka harus menetap di Bogor karena imbas dari Agung yang mencabut donasi rutinnya di yayasan Sang Abah.
"Aku tau kamu berat menerima syarat kedua. Sebenarnya aku sendiri juga berat tapi entah kenapa waktu itu aku langsung setuju saja sama permintaan abah. Mungkin asal dikasih restu kali ya jadi apapun syaratnya aku terima." ujar Arsha yang dia akhiri dengan tawa mengingat antusiasme nya waktu itu mencari restu orangtua Zulfa sampai akhirnya tak dapat berpikir panjang.
"Rencana awal aku coba cari cara lain agar ada jalan yang bisa menggantikan donasi dari kakek, tapi ternyata pak tua itu walaupun garang gitu cukup dermawan juga. Nominal yang kakek sumbangkan tiap bulannya ke yayasan abah cukup besar, maka dari itu aku coba mengambil hati kakek. Aku coba kesampingkan rasa hatiku, aku lebih mengutamakan keinginan kakek, coba turuti semua permintaannya sambil pelan-pelan merayunya, siapa tau kakek kembali mau menjadi donatur sehingga abah tidak perlu mengurangi pengajar. Aku yakin kakek mengambil keputusan menghentikan donais karena emosi sesaat. Dan aku juga tidak mau gara-gara aku kakek jadi kehilangan pahala. Eh malah kamu bikin pak tua itu marah lagi gara-gara batalin rencanaku antar terapi!"
Rasa menyesal Zulfa bertambah besar setelah tau rencana panjang Arsha. Ternyata benar apa yang orang-orang katakan. Diamnya Arsha itu terkadang tidak benar-benar diam. Suaminya itu memikirkan cara agar dia tidak terbebani dengan permintaan abah. "Maaf Mas. Aku benar-benar tidak kepikiran sampai sana. Yang ada di pikiranku ya cuma kamu—" Zulfa menggantung ucapannya karena melihat Arsha yang senyum-senyum sendiri.
"Cuma aku ya yang ada di pikiran kamu?" tanya Arsha yang tidak bisa menyembunyikan senyum menggelikannya.
Ketegangan Zulfa mencair berubah jadi rasa geli melihat tingkah suaminya itu. "Iya cuma kamu! Jadi besok lagi cerita sama aku apa yang ingin kamu lakukan agar aku bisa menempatkan diriku."
Ucapan Zulfa barusan tentu saja membuat hidung Arsha tambah kembang kempis. Dia paling lemah kalau sudah mendapatkan kata-kata manis dari Zulfa. Tingkahnya baru berhenti ketika Zulfa semakin menatapnya dengan jengah.
Dengan sisa senyumnya Arsha menjawab. "Insyaallah. Perang dingin kemarin juga memberi aku banyak pelajaran. Salah satunya komunikasi antara kita. Sekarang aku udah nggak sendiri, jadi aku usahakan untuk selalu berbagi sama kamu."
Zulfa mengangguk tanda setuju dengan suaminya. Dia juga akan berusaha selalu mendahulukan Arsha di setiap urusannya.
"Tapi ngomong-ngomong makasih juga kamu kasih aku tamparan lewat ucapan kamu waktu itu. Aku jadi lebih yakin sama diriku sendiri. Dan kamu tau? Kemarin pas aku antar kakek terapi, aku coba ngobrol tipis-tipis sama pak tua tentang bisnis keluarga meskipun awalnya dia diam aja. Eh tak taunya lama-lama pak tua itu respon. Jadilah sepanjang perjalanan itu suasana sedikit mencair, pas sampai rumah pun doi mau aku suapin." Arsha bercerita dengan semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
11. My Little Gus
RomanceHarta, Tahta , Wanita lebih tua.Tiga kata itu adalah kata yang menjadi visi dan misi dalam hidup Arshaka, seorang pemuda yang dikenal periang dan merupakan seorang cucu kyai ternama di Semarang. Harta : Dalam hidup Arsha, dia bercita-cita memiliki b...