Pengantin baru memang identik dengan bulan madu, masa di mana seakan indahnya dunia hanya milik mereka. Masa di mana cinta bertaut dengan kuat seakan masalah sebesar apapun yang nanti menghadang akan kalah dengan kekuatan cinta mereka.
Tempat-tempat romantis menjadi destinasi paling dicari para pengantin baru untuk menghabiskan masa-masa manis mereka. Tapi tidak dengan pasangan pengantin baru ini. Arsha dan Zulfa lebih memilih untuk menghabiskan masa bulan madu mereka dengan bersilaturahmi ke rumah sesepuh dan guru-guru mereka. Di mulai dari yang terdekat dan kini mereka sedang dalam perjalanan menuju Jombang, tempat di mana Arsha menuntut ilmu agama selama bertahun-tahun.
"Mau istirahat dulu nggak? Di depan ada rest area paling dekat, nanti yang berikutnya jauh." tanya Arsha.
"Boleh. Udah kebelet soalnya." jawab Zulfa.
Begitu pendapat persetujuan, Arsha langsung membelokkan mobilnya memasuki rest area. Arsha langsung menuju tempat makan sedangkan Zulfa memilih menuntaskan hajatnya. Baru beberapa menit kemudian dia menyusul Sang Suami.
"Kata mama aku punya satu tugas penting selain tugas jadi istri." ujar Zulfa ketika dia selesai dari toilet dan bergabung di meja Arsha.
Arsha meringis karena paham maksud istrinya. "Satu aja ini, biar nggak ngantuk." jawabnya sembari sedikit bergeser agar asap rokok yang sedang dia nikmati tidak mengarah ke Zulfa.
Zulfa tak menjawab lagi melainkan memilih minuman. Sembari menunggu minuman datang, Zulfa menatap Arsha, ada sesuatu yang dari awal ingin dia tanyakan tapi belum sempat.
Sambil berpangku satu kaki dan menikmati hisapan rokoknya, Arsha tertawa pelan. "Sepertinya ada yang ingin kamu tanyakan." ujarnya.
Merasa gelagatnya terbaca, Zulfa hanya bisa ikut meringis. "Emmm.. Mau tanya itu, grup hadroh Mas Arsha dan sepupu-sepupu itu emang udah lama? Atau cuma iseng saja?" tanyanya. Kemarin dia cukup dibuat kagum ketika berkunjung ke Al Anwar dan melihat foto Arsha bersama sepupunya ketika sedang beraksi
"Oh itu. Berawal dari iseng sih tapi malah sama simbah diresmikan. Di keluarga ahmad itu ada satu agenda rutin, kumpul keluarga gitu dan biasanya bener-bener hanya keluarga, quality time pokoknya. Jadi kalau ada rangkaian acara ya diusahakan semua dari keluarga, dari simaan, tilawah, hadroh, sampai ngajinya juga. Jarang banget ada yang bawa santri." jawab Arsha.
"Mas Arsha sendiri biasanya tugas apa?"
"Nyuci piring sih sama Bang Rey," jawab Arsha dengan asal dan berakhir mereka berdua tertawa.
"Eh tapi kayaknya dulu aku pernah ikut Ning Alea ke acara keluarga itu."
"Berarti kamu ikut kena kutukan." ucap Arsha yang tentu saja memancing rasa penasaran Zulfa. Langsung saja wanita itu mengutarakannya.
Arsha menyesap rokoknya lagi kemudian tertawa. "Percaya nggak percaya, karena saking jarangnya ada santri yang di ajak, sekalinya ada yang diajak itu biasanya kena kutukan akan jadi bagian keluarga Ahmad."
"Masa sih?"
"Iya sih!" ucap Arsha sambil menirukan ekspresi dan gaya Zulfa berujung mereka kembali tertawa.
Setengah jam cukup untuk beristirahat sambil minum keduanya lalu meneruskan perjalanan.
Sepanjang perjalanan itu mereka saling bertukar cerita. Arsha banyak menceritakan kenangannya selama bertahun-tahun numpang hidup di kota santri itu. Begitu juga dengan Zulfa, dia juga banyak cerita tentang pengalaman di pondok milik keluarga suami Alea, hingga cerita horor yang pernah dia alami sampai harus melibatkan Luham.
Semenjak beberapa hari lalu, Zulfa berubah menjadi sosok yang berbeda. Dari yang dulunya lebih suka diam dan berwajah dingin, perlahan dia mulai banyak bicara dan berekspresi di depan Arsha. Sesuatu yang harus wajib Arsha syukuri. Pemuda itu tak dapat berhenti tersenyum saat melihat Zulfa cerita dengan semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
11. My Little Gus
RomansaHarta, Tahta , Wanita lebih tua.Tiga kata itu adalah kata yang menjadi visi dan misi dalam hidup Arshaka, seorang pemuda yang dikenal periang dan merupakan seorang cucu kyai ternama di Semarang. Harta : Dalam hidup Arsha, dia bercita-cita memiliki b...