40. Bunyi Dosa

7.2K 715 260
                                    

Zulfa membuka pintu kamar dengan hati-hati karena tidak mau mengganggu suaminya yang sedang khusyuk membaca quran di atas sajadah nya. Dengan gerakkan sangat pelan dia masuk ke kamar mandi.

Lima belas menit beraktivitas di kamar mandi membuat wajah Zulfa terlihat segar. Aroma sabun seketika memenuhi kamar namun sepertinya suara dan aroma yang diciptakan Zulfa tidak sanggup mengganggu kekhusyukan Arsha yang kini sudah berpindah ke meja. Wajahnya serius sambil memandangi laptop di depannya dan jangan lupakan tangannya yang dengan cekatan menari di atas kertas. Dalam layar terlihat teman kerja Arsha yang Zulfa kenal bernama Vito. Mereka sedang terlibat pembicaraan serius.

Baru setelah Zulfa selesai dengan rutinitas di wajahnya, Arsha menutup latpop dan terkaget sendiri ketika melihat Zulfa sedang berkaca sambil memakai jilbab.

"Lah belum mandi kok udah ganti baju!" ujar Arsha dan hanya mendapat lirikan tajam tanda protes dari Zulfa.

"Emang udah mandi?" tanya Arsha lagi sambil tertawa.

"Hmm.." gumam Zulfa.

Arsha berdiri dan duduk di meja depan Zulfa untuk mengamati istrinya itu berdandan.

"Punyaku cantik banget sih!!" Arsha berbicara dengan gemas sambil menarik pipi Zulfa dan meninggalkan bekas merah.

Zulfa hanya protes lewat kerutan kening dan gumaman karena mulutnya sedang sibuk.

"Idih! Ngeri itu kalau tertelan gimana?" seru Arsha dengan ekspresi ngerinya ketika melihat Zulfa menggigit jarum pentul yang akan digunakan.

"Udah biasa! Insyaallah enggak, asal jangan sambil ghibah!" jawab Zulfa.

Arsha masih tampak ngeri tapi tetap percaya pada keahlian wanita berhijab. Skill menggigit jarum dan memakai jilbab tanpa kaca jangan diragukan lagi.

"Kenapa kalau wanita pakai jilbab, jarum digigit? Terus pas benerin jilbabnya sambil mangap, terus kalau udah bener, jilbabnya ditiup?" Arsha bertanya sambil mempraktekkan dengan jilbab Zulfa yang lain.

Jelas Zulfa tak bisa menyembunyikan tawanya melihat tingkah Arsha yang selalu di luar dugaan. Tapi kemudian tawanya berganti dengan wajah penuh selidik. "Kok kamu hafal banget kebiasaan wanita pakai jilbab? Cewek mana yang sering kamu amati?"

Giliran Arsha yang tertawa. "Yaaah.. Ketahuan deh! Cewek Semarang blasteran Bogor!"

Zulfa yang sudah selesai memakai jilbab langsung memukul lengan Arsha. "Dosa lho, dari dulu suka ngamati yang belum halal."

"Ya makanya aku mati-matian usaha bisa nikahin kamu, buat melebur dosa! Bayangin aja pegang tangan gini sekarang ada bunyinya krotok-krotok. Nah itu bunyi dosa yang berguguran." Arsha menjawab sambil menggenggam tangan Zulfa.

"Belum lagi kalau cium istri begini!" Dengan cepat Arsha mencium kedua pipi Zulfa bergantian. "Bunyi dosa yang berguguran tambah kenceng lagi!"

Zulfa hanya tertawa kemudian terkejut ketika tiba-tiba Arsha menariknya dalam pelukan. "Nah! Apalagi tambah pelukan gini, wah suara dosa yang gugur tambah heboh lagi."

Tawa Zulfa semakin nyaring, dia berharap apa yang Arsha katakan itu juga benar karena dirinya merasa banyak sekali dosanya.

"Apalagi kalau ditambah—" Arsha tidak jadi meneruskan ucapan genitnya karena Zulfa buru-buru menutup mulutnya dengan tangan.

"Urusannya sama Vito udah selesai?" Zulfa mengalihkan topik.

"Alhamdulillah udah. Kan mau ditinggal liburan!" jawab Arsha yang membuat Zulfa ikut lega pasalnya sejak semalam dia melihat Arsha serius dengan laptopnya sampai dia tidak tau Arsha tidur jam berapa karena dia sudah tidak kuat menemaninya lembur.

11. My Little GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang