32. Suntikan Semangat

3.1K 618 148
                                    

Tinggal berjauhan apalagi sudah sah memang pilihan berat bagi sebagian besar pasangan tak terkecuali Arsha dan Zulfa. Untuk pertama kalinya setelah menikah, dengan berat hati Arsha harus meninggalkan Zulfa untuk urusan pekerjaan ke luar kota bersama eyangnya, Yuda.

Sudah dua hari ini mereka berjauhan, Arsha sudah harus kembali sibuk dengan pekerjaan sementara Zulfa sibuk di rumah sakit. Dia membantu Sang Mertua untuk merawat Agung.

"Papa mau jeruk?" tanya Ralin ketika melihat Agung menunjuk buah yang ada di meja dengan tangannya yang masih sehat.

Agung hanya bisa mengangguk pelan karena masih kesulitan bicara. Dengan sigap Zulfa mengambilkan jeruk itu dan mengupaskannya. Namun dia tidak berani memberikan jeruk itu sendiri, memilih memberikannya pada Ralin agar mertuanya saja yang menyuapi Agung.

Selama beberapa hari di rawat, Ralin lah yang paling sering menjaga Agung karena yang lain sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Sebelumnya dia dibantu Arsha juga namun anak bungsunya itu sudah harus kembali bekerja.

Seusai selesai makan jeruk, Agung memberikan kode ingin tidur. Dengan penuh kasih sayang Ralin membenarkan letak selimut, meredupkan lampu dan menaikkan suhu AC kemudian mengajak Zulfa duduk agak jauh dari tempat tidur Agung.

"Besok Mama harus pergi ke Magelang, sudah janji sama keluarga Ahmad yang lain menghadiri acara haul. Mama boleh minta tolong?" ujar Ralin.

Zulfa mengangguk.

"Mama udah hubungi bude Lia, dia bisa jaga kakek sebentar pagi hari karena siang dia ada jadwal operasi tiga pasien sampai malam mungkin. Siangnya Reza bisa gantian jaga tapi sebentar juga karena masuk shift siang. Setelah itu nggak ada yang jaga kakek, papa dan Rey ada kerjaan juga, Shanum nggak mungkin ninggalin kembar di rumah. Tapi kalau kamu nggak enak hati jangan paksakan ya? Mama tidak masalah." terang Ralin dengan hati-hati. Sebenarnya dia juga tahu bagaimana perasaan menantunya itu.

Sejujurnya Zulfa juga tidak yakin Agung mau dijaga olehnya. "Memang tidak apa-apa, Ma, kalau Zulfa yang jaga Pak Agung?" tanyanya.

Ralin mencoba tersenyum. "Insyaallah, tapi kalau kamu udah nggak nyaman di sini, jangan dipaksakan!"

Zulfa mengangguk meskipun hatinya masih ragu. "insyaallah, Ma! Mas Arsha malam udah pulang kok. Zulfa nggak apa-apa kalau ada dia."

Akhirnya hari itu Ralin bisa sedikit tenang karena papanya sudah ada yang menjaga hingga dia pulang dari Magelang.

Keesokan harinya jadwal menjaga Agung berjalan sesuai rencana. Pagi hari Lia sudah di rumah sakit, baru jam sepuluh paginya dia bertukar jaga dengan Reza dan siangnya Zulfa benar-benar datang ke rumah sakit meskipun dengan hati ragu.

Perlahan Zulfa membuka pintu kamar sambil mengucap salam.

"Waalaikumussalam," jawab Reza.

Kecanggungan terjadi di antara mereka. Untung saja Zulfa berinisiatif mengajak Arum untuk menemani, setidaknya kehadiran gadis itu bisa sedikit mencairkan susana.

"Titip kakek sebentar, aku belum sholat." ujar Reza yang hanya diangguki oleh Zulfa.

Setelah Reza keluar, Zulfa dan Arum duduk di dekat Agung. Mereka berdua hanya saling pandang, terlalu bingung harus berbuat apa.

"Pak Agung mau minum?" tanya Zulfa setelah beberapa saat kemudian Agung bergerak, dia melirik ke arah nakas.

Agung tak menjawab, dia menatap Zulfa beberapa saat kemudian kembali memilih melihat atap kamar tanpa mengucapkan apapun.

"Aku tinggal nggak apa-apa kan? Kalau pasien sepi aku langsung pulang kesini lagi." ucap Reza setelah dia kembali.

"Om kerja yang tenang aja, biar aku temani Mbak Nani di sini jagain pak tua, eh pak agung!" sahut Arum yang langsung saja membuat Reza kesal karena panggilannya.

11. My Little GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang